Menunggu

690 84 0
                                    


Matahari yang sudah diufuk barat menyinari dengan warna jingga menandakan hari sudah semakin sore. Yangyang menuju sebuah restaurant milik sepupunya berjalan dengan gontau tanpa semangat.

Hari ini cukup melelahkan bagi yangyang. Sejak pagi hingga sore hari ia lewati dengan berbagai macam kejadian. Dari yang wawancara aneh di perusahaan hingga mempergokki sepasang kasih sedang bercumbu. Tak hanya itu saja ia dibuat menunggu dengan hasil wawancara yang katanya akan diumumkan diakhir namun pada akhirnya akan di umumkan via email masing-masing.

Setelah berjalan dengan malas, ia tiba dengan baik di depan restaurant milik renjun.

"Tolong buatkan hotpot yang sangat pedas untukku" ucap yangyang kepada salah satu pegawai renjun.

Melihat yangyang yang duduk di bangku paling ujung, renjun pun menghampirinya. Ia sudah penasaran dengan hasil interview sang sepupu.

"Hei, bagaimana hasilnya?"

"...."

"Hei, katakan!"

"Huuuhhhh menyebalkan"

"Mwo? Apa kau melakukan kesalahan? Apa kau gagal? Apa pertanyaannya sulit? Apa banyak yang melamar?"

"Tidak apa-apa jika kau gagal. Kau bisa bekerja disini menggantikanku".

"Yakkk!!! Aku belum selesai bicara"

"Jadi apa kau diterima?"

"Belum, disana sangat menyebalkan. Kau tahu aku seharian menunggu hasil interview nya"

"Mereka bilang akan diumumkan diakhir menunggu peserta lain selesai. Tapi setelah menunggu lama, mereka mengatakan bahwa hasilnya akan di kirim ke email masing-masing"

"Bagaimana tidak menyebalkan jika seperti itu?"

"Aku seharian berdiri karena banyak pelamar yang sama-sama menunggu. Kaki ku jadi sakit". Keluh yangyang kepada renjun

"Utu utu utu kasian sekali. Jadi mereka bilang kapan akan mengirimnya?"

"Entahlah"

"Mungkin jam 19.00 nanti bisa juga lebih, mereka bilang direktur yang akan memilihnya langsung"

Renjun yang memakai jam tangan pun sedang memeriksanya. "Sekarang baru jam 18.00 jadi masih satu jam lagi. Kita tunggu saja sebentar".

Tak lama setelah itu makanan yang yangyang pesan pun tiba. Renjun menemani yangyang menghabiskan makanannya. Mereka berdua memiliki selera yang sama tentang makanan.

"Injunie, ini sudah hampir jam 20.00 tapi aku belum mendapatkan e-mail. Apa aku tak lolos?" Pasrah yangyang dengan putus asa

"Jangan pesimis, kau bilang mereka bisa saja terlambat mengirimkannya. Kita tunggu saja dulu"

"Kajja kita tunggu dirumah". Ucap renjun mengunci pintu restaurant miliknya.

Setelah menaiki bis hingga beberapa halte, akhirnya renjun dan yangyang sudah sampai ke apartment mereka.

Sudah hampir jam 22.00 yangyang pun belum mendapatkan balasan apapun. Mereka berdua bergadang hingga tengah malam. Karena sudah lelah badan dan pikiran, mereka berdua memutuskan untuk tidur saja.

Ditempat lain, disebuah mansion mewah bernuansa putih. Dua pria tampan sedang sibuk dengan beberapa kertas ditangan mereka.

"Ini semua gara-gara kamu. Jika saja kau mau datang langsung melakukan interview kepada pelamar, haechan tidak akan semarah ini padaku" gerutu mark sejak tadi.

Haechan dan mark berencana akan makan siang bersama di sebuah restaurant yang sudah haechan pesan. Karena interview calon pegawai baru membutuhkan waktu lama, mark lupa memberi tahu kepada haechan tentang hal itu. Al hasil haechan menunggu mark hingga dua jam. Padahal mark sangat tahu bahwa haechan tak suka menunggu sesuatu.

"Dia hanya tak mau bicara padamu. Tapi apa kau lihat? Dia menghabiskan uang ku dan menghajarku seperti ini" balas jaemin yang sedikit kesakitan karena pukulan haechan.

"Sudahlah, segera selesaikan ini. Kita sudah membuat mereka menunggu lama"

"Kau saja yang selesaikan ini, aku lelah" ucap jaemin meninggalkan mark sendirian di ruang keluarga.

"Yakkk!!!Dasar Na sialan jaemin. Aku akan mengadukan mu pada haechan" teriak mark yang tak bisa jaemin dengar.

Dengan mata menahan kantuk dan badan yang sangat lelah. Akhirnya mark bisa menyelesaikan semua nya hingga jam 02.00 dini hari. Ia bahkan ketiduran di ruang keluarga milik jaemin. Dari hampir 200 pelamar hanya 10 saja yang memenuhi standart menjadi pegawai Na Twins Corp.

Haechan yang terbangun, melihat ruang keluarga yang masih menyala pun menghampirinya. Betapa ia merasa kasian pada kekasihnya yang diperbudak oleh sang kakak. Ia pun membawakan bantal lembut dan selimut yang hangat untuk kekasihnya. Agar mark bisa tidur dengan nyaman.

"Kasihan sekali kamu babe. Kau sudah bekerja sangat keras. Tunggu saja aku akan membalas semua perbuatan oppa karena sudah memperlakukan kamu dengan buruk". Ucap haechan dengan mengelus rambut mark dan mencium dahinya sebelum pergi meninggalkannya.

Sejujurnya haechan sangat merindukan mark maupun jaemin. Semenjak ia datang kembali ke korea, mereka tak pernah ada waktu untuk haechan. Hingga ia merasa kedua laki-laki tersebut tak menyayanginya. Mark sangat sibuk dengan berbagai pekerjaannya di perusahaan sedangkan jaemin lebih sibuk bersama para wanita jalangnya.

Haechan tahu betul bahwa mark bekerja keras untuk membantu jaemin dan perusahaan milik ayahnya. Namun ia juga sedikit kecewa bahwa kenyataan mark lebih mementingkan pekerjaan dari pada dirinya.

Na & LiuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang