Di hari pertama, yangyang sudah mendapatkan beberapa pekerjaan yang membuatnya pulang terlambat. Bahkan ia juga tak sempat makan siang. Bukan berarti dilarang oleh mark, namun yangyang lebih suka menyelesaikan suatu hal sampai selesai terlebih dahulu baru hal yang lainnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 20.00 malam. Yangyang tak sadar bahwa ia berada di ruangan itu sendiri. Ia mengecek telfon genggamnya miliknya dan banyak pesan dari renjun yang menunggunya pulang.
Tuuttt...Tuuttt...Tuuttt...
"Halo injunie"
"Yakk!!! Kenapa baru menelpon"
"Mianhe. Aku tak melihat pesan mu. Aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku."
"Aku pikir terjadi sesuatu padamu, yangie. Aku sangat khawatir."
"Maaf, aku akan segera pulang."
"Baiklah hati-hati dijalan. Cepat pulang, aku sudah membuat makan malam untuk kita"
"Ne, aku tutup dulu ya"
Yangyang segera membersihkan meja kerjanya yang berisikan beberapa tumpuk kertas. Ia langsung menuju ke lift untuk turun ke lantai bawah.
Lift terbuka, ia terkejut ternyata masih ada beberapa orang yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya juga. Tapi ia sedikit canggung, mengingat orang itu sepertinya salah satu petinggi di perusahaan ini dan mungkin bersama sekretarisnya atau kekasihnya pikirnya.
"Beb, apa malam ini kau akan menginap denganku?" Tanya gadis cantik dengan pakaian sedikit lebih minim
"Tidak untuk malam ini. Kau tau sekarang adik ku tinggal bersama ku. Aku tak mungkin meninggalkannya sendiri dirumah". Bohongnya
"Tapi jaem, kita sudah lama tak bersama. Aku merindukanmu, sayang.". Bisiknya pelan namun masih bisa di dengar oleh yangyang
"Kau harusnya tahu bagaimana sifat adik ku, bukan?"
"Kau kan dulu temannya, herin ssie"
"Ya aku tahu haechan sangat posesif padamu. Tapi kan kita sudah lama tak bersama, jaemin~ahh"
"Apa perlu kita beritahu haechan tentang hubungan kita?" Tanya gadis cantik yang bernama herin itu.
Jaemin yang seolah-olah sibuk berfikir pun tak sengaja melihat yangyang yang sejak tadi menunduk.
"Sudahlah, kita bicarakan masalah ini lain kali. Kau tak malu pembicaraan ini didengar orang lain?"Herin memandang yangyang yang sedang menatap ke depan. "Kau sih, kenapa tak pakai lift khusus saja". Gerutu herin
"Kajja, aku akan mengantarmu pulang". Ucap jaemin saat lift berhenti dilantai dasar. Ia menggandeng herin dengan salah satu tangannya melingkar di pinggang ramping wanita itu.
Setelah kepergian mereka, yangyang pun ikut pergi meninggalkan perusahaan itu. Ia langsung pergi ke halte yang tak jauh dari perusahan. Sejujurnya ia merasa tak enak saat berada di dalam lift yang ternyata bersama sepasang kekasih yang sedang bermesraan. Ia pun langsung menaiki bis agar cepat sampai dirumah.
Dirumah, renjun sedang mondar mandir seperti setrika pakaian. Ia sangat khawatir dengan sang sepupu yang belum sampai dirumah. Renjun beberapa kali menelfon yangyang namun tak ada balasan. Tak berselang lama pintu apartment nya berbunyi. Ia dengan cepat langsung menuju sumber suara.
"Aku pulang"
"Yakkk!!! Dasar anak nakal! Setidaknya beri tahu aku jika kau sedang lembur."
"Aku sangat khawatir padamu, bodoh!"
"Mianhe, aku sangat sibuk di hari pertama ku bekerja. Lain kali aku akan menghubungimu terlebih dahulu agar kau tak khawatir".
"Yasudah, mandilah. Aku akan menunggu mu di ruang makan".
Yangyang pun langsung naik ke kamarnya untuk membersihkan diri. Lima belas menit kemudian ia duduk bersama renjun untuk makan malam bersama.
"Bagaimana bisa di hari pertama, kau langsung bekerja sampai selarut ini?". Tanya renjun heran
"Aku di tempatkan di devisi utama. Disana berisi orang-orang yang dituntut untuk bekerja lebih keras dibanding devisi yang lain".
"Apa pekerjaannya berat?"
"Sangat berat, kami dibawah pengawasan langsung oleh direktur. Kepala bagian kami juga seorang wakil direktur."
"Apa lebih baik kau mengundurkan diri saja? Kau bisa mengurus restaurant milik ku dan aku akan fokus mengajar saja. Bagaimana?"
"Apa kau bodoh! Kau sendiri tahu bahwa aku tak pandai dalam urusan dapur, bagaimana bisa aku mengelola restaurant milikmu, huh?"
"Ini juga tak terlalu berat untukku. Dan aku menyukai pekerjaan ini. Ini memang melelahkan, tapi otakku masih bisa menahannya".
"Kau yang bilang sendiri bahwa otak ku tak jauh beda dari milikmu, bukan?". Ucap yangyang mencoba membuat renjun tak khawatir. Renjun sendiri masih diam menatap kedua manik mata sang sepupu.
"Kau tak perlu khawatir, injunie". Imbuhnya
Bagi yangyang, renjun adalah kakak sekaligus ibu saat ia jauh dari keluarganya. Itu sebabnya ia sangat menyayangi renjun. Bagi renjun, yangyang adalah anak kecil yang harus ia lindungi saat ini. Karena ia tahu sepupunya itu orang yang sangat ceroboh dalam hal apapun.
"Baiklah, ini sudah malam. Ayo kita tidur, aku tahu pasti kau sangat lelah hari ini". Ajak renjun untuk segera istirahat.
"Ya naiklah dulu. Aku akan mencuci piring ini sebentar".
"Baiklah. Segera tidur jika sudah selesai".
Dan renjun pun langsung pergi ke kamarnya. Sedangkan yangyang sedang sibuk mencuci piring bekas makan malam mereka. Mereka sudah membagi tugas masing-masing selama dirumah. Selelah apapun pekerjaannya, mereka tak pernah meninggalkan kewajibannya dirumah.
"Akhirnya selesai"
Yangyang memastikan semua rumah dalam keadaan bersih dan terkunci rapat sebelum ia tidur. Itu merupakan salah satu kebiasaan mereka.
Setelah semua sudah aman, ia langsung pergi ke kamar untuk mengistirahatkan badannya yang seharian ini sibuk berjalan kesana kemari.
"Hahh ternyata memang melelahkan".
Tanpa menunggu lama, yangyang langsung tertidur pulas. Begitu juga dengan renjun, mungkin saat ini dia sudah bermimpi bertemu dengan pangerannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Na & Liu
FanfictionHello, This is my opini, kalau ada yang tak suka dengan shipper ini mohon jangan menjelekkan satu sama lain. Maafkan juga bila banyak typo nantinya🤭 Semoga kalian yang membaca ikut terhibur dengan cerita cerita yang saya buat. And thank you so muc...