Haechan

663 85 4
                                    


Ceklekkkk

"Yakkk! Na jaemin, dimana kau?" Teriak gadis cantik dengan muka yang marah.

Pria yang disebut na jaemin itu pun baru saja keluar dari ruang pribadinya. Diruangan jaemin tak hanya ada meja kerja dan peralatan lainnya. Namun juga ada kasur, lemari pakaian, dapur kecil dan bahkan kamar mandi yang sering ia gunakan jika malas pulang ke rumah.

"Wae? Ada apa?"

"Kenapa datang marah-marah?"

"Kau tidak tahu ini jam berapa, huh? Kau buat mark bekerja tanpa henti?"

"Beraninya kau mengganggu kencan makan siang ku dengannya".

"Kau tahu, aku sudah menunggu mark lebih dari dua jam di restaurant yang aku pesan." Oceh wanita cantik itu tak berhenti.

"Mwo? Jinja?"

"Seorang Na haechan mau menunggu?".

Mendengar jaemin menjawab omong kosong pun haechan langsung memukulnya dengan keras.

"Yakkkk! Sakit! Hentikan!"

Haechan seolah tuli, ia masih memukul jaemin dengan keras.

"Okkay Okkay mianhe"

"Aku akan menelfon mark kesini sekarang juga." Ucap jaemin yang sudah bersiap menelfon sekretarisnya.

"Sudahlah tak perlu, aku sudah tidak mood makan. Mana blackcard milikmu!".

"Bukankah kau sudah punya?"

"Gak usah banyak tanya, mana!".

Jaemin pun menyodorkan blackcard miliknya. Perlu diingat jika haechan mode marah ia akan lebih kejam dari pada jaemin.

"Aku akan menggunakannya dengan baik, oppa". Ucap haechan dengan senyum khasnya dan meninggalkan ruangan milik jaemin.

Jaemin awalnya tak peduli, tapi setelah haechan pergi ia baru sadar dengan perkataan adik kandungnya itu.

"Yakkk!!! Na Haechan!!! Jangan membeli sesuatu yang gila!!!" Teriak jaemin dari ruangannya.

Dulu awal kesuksesan jaemin, karena diejek orang dengan sebutan miskin yang tak pernah ke taman bermain. Haechan pun langsung membeli taman bermain tersebut menggunakan uang milik jaemin.

Jaemin yang melihat haechan menghabiskan uangnya pun hanya bisa pasrah dengan kelakuan ajaib adiknya itu. Tak hanya itu saja, jika ia sedang marah atau mood tak baik. Haechan dengan gilanya akan membeli sesuatu yang membuat ia senang, seperti bar, kafe bahkan pulau.

Jam sudah menunjukkan pukul 18.00 waktu setempat. Sudah waktunya bagi seluruh karyawan Na Twins Corp untuk pulang. Jaemin tidak terlalu sibuk hari ini, karena beberapa tugasnya ia berikan ke mark. Seperti melakukan wawancara kepada calon pegawai baru, bertemu klien penting dan menghadiri beberapa rapat di perusahaan.

"Mark, kajja mari kita pulang bersama". Ajak jaemin yang menghampiri ruangan mark.

Mark yang tak sadar pun mengecek jam yang ada di tangan kirinya. Ia lalu membereskan beberapa berkas yang belum selesai dikerjakan.

"Kajja"

Mereka mengendarai mobil milik jaemin dan tentu saja na jaemin yang menyetir. Ia sedikit prihatin dengan wajah tampan mark yang sedikit kusut. Diperjalanan pulang mereka sesekali mengobrol.

"Kenapa wajahmu seperti itu?" Ledek jaemin yang sudah tahu jawabannya masih nekat bertanya.

"Kau tahu? Aku sangat benci padamu"

"Aku cinta padamu"

"Aku benci benci benci padamu"

"Aku cinta cinta cinta padamu"

"Yakkk!!! Hentikan!!! Menjijikkan". Dan mereka berdua pun tertawa berbahak-bahak di dalam mobil.

Seketika suara handphone jaemin berbunyi, ada notifikasi pesan dengan kontak bernama "Dongsaeng Laknat❤"

"Oppa, banyak barang yang harus aku beli. Karena aku bingung jadi ku beli sekalian mall nya. Besok kirim pengacara untuk mengurusnya. Aku sayang jaemin oppa😘"

"Yakkk!!! Na haechan gila!!!"

Mark yang melihat isi pesannya pun hanya bisa tertawa berbahak-bahak. Sebelumnya haechan sudah memberi tahu mark bahwa akan menghukum jaemin seperti biasanya. Dan mark pun hanya bisa mendukung sang kekasih.

Sejujurnya ia juga sebal dengan perlakuan jaemin kepadanya. Tapi mark juga sadar bahwa jaemin adalah bosnya, terlebih jaemin terlalu bergantung pada mark.

"Makanya jangan berani merusak kencan kami. Terima akibatnya".

Jaemin pun hanya bisa pasrah. Bisa dipastikan dirumah nanti akan ada pertengkaran besar antara putra putri keluarga Na. Dan yang pasti Na haechan lah pemenangnya.

"Untung gue cuma mau beli mall, gimana coba kalau gue beli kantor baru buat mark oppa. Bisa lebih gila nanti kau na sialan jaemin". Monolog haechan yang baru saja keluar dari pusat perbelanjaan.

Untuk memperbaiki moodnya, haechan terbiasa menghabiskan uang milik sang kakak. Sebenarnya haechan dulu tak seperti ini, sejak saat itu ia merubah dirinya agar tak terlihat lemah dihadapan orang lain.

Na & LiuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang