Sebelum Pernikahan

410 63 3
                                    

Jaemin dan yangyang semakin hari menjadi semakin lebih dekat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama. Terkadang yangyang juga membantu pekerjaan jaemin mengurus proyek rahasia di apartemen miliknya.

Hubungan mereka belum memiliki status, namun sebagian besar orang melihatnya mereka mengira adalah sepasang kekasih. Terkadang jaemin juga sering mencuri kesempatan untuk mencium bibir candu milik yangyang. Satu-satunya halangan bagi jaemin hanyalah renjun. Sejak mereka dekat, renjun terlihat tak begitu menyukai jaemin. Bahkan sering memisahkan mereka. Mengingat hubungan mereka dimulai dengan banyak sekali kesalahpahaman.

"Malam ini menginap disini ya?"

"Tidak bisa na, aku sudah berjanji pada renjun akan pergi bersamanya".

"Aku bisa mengantarmu pulang pagi pagi sekali".

"Kau bangun saja jam 08.00 pagi. Itupun aku harus menelfonmu berulang kali agar bangun".

"Baiklah, tapi besok maen kesini lagi ya?"

Rayu jaemin dengan mata berbinar agar yangyang mau menurutinya. Jaemin bertingkah seperti anjing yang ingin di manja oleh pemiliknya.

"Mianhe, besok dan lusa aku tak bisa bertemu denganmu. Gege akan menikah. Jadi kami harus datang ke acara tersebut."

Wajah jaemin terlihat sedikit kecewa dengan jawaban yangyang. Melihat hal itu, yangyang langsung mencium pipi jaemin agar tak terlihat murung lagi. Dan cara itu selalu berhasil.

"Ayo cepat selesaikan pekerjaanmu. Bosmu akan marah jika kau tak segera mengerjakan". Perintah yangyang

"Tidak mungkin, kau tenang saja. Kan ada kamu yang akan membantuku mengerjakannya".

Senyum jaemin lebar menatap kedua mata yangyang.

"Baiklah aku akan membantumu lagi".

Jaemin bertepuk tangan saat akhirnya yangyang menyerah dan membantu nya. Yangyang mengira jaemin adalah salah satu pekerja kantoran sama sepertinya dulu. Jaemin juga sering tinggal di apartemen saat ingin berduaan dengan yangyang. Bagi yangyang, jaemin adalah orang yang hebat karena menjadi tulang punggung keluarganya. Bahkan dia juga merawat adiknya yang sering menghabiskan uangnya agar hidup adiknya terpenuhi.

"Selesai! Aku akan pulang sekarang"

"Cup...Gumawo domba kecil".
Ujar jaemin mencium bibir candu itu.

Awalnya hanya menempel saja. Tapi lama kelamaan ciumannya menjadi lebih dalam. Jaemin meraup bibir mungil itu agar masuk kedalam mulutnya. Yangyang tanpa sadar membuka akses agar lidahnya bergelut satu sama lain. Kegiatan mereka terhenti saat benda pipih yangyang bergetar dengan tulisan renjun tertera jelas disana. Dengan cepat yangyang langsung menekan tombol hijau.

"Ya injunie,....ahhhh"

Yangyang memukul jaemin saat dia menggigit leher panjang yangyang.

"Yak! Suara apa itu?"

"Tidak ada, tadi aku hanya tak sengaja kepentok meja".

Ucap yangyang sambil melotot kearah jaemin. Sedangkan pria itu tak peduli dan tiba-tiba memeluknya erat, kemudian menciumnya kembali.

"Aahhhh....."

"Yak! Jaemin sialan! Apa yang sedang kau lakukan!"

Teriak renjun sebelum jaemin memutus teleponnya secara sepihak.

Jaemin menuntaskan kegiatannya hingga yangyang kembali menepuk keras bahunya karena kehabisan oksigen. Jika sudah bersama yangyang, jaemin tak bisa menahan hasratnya untuk mencium dan menyentuh tubuh yangyang. Sedangkan yangyang, tentu saja tak bisa melawan kekuatan jaemin.

Na & LiuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang