Setelah yangyang sadar, renjun perlahan memberitahu keadaan yang sebenarnya. Yangyang sangat terkejut, ia tak tahu perihal kehamilannya. Dia juga tak kalah sedih mendengarnya. Bagaimana bisa ia tak tahu ada kehidupan lain di perut nya. Harusnya dia melindunginya apapun yang terjadi. Tak kuasa menahan rasa bersalah yangyang kembali tak sadar. Hal itu membuat renjun kembali menangis sedih.
Tak hanya renjun saja, jaemin dan jeno juga ikut khawatir dan sedih melihatnya.
"Kita beri yangie waktu lebih banyak. Aku yakin dia masih sangat terpukul atas kejadian ini."
Ucap jeno menghibur renjun kembali
"Makanlah, aku tahu sejak tadi kau sama sekali tak menyentuh makanan apapun".
"Aku tak lapar".
"Ren, jangan seperti ini. Kau harus makan agar bisa tetap sehat menjaga yangie. Jika kau ikut sakit, siapa yang akan menjaganya nanti, hmm?"
Mendengar ucapan jeno, mau tak mau renjun membuka kotak makan yang jeno bawa. Jeno dengan perlahan menyuapi renjun karena sejak tadi tubuhnya terasa lemas tak bertenaga.
"Kau juga makanlah jaem, aku juga membelikannya untukmu".
Jaemin hanya mengangguk mendengar perintah jeno. Hatinya masih sangat sakit melihat yangyang kembali tak sadar dan menangis di depannya.
Sampai malam hari, yangyang belum juga membuka kedua mata cantiknya.
Semua orang sangat khawatir, tapi jeno terus meyakinkan bahwa keadaan yangyang baik baik saja. Dia hanya mengalami kesedian yang mendalam. Dan perlu istirahat beberapa waktu untuk membuatnya lebih rileks. Renjun menyuruh jaemin untuk pulang, karena ini sudah sangat malam. Renjun juga tak hentinya mengucapkan terima kasih atas bantuan jaemin.
Jaemin sebenarnya enggan meninggalkan ruangan ini. Tapi jaemin sadar, dia bukan siapa siapa disini. Jaemin meminta ijin pada renjun agar besok diperbolehkan menjenguk yangyang kembali.
Dan memberitahu jaemin jika yangyang sudah sadar. Renjun dengan senang hati memperbolehkannya, menurutnya itu hanya bentuk rasa khawatir karena sudah menemukan keadaan yangyang seperti itu.
Jeno menemani renjun untuk menjaga yangyang. Awalnya renjun menolak, tapi jeno dengan keras kepalanya tetap menemani renjun. Alhasil renjun mengalah, ini sudah malam dan renjun sedikit lelah karena hampir seharian ini dia terus menerus menangis.
"Ren, aku minta maaf telah membuatmu terluka. Mark hyung sudah memberitahuku segalanya. Perasaanku padamu dari dulu tak pernah berubah. Aku pertama kali melihatmu sekitar 3 tahun yang lalu.
Dan aku langsung jatuh cinta padamu".
Renjun terkejut mendengar pengakuan jeno. Dia tak menyangka jeno sudah menyukainya selama ini.
"Selama itu, aku berusaha ingin selalu dekat denganmu. Tapi aku tak punya keberanian itu. Yang ku lakukan hanya melihatmu dari jauh dan membantumu semampuku. Saat aku mendengar mark hyung bercerita tentangmu dan yangie . Aku mencoba memberanikan diri untuk menyatakan perasaanku padamu.
Huang Renjun, aku menyukaimu, sangat menyukaimu. Aku tahu ini waktu yang kurang tepat, tapi maukah kau menjadi kekasih ku? Aku berjanji akan membuatmu bahagia".
Ucap jeno panjang lebar menatap kedua manik mata renjun.
Renjun seketika menegang dengan pernyataan jeno yang tiba-tiba. Sebenarnya renjun juga sadar bahwa jeno menyukainya sejak lama. Tapi dia tak menyangka bahwa selama itu jeno menyimpan perasaannya.
Renjun langsung memeluk erat tubuh jeno dan mencium kilat bibir tipisnya. Hal tersebut membuat jeno sedikit terkejut dengan perlakuan renjun.
Renjun membisikkan bahwa dia juga menyukai jeno. Tak sadar karena bahagianya, jeno sudah menangis begitu juga dengan renjun. Mereka menangis bahagia atas cinta mereka yang saling terbalaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Na & Liu
FanfictionHello, This is my opini, kalau ada yang tak suka dengan shipper ini mohon jangan menjelekkan satu sama lain. Maafkan juga bila banyak typo nantinya🤭 Semoga kalian yang membaca ikut terhibur dengan cerita cerita yang saya buat. And thank you so muc...