Liu Yangyang

453 64 13
                                    

Tepat sebulan ini yangyang menjadi seorang pengangguran. Sebenarnya keluarga yangyang di jerman juga termasuk keluarga berada. Ayahnya seorang profesor dan ibunya seorang mantan dokter di jerman. Hanya saja yangyang ingin hidup mandiri tanpa bergantung kepada kedua orang tuanya.

Selama menjadi pengangguran yangyang membantu renjun mengelola restaurant milik sepupunya itu. Tidak membantu di urusan dapur, ia hanya membantu di bagian kasir atau sesekali melayani beberapa pelanggan. Sejujurnya ia sangat ingin bekerja lagi di sebuah perusahaan, namun mengingat semua perusahaan menolaknya ia mengurungkan keinginannya.

Siang ini, restaurant milik renjun semakin banyak pengunjung yang datang mengingat ini sudah waktunya untuk makan siang. Yangyang cukup menikmati kesehariannya berada di restaurant ini. Meskipun tak ahli dibidang memasak setidaknya bisa mengisi waktu luang yangyang.

"Selamat siang, silahkan duduk..... Oppa!"

"Hai Yangie, apa kabar?

Maaf aku baru bisa menemui mu sekarang".

Yangyang masih terkejut dengan kedatangan mark ke restaurant milik renjun. Sudah hampir sebulan lebih dia tak berinteraksi dengan nya. Yang yangyang tahu, mark masih bekerja di perusahaan NTC cabang canada entah sampai kapan. Itu berita yang chenle berikan padanya.

"Yangie..."

"Yangie..."

"Liu Yangyang!".

Dengan sedikit suara tinggi mark berhasil membuyarkan lamunan yangyang. Sebaliknya yangyang jadi sedikit canggung melihat mark setelah sekian lama.

"Ah, maaf oppa. Apa yang ingin di pesan?"

"Aku hanya ingin memesan hotpot saja. Tolong untuk porsi dua orang ya".

"Baiklah, tunggu sebentar. Silahkan oppa duduk disana". Balas yangyang mempersilahkan mark duduk di kursi kosong.

Setelah menunggu tak terlalu lama, pesenan mark datang bersamaan dengan sang adik yang tiba-tiba datang dengan nafas ngos-ngosan.

"Kenapa lu jen? Dikejar setan?"

Tanya mark dengan penasaran melihat sang adik dengan keringat bercucuran membasahi wajah tampannya.

"Tidak, aku pikir hyung bercanda mengajak ku makan siang disini. Hingga tadi aku sempat mengabaikan pesan mu".

Mark yang mendengar alasan tak mutu jeno pun tak peduli dan mencoba meniup makanannya dari sendok yang ia pegang.

Mark dan jeno makan dengan santai, sesekali jeno melirik sekitar berharap sang pujaan hati terlihat dimata indahnya.

"Wae? Kau mencari renjun?"

Peka mark terhadap Jeno yang masih sibuk mencari keberadaan sang pemilik resto ini tanpa mendengar ucapan mark.

"Renjunie, kau dimana? Aku sedang berada di restaurant milikmu sekarang".

"Baiklah, hati-hati".

Ucap mark berbicara dengan seseorang melalui telepon selulernya. Jeno yang mendengar pujaan hatinya disebut pun langsung menoleh ke arah sang kakak. Dengan antusias dia menunggu sang kakak menyelesaikan panggilan teleponnya.

"Apa yang dia katakan?"

"Dia sedang di butik mencari gaun pernikahan." Balas mark dengan ide jahil nya.

Mata jeno langsung melotot besar tak percaya ucapan sang kakak. Dan setelahnya mata hitam jeno memerah, ia hampir saja menangis sebelum yangyang datang membawa makanan penutup untuk mereka.

"Bukan renjun yang akan menikah, dokter lee tenang saja". Ucap yangyang dengan lembut.

Seketika membuat jeno tersenyum kembali mendengarnya. "Benarkah? Kau tak bohong?"

Na & LiuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang