Pagi ini haechan sudah bersiap-siap untuk datang ke pemakaman sang ibunda tercinta. Ia mengenakan dress hitam cantik selutut, membuatnya terkesan menjadi wanita cantik yang elegan. Haechan memang tak pernah absen datang di hari kematian nyonya Na. Bahkan saat ia sedang di amerika pun menyempatkan waktu datang ke korea tanpa sepengetahuan sang kakak.
"Nona, apa tak membangunkan tuan muda terlebih dahulu? Bibi rasa tuan muda masih tidur." Ucap bibi Na saat menemani haechan keluar dari kamar bersiap pergi.
"Dia bisa datang sendiri jika mau". Jawab haechan sedikit dingin dan melenggang menuruni tangga perlahan.
"Bi, tolong bilang pada paman kim untuk menyiapkan mobil untukku".
"Baik nona, saya akan....."
"Aku akan mengantar haechan".
"Kami hanya akan pergi berdua". Ucap jaemin yang tiba-tiba sudah berada di belakang haechan.
"Ayo pergi". Ajak jaemin dengan sedikit penegasan.
Haechan yang malas berdebat di pagi hari pun, mau tidak mau harus mengikuti perintah jaemin. Haechan langsung pergi menuju mobil milik jaemin yang sudah disiapkan paman kim. Haechan pergi tanpa memandang wajah sang kakak.
Tak ada pembicaraan selama diperjalanan. Haechan sibuk melihat jalanan sedangkan jaemin sedang fokus menyetir. Sesekali jaemin melihat sang adik, sejujurnya ia sangat rindu suara cempreng haechan.
Setelah cukup lama didalam mobil, mereka akhirnya tiba di pemakaman sang ibu. Haechan tak langsung turun dari mobil. Jaemin peka mungkin saja sang adik hanya ingin berbicara sendiri dengan sang ibu. Ia keluar terlebih dahulu.
"Bagaimana kabarmu, eomma?"
"Apa disana sangat nyaman? Kenapa tak pernah mengunjungi ku dalam mimpi?"
"Apa kau marah padaku, karena baru datang sekarang?"
"Apa eomma sekarang senang? putrimu sekarang sudah kembali." Oceh seorang na jaemin sendirian di depan makam nyonya Na.
"Aku sangat bahagia dia mau kembali ke rumah. Tapi eomma, aku selalu membuatnya sedih. Dia bahkan sudah berhari-hari tak ingin berbicara padaku."
"Hiks aku rindu keluarga kita hiks. Aku rindu eomma hiks. Kenapa eomma dulu menolong anak nakal ini hiks."
"Jika bukan karena ku, eomma pasti masih ada disini hiks. Mianhe eomma hiks". Ucap jaemin yang sudah tak kuasa menahan air matanya. Ini adalah air matanya sejak kepergian sang ibu. Jaemin tak pernah memperlihatkan sisi lemahnya kepada siapapun.
Tapi jika bersama keluarganya, ia akan menjatuhkan seluruh harga dirinya. Haechan yang melihat sang kakak dari mobil pun ikut menangis. Ia sangat tahu bahwa alasan jaemin tak pernah mengunjungi makam ibunya karena ia merasa bersalah atas kepergian sang ibu.
Nyonya Na meninggal saat perjalanan menjemput jaemin di sekolah. Saat itu Ten sedang tak enak badan. Ia dengan semangatnya datang ke sekolah jaemin dengan sisa tenaga yang ada.
Flashback
Saat itu ten sedang mengendarai mobil porche miliknya. Awalnya ia ingin menyuruh paman kim untuk menjemput jaemin di sekolah. Namun jaemin menolak, jika bukan ibunya yang menjemput maka dia akan pulang naik kendaraan umum saja.
Ten dan jhonny sangat menyayangi kedua anaknya. Mereka tak pernah membuat putra putrinya naik angkutan umum sekalipun. Baginya itu sangat berbahaya mengingat musuh-musuh jhonny cukup banyak.
Haechan saat itu masih smp, ia sudah pulang terlebih dahulu dijemput oleh sang ayah. Sedangkan jaemin sudah menginjak sma. Jaemin tak diperbolehkan mengendarai mobil sendiri. Meskipun sebenarnya ia sudah pandai mengendarainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Na & Liu
FanfictionHello, This is my opini, kalau ada yang tak suka dengan shipper ini mohon jangan menjelekkan satu sama lain. Maafkan juga bila banyak typo nantinya🤭 Semoga kalian yang membaca ikut terhibur dengan cerita cerita yang saya buat. And thank you so muc...