Butik II

364 60 12
                                    

Wanita berkulit tan itu berjalan menghampiri mereka. Tentu saja dia sudah tahu hanya dengan melihatnya. Ada keributan disini, di butik miliknya. Dan dia sudah menebak siapa biang keroknya.

"Ada masalah apa?"

"Bagaimana bisa kamu disini?" Tanya wanita itu sedikit gugup.

"Kenapa? Apa aku tak boleh disini?"

"Bukan...maksudku...bukankah kau sedang dirumah?".

"Itu bukan urusanmu. Jadi ada masalah apa disini?"

"Nona, maafkan saya. Saya membuat kesalahan". Ucap pegawai yang bersimpuh dibawah. Renjun tak bergeming, dia hanya diam saja menyaksikannya.

"Bangunlah...coba jelaskan padaku."

"Yak! Apa yang kau lakukan! Aku akan mengurus nya."

"Diam!"

"Katakan padaku apa yang terjadi?".

"Haechan~ah kau tak usah ikut campur. Aku akan mengurus pegawai sialan ini!"

"Diam lah! Bukankah aku menyuruhmu diam?"

Wanita itu langsung diam tak berucap, bahkan kekasihnya tak banyak membantunya. Masih sama saja, pria itu diam mendadak bisu. Seolah dia sedang memikirkan sesuatu.

"Maafkan saya nona, saya tidak sengaja menumpahkan kopi dibaju nona ini saat sedang bersih-bersih. Saya sudah minta maaf tapi nyonya ini meminta saya untuk memanggil anda."

"Tolong maafkan saya untuk keteledoran saya nona. Maafkan saya". Ucap pegawai itu dengan sesenggukan.

Wanita berkulit tan itu memahami apa yang sedang terjadi. Dia tak marah pada pegawainya, memang dia teledor tapi dia sudah minta maaf dengan tulus.

"Jadi apa yang ingin kau katakan saat bertemu dengan bosnya?" Tanya wanita berkulit tan itu kepada wanita cantik didepannya.

"Tentu saja aku akan membuat keluhan dan aku akan meminta bosnya untuk memecat pelayan sialan itu." Sarkas wanita itu.

"Itu hanya masalah kecil, kenapa kau membesarkan nya? Baju itu hanya kotor, cukup di cuci bersih saja akan kembali seperti semula".
Celetuk renjun yang jengah mendengar keluhan wanita itu.

"Yak! Jangan ikut campur!"

"Dia benar. Lagian baju yang kamu pakai itu bukan kamu yang beli. Jika kau sudah tak menyukainya tinggal buang saja". Balas wanita berkulit tan dengan sedikit sinis.

"Cepat panggil bosmu!" Teriak wanita itu tak mendengarkan lawan bicaranya.

"Aku ada disini". Semua orang terkejut mendengarnya kecuali para pegawai.

"Jangan bercanda, haechan~ah."

"Aku bilang cepat panggil kan bosmu sekarang!" Ulangi wanita itu.

"Aku tak bercanda, hina~yaa. Akulah bosnya disini, dan aku lah pemilik butik ini."

Tidak hanya wanita yang dipanggil hina saja yang membulatkan kedua matanya. Tapi pria disamping itu juga sama terkejutnya. Apalagi renjun yang sangat ngefans sama pemilik butik ini tak kalah terkejutnya. Ternyata pemilik butik ini masih sangat muda bahkan mungkin seusianya.

"Ini tidak lucu, jika kau bercanda Na Haechan". Ucap pria tampan dingin itu.

"Aku tidak sedang bercanda, butik ini memang milik ku. Oppa bisa tanya mereka jika tidak percaya".

Pria itu melihat dua pegawai yang berada tak jauh darinya. Seolah berkata bahwa wanita berkulit tan itu memang pemilik butik ini. Pria itu terlihat marah, tapi wanita tan itu justru lebih terlihat lebih marah terlihat pancaran di matanya.

Na & LiuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang