Di sebuh mansion mewah milik keluarga Na terlihat sepi. Bagaimana tidak? Rumah mewah itu hanya berisikan dua orang saja dan beberapa maid yang cukup terampil.
Malam ini sang tuan putri sedang menikmati makan malamnya seorang diri. Sebenarnya ia sangat benci akan hal itu, namun karena ia sedang merajuk kepada sang kakak. Mau tidak mau ia harus melakukannya.Sang putra dari keluarga Na datang setelah bekerja seharian di perusahaan.
"Tuan muda, sudah pulang?"
"Hmmm haechan dimana bi? Apa dia sudah makan malam?"
"Noona sedang makan malam di ruang makan. Apa tuan muda juga akan makan malam?"
"Ya tolong siapkan makanan untukku"
Jaemin pergi sebentar untuk membersihkan diri. Setelahnya ia langsung menyusul haechan untuk makan malam. Saat jaemin menghampiri haechan, justru sikap haechan malah sebaliknya.
"Bi, aku sudah selesai makan. Tolong bawakan teh hangat ke kamarku". Ucap haechan yang langsung pergi saat jaemin baru saja duduk di meja makan.
Haechan bahkan tak melirik sang kakak sedikitpun. Hal itu sedikit membuat jaemin sedih atas perlakuan adiknya. Sudah beberapa hari haechan memang mengabaikan jaemin. Haechan sangat marah pada jaemin karena beberapa kali sudah menggagalkan acara kencannya bersama dengan mark, sang kekasih.
Jaemin tentu saja tahu hal itu. Namun ia tak bisa berbohong bahwa ia juga butuh mark disampingnya. Memang itu sedikit jahat. Namun tanpa mark, mungkin perusahaan miliknya tak mungkin sebesar sekarang.
"Tuan muda, maaf saya ijin ke atas terlebih dahulu."
"Ya bi, berikan apapun yang haechan inginkan."
"Mianhe, channie." batinnya
Dan jaemin langsung menghabiskan makanan yang sudah disiapkan untuknya.
"Noona, ini teh hangat yang anda minta". Ucap pengasuh sekaligus koki dirumah ini
"Apa jaemin oppa makan dengan baik, bi?"
"Ya, tuan muda sedang makan. Sejak noona datang ke rumah ini, setiap hari tuan muda selalu sarapan dan makan malam dirumah."
"Dia juga jarang pergi bersama para kekasihnya. Bahkan sejak noona datang tuan muda selalu tidur di mansion ini."
"....."
"Non, apa sebaiknya kalian sudahi saja pertengkarannya?" Usul bibi yang sudah merawat mereka sejak kecil. Haechan masih tetap diam saja tanpa menjawab pertanyaan dari orang yang lebih tua tersebut.
"Besok adalah hari peringatan kematian Nyonya, apa kalian akan datang secara terpisah?"
"Jika nyonya tahu, beliau pasti akan sangat sedih". Keluh bibi nam dengan wajah sedihnya.
"......"
Tak ada jawaban apapun dari mulut haechan. Bibi yang sering dipanggil bibi Nam pun keluar dari kamar tuan putrinya.
Dulu mansion keluarga Na ini sangat berisik dengan ocehan-ocehan pertengkaran lucu pemiliknya. Namun sejak kepergian sang nyonya rumah. Mansion ini menjadi sangat sepi dan sunyi.
Tuan rumah, Na Jhonny memilih tinggal di kampung halamannya (amerika) sejak istri tercintanya meninggal. Ia sangat mencintai sang istri, hingga tak kuasa menahan air matanya jika memandang segala sesuatu yang pernah berhubungan dengan istrinya. Itu sebabnya ia memutuskan pergi dari korea. Namun jhonny tetap memantau segala aktivitas kedua putra putri dan juga perusahaannya.
Dulu jaemin dan haechan juga sangat dekat. Sejak kepergian sang ibu mereka jadi saling menjauh. Meskipun begitu mereka saling menyayangi satu sama lain. Haechan lebih memilih pergi ke amerika agar melupakan rasa sedihnya. Dan jaemin masih tetap bertahan di korea dengan bermain wanita untuk menghibur hatinya.
Berkat hubungannya dengan mark, haechan mau kembali lagi ke korea untuk menemani sang kakak. Bahkan sekarang sudah kembali seperti dulu, meskipun terkadang sering melakukan pertengkaran kecil hingga membuat mereka tak bertegur sapa seperti saat ini.
Tokk...Tokk...Tokk...
"Channie, boleh oppa masuk?"
Tak ada jawaban apapun dari dalam. Jaemin memutuskan untuk tetap masuk ke dalam kamar sang adik. Ia melihat haechan yang sudah tidur pulas. Tidak maksudnya pura-pura tidur pulas. Jaemin mendekati sang adik, mencium kening haechan sebagai ucapan selamat malam. Itu juga merupakan kebiasaan mereka sejak kecil.
"Haechannie, oppa tahu kau masih marah padaku."
"Mianhe". Ucap jaemin pelan.
"Oppa memang sangat egois pada mu. Tapi oppa juga butuh mark di perusahaan. Saat ini kami sedang mengejar proyek besar. Jadi kami benar-benar sibuk hingga melupakanmu."
"Maafkan oppa, aku janji setelah proyek ini selesai. Kau bisa menghabiskan waktumu dengan mark dan juga oppa".
"Kau tahu, oppa sangat menyayangimu. Aku akan melakukan apapun untukmu. Agar kau selalu bahagia seperti dulu."
Tanpa jaemin sadari, haechan sudah mengeluarkan air matanya. Sejujurnya ia juga tak tega melakukan hal ini pada sang kakak. Tapi jika tak melakukan protes seperti ini, jaemin akan terus menerus melimpahkan semua pekerjaannya pada mark dan asyik bermain dengan para jalang diluar sana.
Hal itu yang membuat haechan muak dengan kelakuan sang kakak. Ia lebih tak tega jika mark selalu menggantikan tugas-tugas yang harusnya dilakukan oleh jaemin.
"Selamat tidur haechannie. Oppa sangat menyayangimu". Ucap jaemin mencium kening haechan dan setelahnya keluar dari kamar sang adik pelan-pelan agar tak membuatnya terbangun
"Hiks haechan juga sayang sama jaemin oppa". Lirihnya.
"Maafkan haechan."
Dan setelahnya haechan menangis hingga tertidur. Sedangkan jaemin masih sibuk dengan pikirannya.
"Besok hari menyedihkan untuk ku".
"Apa aku harus pergi bersamanya kesana?". Pikir jaemin frustasi.
Besok adalah hari yang paling jaemin ingin hindari. Rasanya dia tak bisa tersenyum sepanjang waktu. Tapi jaemin ingin sesekali pergi bersama haechan kesana. Setelah beberapa tahun sejak kejadian itu, jaemin tak pernah datang menjenguknya.
"Apa kau disana juga merindukan kami, eomma?". Lirih jaemin sedih hingga tertidur saat membayangkan masa-masa indah keluarganya.
"🍁"
Bagaimana menurut kalian?
Aku harap kalian menyukainya🤍
#Jaemin
#Haechan
KAMU SEDANG MEMBACA
Na & Liu
FanfictionHello, This is my opini, kalau ada yang tak suka dengan shipper ini mohon jangan menjelekkan satu sama lain. Maafkan juga bila banyak typo nantinya🤭 Semoga kalian yang membaca ikut terhibur dengan cerita cerita yang saya buat. And thank you so muc...