Suara tangis terdengar saat jaemin menginjakkan kaki ke dalam sebuah rumah besar tersebut. Matanya sedang sibuk mencari seseorang yang sangat dia khawatirkan selama di perjalanan. Apakah orang itu baik-baik saja?
Rumah yang biasanya ramai dengan suara canda itu pun mendadak menjadi pilu saat dua jenazah terbaring kaku di hadapan keluarganya.
Jaemin tak menemukan orang itu, matanya masih sibuk mencari dan terus mencari. Hingga mendapat tepukan halus di pundaknya, membuat jaemin menengok ke arah sebelah kanan wajahnya.
"Renjun sedang menenangkan nya"
Itu adalah suara jeno, sahabat sekaligus pria yang menelfon nya beberapa kali.
Jeno membawa jaemin menemui seseorang yang sejak tadi dia cari. Dirinya kembali terkejut saat sang adik dan ayah nya berada di rumah yang sama dengan dirinya.
Tak berbeda dengan tamu yang lainnya, kedua keluarganya itu juga menangis pilu saat mendengar kejadian mendadak ini.
"Oppa"
Haechan menghampiri jaemin yang masih berdiri mematung.
"Hiks yangi hiks dia kehilangan dua orang sekaligus hiks"
Haechan mengadu kepada sang kakak seolah dia juga merasakan rasa kepedihan teramat dalam. Jaemin masih berdiri dengan kaki lemas. Kemudian dia pergi ke sebuah ruangan yang ditunjukkan jeno untuk menemui seseorang.
Wanita cantik itu terbaring di kasur dengan lemas. Di samping nya ada renjun yang tak henti-hentinya menangis hingga air mata nya tak mau keluar lagi. Jangan lupakan ibu dari renjun yang juga ikut menangis dan sibuk merawat keponakannya.
"Yangie...."
Renjun menatap tajam ke arah jaemin yang memanggil nama sepupunya.
Amarah renjun pun memuncak, sebuah tamparan keras renjun layangkan di sebelah pipi kanan jaemin.
"Ini semua karena mu! Hiks yangyang menderita karena mu! Kau sudah sukses menghancurkan hidup yangyang! Kau pria yang sangat kejam!"
"Brengsek! Jahat!"
Maki renjun tiada henti.
Jaemin tak tahu apa yang dikatakan renjun untuknya. Memang apa yang dilakukan jaemin? Kenapa renjun berbicara seperti itu? Apa ada hal lain yang jaemin tak tahu?
Tak hanya renjun, winwin juga ikut marah saat melihat wajah jaemin.
Winwin pun mengusir jaemin keluar dari ruangan tersebut. Jaemin benar-benar tak tahu apapun saat ini. Dan jeno datang membawa sebuah kabar yang sangat mengejutkan untuk jaemin.
"Kedua orang tuanya mengalami kecelakaan saat ingin menemui mu"
"Apa maksudmu?"
"Renjun bilang, kau mengirim pesan kepada kedua orang yangyang untuk membicarakan sesuatu hal yang penting. Dan kau meminta mereka untuk menemuinya. Bahkan kau juga mengancam akan menyebarkan video saat kalian sedang melakukan sex bersama saat itu".
Jaemin terkejut dengan ucapan jeno. Pesan apa yang dimaksud jeno? Dirinya saja tak tahu nomor kedua orang tua yangyang. Bagaimana bisa dia mengirim kan pesan untuk mereka. Pantas saja renjun dan ibunya marah kepadanya.
"Jen, lo tahu kan gue....."
"Tapi itu memang nomor lo jaem. Dan gue juga sudah memeriksa pesan tersebut. Itu dikirim melalui ponsel lo".
Deg.....
Jantung jaemin seketika bergetar. Dia tidak merasa mengirim sesuatu kepada siapapun hari ini. Apalagi yang berkaitan kepada kedua orang tua yangyang. Sepanjang hari dia hanya menemani sang kekasih berbelanja, makan dan bertemu dengan calon mertuanya.
Ah jaemin mengerti sekarang. Dia tahu siapa yang menyebabkan ini semua. Jaemin yakin 100% akan membalasnya berkali-kali lipat dari kepedihan wanita pujaan hatinya.
"Jen, apa kau percaya padaku?"
Jeno hanya terdiam, dia tak tahu apa yang saat ini terjadi. Jeno sendiri juga tak yakin bahwa jaemin yang mengirim pesan seperti itu kepada kedua orang tua yangyang. Padahal jeno sangat tahu bagaimana perasaan jaemin kepada yangyang.
Kembali sebuah tamparan keras jaemin dapatkan. Kali ini dari sang ayah, johnny.
Jaemin tak tahu kenapa ayahnya juga ikut marah atas hal yang tak jaemin lakukan. Tatapan johnny lebih ke arah kecewa berat. Kenapa putranya melakukan hal keji itu?
"Kau sudah meyakinkan ku untuk mengatakan bahwa kau bukan lagi anak ku!"
Bak petir menyambar di siang bolong. Johnny mengatakan hal yang membuat semua orang terkejut. Apa ayahnya juga percaya dengan hal bodoh itu?
"Daddy! Kenapa berbicara seperti itu?"
Haechan adalah salah satu orang yang berani menjawab ucapan johnny.
"Oppa tidak mungkin melakukan nya"
Lanjutnya sang adik yang masih setia membelanya.
"Kenapa tidak? Dia sangat mudah melakukan nya".
Sela yeri yang sejak tadi ikut memperhatikan mereka.
Yeri adalah cucu atau kakak tertua di keluarga Kim. Sejak tadi yeri menahan untuk tidak langsung menonjok wajah tampan pemuda bernama lengkap na jaemin tersebut.
"Bahkan orang yang kau anggap oppa itu telah berani menyakiti dan membohongi adik ku."
"Apa maksudmu?"
Tanya haechan yang sangat penasaran.
"Dia adalah seorang pembunuh!"
"Tidak! Jangan bicara sembarangan! Jaga ucapan mu!"
Haechan naik pitam ketika jaemin di tuduh seorang pembunuh oleh keluarga besar yangyang. Haechan tahu, saat ini mereka sedang berduka karena sepasang anak-menantu keluarga kim telah tiada. Tapi bukan berarti mereka bisa sembarangan menuduh jaemin sebagai pelakunya.
"Aku tidak berbicara sembarangan. Dia memang pembunuh. Dia bahkan sudah membunuh darah dagingnya sendiri!"
"Apa? Kau gila ya? Mana mungkin oppa melakukan.....Apa benar yang di katakan wanita ini, oppa?"
Haechan memberanikan diri untuk menanyakan langsung kepada sang kakak. Dirinya dibuat semakin penasaran karena jaemin sejak tadi hanya diam saja. Tak menyanggah apapun yang di katakan oleh yeri. Hal itu membuat haechan melemas seketika. Sebelum mark, menopang tubuh kurusnya.
"Oppa....."
"Maaf"
Satu kata yang lolos dari mulut jaemin hanya permintaan maaf saja. Hal itu membuat yangyang yang sejak tadi sudah terbangun dari pingsan nya menghampiri jaemin dan kembali menampar wajah tampan jaemin.
"Pergi! Pergi dari sini! Pergi!"
Yangyang menangis histeris di dampingi renjun yang berusaha menenangkan sepupu malang nya itu.
Yangyang juga memukul jaemin meski tak terlalu keras. Jaemin hanya diam saja menerima segala yang yangyang berikan.
"Kenapa? Hiks kenapa kau melakukan hal ini padaku hiks. Kenapa kau setega ini hiks"
Yangyang bersimpuh di hadapan jaemin. Wajah yang sebelumnya kembali ceria. Sekarang jauh lebih murung dari jaemin dapatkan untuk hari ini.
Jaemin pun pergi setelah mendapat usiran dari beberapa pihak yangyang yang menyalahkan dirinya. Satu-satunya orang yang mempercayai jaemin adalah jeno. Sejujurnya dokter tampan lee itu sedikit ragu. Tapi saat melihat yangyang marah, jeno pun berusaha bersikap positif dan menilai dari sudut pandang sahabatnya tersebut.
Dan acara pemakaman kedua orang tua yangyang dilaksanakan secara langsung.
"Eomma, Appa. Mianhe. Mian"
Lirih yangyang diatas tumpukan bunga.
Sedangkan jaemin hanya mampu memandang wajah cantik yangyang dari kejauhan.
Rasa sakit hatinya jauh lebih besar untuk membalas dendam kepada seseorang yang membuat yangyang seperti itu. Dan jaemin bersumpah akan membalasnya jauh lebih sakit dari apa yang yangyang rasakan saat ini.
"Akan ku habisi sendiri dengan tangan ku. Tunggu dan lihat saja, hina"
KAMU SEDANG MEMBACA
Na & Liu
FanfictionHello, This is my opini, kalau ada yang tak suka dengan shipper ini mohon jangan menjelekkan satu sama lain. Maafkan juga bila banyak typo nantinya🤭 Semoga kalian yang membaca ikut terhibur dengan cerita cerita yang saya buat. And thank you so muc...