Jaemin

393 56 0
                                    

Sudah beberapa hari hidup jaemin serasa tersiksa. Kalian sudah tahu bukan bahwa haechan yang akan membuat hidup jaemin seperti di penjara. Sekarang Ia sedikit menyesal memperbolehkan haechan memasuki kantornya.

Semenjak haechan menjadi sekretarisnya, ia bekerja selayaknya. Semua pekerjaan dikerjakannya seorang diri. Biasanya jika lelah dia akan meminta mark mengerjakannya. Tapi haechan melarangnya, mark hanya mengerjakan sesuai tupoksinya.

Biasanya saat frustasi jaemin akan leluasa memanggil para jalangnya untuk memuaskan hasratnya. Namun sudah beberapa hari ini ia tak mendapatkan satu ciuman mesra pun. Bahkan hina yang notabennya kekasih jaemin tak bisa memasuki ruangan direktur tersebut.

"Oppa, ini kopi untukmu".

Haechan datang membawakan kopi untuk sang kakak. Dia sangat bangga akan kinerja sang kakak. Haechan tahu sedikit demi sedikit ia pasti bisa merubah kebiasaan jaemin.

"Channie, bisakah oppa bertemu dengan hina sebentar?"

Jaemin mencoba memohon kepada haechan dengan tulus. Ia sudah tak tahan dengan perlakuan haechan. Itu sebabnya jaemin tak ingin haechan menjadi sekretaris nya. Tapi ia tak mungkin menyakiti hati haechan, karena ia sudah berjanji akan menuruti semua keinginannya.

"Tidak! Oppa kita sedang sibuk. Kita tak ada waktu untuk itu".

"Aku akan mengijinkan kalian bertemu saat akhir pekan saja. Aku sudah berbaik hati sedikit mengingat siapa hina itu".

Haechan pergi keluar dari ruangan direktur. Ia mengunjungi coffe shop untuk membeli beberapa kopi untuk teman-teman barunya.

"Oh noona, untuk apa noona datang kemari? Apa direktur butuh sesuatu?" Tanya jisung kepada haechan yang tiba-tiba berada di ruangan manager.

"Tidak ada, berikan ini untuk chenle. Bilang saja dari teman barunya". Balas haechan dengan tersenyum. Jisung sendiri sedikit bingung, bagaimana bisa chenle mengenal pemilik perusahaan ini? Dan terlebih teman? Mereka berteman? Sejak kapan?

"Baik noona, akan saya sampaikan."

"Oh ya jangan beritahu chenle tentang siapa diriku sebenarnya. Bilang saja aku hanya sekretaris direktur. Mengerti!"

"Ne, baik noona".

Haechan kemudian pergi ke ruangan team devisi utama. Ia sedikit takut, mengingat ini juga ruangan milik mark. Sudah beberapa hari mereka tak saling bertemu bahkan bertegur sapa. Dengan sedikit keberanian ia masuk dan mendapati mereka sedang mengadakan rapat kecil. Mark langsung menghentikannya dan memandang haechan. Untuk apa dia kemari? Apa jaemin butuh sesuatu? Atau haechan ingin bertemu dengannya?

"Maaf, aku tidak tahu kalian sedang sibuk. Aku akan kembali bekerja."

"Apa yang kau butuhkan?"

Haechan sedikit tersentak, ia sudah lama tak mendengar suara mark. Sejujurnya ia sangat rindu dengan mark. Ingin sekali memeluknya dan meminta maaf namun ia tak bisa melakukannya sekarang.

"Tidak, aku hanya ingin bertemu dengan yangyang. Maaf sudah mengganggu rapat kalian".

Mark sedikit terkejut, yangyang? Sejak kapan mereka saling kenal? Apa mereka berteman? Karena tak ingin membuatnya sedih mark meminta yangyang keluar sebentar untuk menemui haechan.

"Yak!! Apa yang kau lakukan, eoh?" Bisik yangyang agar tak terdengar oleh mark dan yang lain.

"Hehe mian, aku tak tahu kau sedang rapat".

"Tadi aku pergi ke coffe shop dan mengingat kalian. Jadi aku membeli strawberry latte untukmu. Minumlah, aku pergi dulu".

Yangyang tak jadi marah dengan haechan. Menurut yangyang teman barunya ini sedikit lebih aneh daripada chenle. Dia merusak rapat mark hanya karena ingin memberikan kopi? Apa yang dia pikirkan?

Kembali ke ruang direktur, haechan kembali memantau sang kakak melalui tablet miliknya. Ia sengaja menaruh cctv agar bisa memantau jaemin dengan baik. Tentu saja jaemin tak mengetahuinya. Ia diam-diam meminta hyunjin untuk melakukannya.

"Jika serius bekerja seperti ini, oppa terlihat sangat keren"

"Seperti appa dulu..."

Benar sekali, haechan dulu sering ikut johnny ke kantor. Jaemin seperti johnny saat masih muda, Mirip sekali. Haechan jadi teringat kenangan keluarga mereka. Awalnya jaemin ingin menjadi dokter bedah bersama jeno. Tapi ia urungkan karena ten ingin salah satu anaknya meneruskan perusahaan milik johnny. Sedangkan awalnya haechan mengambil kuliah bisnis di amerika, setelah mengetahui jaemin memegang perusahaan ia beralih ke dunia fashion sesuai dengan mimpinya.

Sekarang selain bekerja menjadi sekretaris, haechan juga diam-diam menjalankan butik miliknya secara diam-diam. Hanya satu orang yang tahu, yaitu taeyong.

"Arhhhhh aku sudah hampir gila jika terus menerus bekerja seperti ini".

"Tapi aku gak bisa membantah haechan. Mark ini semua karena mu!"

Frustasi jaemin saat ini. Sejak hubungan haechan dan mark renggang, jaemin satu-satunya yang menderita dari semua ini. Ia berharap mark bisa menjinakkan haechan kembali.

Jaemin menelfon seseorang karena benar-benar frustasi.

"Hallo"

"Mark, bisakah kau membantuku? Aku..."

"Aku sedang sibuk!" Tutup mark dengan sepihak

"Yakk!!! Berani-beraninya kau menutup telfon dari direktur mu! Kejam sekali kau!"

Jaemin semakin frustasi, dia menelfon seseorang agar bisa membantunya lepas dari pekerjaan seperti ini.

"Hallo"

"Hallo jen, lo bisa dateng ke kantor gue gak?"

"Tolongin gue jen"

"Kenapa? Haechan?" Jeno tahu semenjak ada haechan di kantor hidupnya jaemin akan menyedihkan.

"Gue stress banget sekarang, haechan menyuruh gue kerja seharian. Lo tahu sendiri kan, gue udah lama gak main."

"Please tolongin gue".

"Apa untungnya buat gue?"

"Gue akan kenalin lo ke jalang yang cantik"

"Tak tertarik"

"Okay, blackcard?"

"Gue juga punya"

"Udah ya gue tutup dulu. Penawaran lo gak menarik".

Jaemin berfikir dengan keras apa penawaran yang menggiurkan untuk jeno. Seketika dia ingat wanita yang menipunya di restaurant dulu. Jaemin dengar dari mark, jeno menyukai pemilik restaurant tersebut. Yang aslinya juga membuat jaemin tertarik juga. Dengan berat hati dia menawarkan bantuannya untuk jeno.

"Restaurant.... gue akan bantu lo deketin pemilik restaurant itu."

"Gue tahu lo suka sama pemilik restaurant itu kan? Gue akan bantu lo. Gue janji!"

Jeno yang mendengar jaemin ingin membantunya pun, mau tak mau juga membalas budi.

"Okay, tunggu gue 10 menit lagi.". Tutup jeno mengakhiri telfonnya

"Thanks jen, lo emang sahabat terbaik gue".

Tak berlangsung lama, jeno datang ke kantor jaemin dengan dalih mengajaknya makan siang. Haechan awalnya ingin ikut, tapi dia sudah terlanjur berjanji kepada dua teman barunya. Haechan dengan terpaksa mengijinkan jeno membawa jaemin makan siang.

Sebenarnya mereka tak sepenuhnya berbohong kepada haechan. Jeno memang ingin mengajak jaemin maka siang di restauran milik renjun. Karena sudah berjanji jaemin pun mengiyakan ajakan jeno.

Na & LiuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang