Jaemin POV

459 76 16
                                    

Jaemin berjalan di ruangan yang semuanya serba putih. Dia sedikit heran, kenapa dia bisa berada disana. Setiap melangkahkan kaki, sebuah kenangan berputar bak film yang menjadikan dirinya sebagai pemeran utamanya.

Jaemin memandanginya, kenangan saat dia masih kecil. Hubungan harmonis kedua orang tuanya. Masa kecil yang menyenangkan bersama haechan. Bermain kuda dengan jeno. Belajar naik sepeda dengan mark. Bahkan terluka saat dia belajar memasak. Semua kenangan indah itu berputar dengan rapi, membuat jaemin tersenyum lebar.

Kemudian saat dia melangkahkan kakinya kembali. Kenangan buruk tentang ibunya jelas masih teringat di ingatan jaemin.

"Mom, hiks mom"

Air mata jaemin kembali turun deras saat melihat ten meninggalkan dirinya.

Perubahan sikap keluarga jaemin saat musibah itu terjadi. Haechan nya yang ceria mendadak menjadi pendiam. Ayahnya yang suka bercanda menjadi murung. Bahkan saat ayahnya pergi meninggalkan mereka. Rasa kepedihan yang jaemin alami membuat sesak di dadanya.

Sampai saat dia bertemu yangyang, wanita yang sudah membuat hatinya berdetak kencang.

Kenangan bersama yangyang yang singkat namun menyenangkan itu juga berputar indah di hadapan jaemin. Senyumnya kembali saat melihat yangyang menatapnya dengan wajah yang ceria.

"Ayo kemari, kita harus berfoto"

"Yak! Berhenti memeluk ku"

"Kau harus cepat tidur, karena aku besok tidak akan membangunkan mu"

"Ta da! Renjun memberikan aku gelang yang sangat cantik"

Jaemin mendekati film itu, memandang yangyang yang terlihat bahagia saat bersama dengannya.

Saat jaemin mendekat, senyuman yangyang hilang. Putaran kembali saat yangyang menangis di hadapannya. Saat jaemin membuat luka untuknya.

"Sayang, kau sudah mengurus orang itu?"

"Jangan khawatir, bubu pasti akan membantu mu menyingkirkannya"

"Hiks injunie, bayiku hiks"

"Aku tidak mau melihatnya! Pergi!"

"Injunie hiks dia yang membuat ku seperti ini hiks dia membunuh bayi ku hiks"

"Ini semua salahmu! Kau hanya cemburu pada nya"

"Berhenti menyusahkan ku!"

"Berhenti menyakitinya, ini bukan salah nya. Kau bisa memukul ku sepuasnya"

"Oppa hiks ini bukan salah nona liu"

"Jangan menemui yangyang lagi!"

Bukan hanya yangyang yang marah dan menatap tajam jaemin saat ini. Membuat kepalanya kembali berdenyut nyeri. Dadanya terasa sesak dengan beban berat yang menghantam tepat di dada jaemin saat ini.

"Arghhhhhh"

Semua orang menyalahkan jaemin, semua orang menatapnya dengan buruk. Tatapan kebencian yangyang yang membuat jaemin semakin sesak.

Suara tangisan bayi terdengar keras hingga membuat jaemin kembali berdiri dan melangkah.

Jaemin melihat yangyang tersenyum dengan bayi di pangkuannya. Bayi itu memandang jaemin dari kejauhan, bayi kecil itu tersenyum senang seolah menanti kehadiran ayahnya untuk memeluknya.

Perlahan kaki jaemin mendekatinya, lama kelamaan bayi itu terlihat marah dan menangis dengan keras. Yangyang melihatnya, merutukinya dengan buruk.

"Pembunuh! Kau membunuh anak ku"

Na & LiuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang