Yangyang

706 87 2
                                    


Sudah dua hari ini, yangyang selalu pulang larut. Bahkan ia harus bergadang dirumah untuk menyelesaikan beberapa pekerjaannya. Renjun yang melihat sang sepupu seperti itu pun sedikit khawatir. Namun yangyang selalu mengatakan bahwa ia baik-baik saja.

"Apa kau akan begadang lagi?" Tanya renjun menghampiri yangyang di kamarnya sekaligus membawakannya sesuatu.

"Mungkin, karena besok adalah deadline nya".

"Apa semua pekerja kantor melakukan hal ini?"

"Tidak sih, hanya saja aku mendapat tugas yang lebih karena direktur menyukai cara kerjaku."

"Lalu? Apa direktur mu tidak bekerja? Kenapa melimpahkan semua padamu?"

"Apa ini tidak keterlaluan? Kau akhir-akhir ini selalu mengerjakan semua pekerjaan yang sulit".

"Apa mereka membullymu?" Tanya renjun yang sedikit kesal kepada atasan yangyang.

"Hahaha tidak injunie, ini memang sudah pekerjaanku dan aku menyukainya. Jangan khawatir, aku memiliki banyak teman disana. Mereka semua sangat baik padaku". Bohongnya agar sang sepupu tidak khawatir.

"Baiklah, jangan tidur terlalu malam. Aku sudah menyiapkan susu hangat untukmu".

"Aku pergi dulu. Fighting!"

"Terima kasih injunie. Selamat malam."

Setelah kepergian renjun, yangyang langsung melanjutkan beberapa pekerjaannya. Memang benar otak yangyang encer, tapi ia juga merasa bahwa hanya dia yang bekerja.

Selama ini yangyang tak pernah bertemu dengan direktur secara langsung. Tapi mark selalu mengatakan bahwa direktur menyukai cara yangyang bekerja. Hingga beberapa pekerjaan yang harus direktur kerjakan dilimpahkan kepada yangyang.

Sejujurnya mark sedikit terbantu dengan kehadiran yangyang di team miliknya. Selain bisa membantu pekerjaan di team devisi utama, yangyang juga bisa membantu mark mengerjakan beberapa tugas yang harusnya jaemin kerjakan.

Sedangkan jaemin, tentu saja dia sibuk bermain dengan para jalang nya.

"Huh, bagaimana aku bisa menyelesaikan semua ini sendirian?"

"Mereka bahkan tak membantuku sama sekali. Apa aku harus menghubungi tuan lee saja ya?"

"Tapi ini sudah malam, apa mungkin tuan lee mau membalas pesanku?" Monolog yangyang yang sudah frustasi dengan pekerjaannya. Setelah dilema, akhirnya ia memberanikan diri menghubungi mark melalui panggilan teleponnya.

Tuutttt....Tuuttt....Tuuutttt

"Yeoboseyo"

"Mianhe tuan Lee, saya yangyang. Ada beberapa hal yang saya belum pahami mengenai proyek A."

"Oh nona Liu, kirimkan aku lewat email. Aku akan membantumu menyelesaikannya".

"Kenapa jam segini kau belum tidur? Apa kau begadang?"

"Aku hanya menyelesaikan tugas yang tuan Lee berikan. Tuan lee bilang besok deadline nya, jadi saya harus menyelesaikan malam ini".

"Apa itu proyek A?"

"Iya tuan lee"

"Aku akan membantumu mengerjakannya. Kirimkan padaku beberapa hal yang tidak bisa kamu pahami. Aku akan begadang bersamamu."

"Terima kasih atas bantuannya tuan lee, aku bisa menyelesaikannya sendiri. Maaf sudah mengganggu waktu anda".

"Tidak perlu sungkan, kirim saja padaku. Ini semua juga karena aku yang meminta kamu mengerjakannya".

"Maafkan aku nona liu. Setelah proyek ini selesai aku akan memberikan bonus dan juga hadiah untukmu".

"Tidak perlu tuan lee, ini juga memang sudah tugas saya."

"Tidak ini seharusnya tugas direktur, karena direktur sedang cuti harusnya aku yang mengerjakannya tapi aku malah melimpahkan semuanya padamu".

"Sekali lagi maafkan aku, yangyang~ssi"

Deg...hati yangyang berdetak sedikit lebih keras. Baru pertama kali ini mark memanggilnya dengan sebutan yangyang. Ia merasa sedikit lebih akrab dari hari ke hari.

"Anda tidak perlu minta maaf tuan lee, ini memang tugas saya. Terima kasih atas perhatian anda".

"Kirimkan saja padaku dan juga jangan terlalu formal padaku. Kau bisa memanggilku mark saja saat diluar kantor".

"Itu terlalu berlebihan tuan lee, anda sudah bersikap baik padaku saja. Saya sudah sangat berterima kasih".

"Tak apa, panggil saja mark atau oppa juga boleh. Kau sudah ku anggap seperti adik ku sendiri. Kirimkan segera berkasnya, aku akan membantumu mengerjakannya".

"Baiklah mark oppa, maaf sudah merepotkan. Aku akan menutup teleponnya. Selamat malam".

"Ne, selamat malam yangyangie"

Setelah mengakhiri panggilannya. Yangyang langsung mengirim beberapa berkas yang tak begitu ia pahami kepada mark lewat email. Sesuai janjinya, mark menemani yangyang begadang sampai pekerjaannya selesai. Sesekali mereka juga bertukar pesan selama mengerjakan proyek itu bersama.

Yangyang sangat senang, akhirnya mark mau membantunya mengerjakan hal yang sulit. Bahkan hubungan mereka berdua semakin dekat. Tak ada hal yang spesial bagi mark, namun hal tersebut membuat jantung Yangyang sedikit berdetak lebih cepat.

Yangyang sudah memutuskan bahwa tak akan menaruh hati pada mark dan hanya sebatas mengagumi saja. Namun berkat perhatian mark akhir-akhir ini, ia sedikit tergoyahkan akan hal tersebut. Dalam hatinya, ia tak ingin merusak hubungan asmara mark dan kekasihnya.

Mereka berdua mengerjakan proyek bersama hingga pukul 02.00. Mark menyuruh yangyang untuk segera istirahat agar besok tak datang terlambat ke kantor. Bahkan mark menawarkan akan menjemput yangyang di rumahnya. Namun dengan sopan yangyang menolak ajakannya.

Yangyang langsung membereskan semua pekerjaannya dan merapikan semuanya. Kini dia sudah siap untuk menjemput mimpi indahnya.

****
"Dia sangat hebat, aku tak salah menerimanya"

"Semua pekerjaannya sempurna, bahkan jaemin tak mungkin bisa membuatnya sampai sebagus ini. Aku sangat bangga padanya".

"Jika diperhatikan lebih dekat, dia juga sangat cantik dan senyumnya sangat ceria. Sepertinya aku pernah melihat senyum ini sebelumnya. Tapi dimana ya? Apa hanya mirip saja?". Monolog mark saat selesai membantu yangyang.

Setelah memuji pekerjaan yangyang, mark pun memutuskan untuk tidur agar besok tak terlambat bangun pagi ke kantor.

Na & LiuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang