19. Hide?

16K 775 5
                                    

Happy Reading

--------------------------------

"Maaf,,, udah dari tadi ? " Ucap Qyura kepada Elvan yang sudah duduk di kursi teras rumahnya.

"Baru bangun?" Bukannya menjawab, lontaran pertanyaan dia berikan.

"Iya,, hehe. Masuk dulu yuk. Ee, tapi lewat pintu samping, yang itu dikunci dari dalam pintunya. " Dia melenggang lebih dulu, dan membuka pintu yang menghubungkannya langsung ke ruang keluarga.

Netra Elvan memandang aneh gadis nya, tanpa kata dia mengikuti masuk kedalam rumah.

"Mm,, kamu tunggu di atas aja. Aku mau buka tirai depan dulu. " Titah Qyura.

Dia sangat ingat belum membereskan barang-barang yang dilempar nya tadi malam.

Bukannya tak ingin memberi tahu, hanya saja dia berfikir mungkin itu hanya orang iseng saja.

"Udah cepet ih,,, nanti kamu pegel lama-lama berdiri kayak patung gitu. " Dorongnya ke arah tangga.

Melihat Elvan yang sudah menaiki tangga, dia berlari ke arah dapur lalu mengambil kantong plastik, dan dibawanya ke ruang tamu.

Dia terdiam melihat kotak yang dilempar nya tadi malam. Tangannya kembali bergetar, walaupun tak separah tadi malam.

Tapi mengingat ada Elvan di rumahnya, dengan segera dia melapisi tangannya dengan plastik dan mengambil bangkai tikus yang berlumuran darah dan sudah agak mengering tersebut, lalu memasukkan kembali kedalam kotak.

Dengan kernyitan jijik, dia membuang kotak tersebut ke tong sampah yang ada di depan rumahnya.

"Duduk."

Qyura yang baru sampai dihadapan Elvan, dengan patuh mendudukan dirinya di samping pria tersebut.

Rumahnya memang tidak begitu besar, di lantai atas pun hanya terdapat tiga kamar dan sedikit sisa ruang yang dijadikan tempat untuk bersantai atau bermain jika teman-temannya datang.

"Kamu lagi dapet? "

Pertanyaan tiba-tiba tersebut sontak membuat Qyura sedikit terkejut.

Ada apa Elvan menanyakan hal yang sedikit privasi ? dia jadi merasakan secuil rasa takut.

"E-enggak,, kenapa? "

Tatapan Elvan mengarah ke piyama abu polos yang dipakai Qyura.

"Baju kamu ada darahnya. "

Deg

Qyura mengikuti arah dagu yang ditunjukkan Elvan.

Shit

Jelas sekali itu bukan darah haid, karna dia baru selesai beberapa hari lalu. Dan mana ada darah haid sampai ke baju bagian perutnya. Bentuknya pun bukan rembesan, tapi seperti cipratan dan itu bukan hanya satu. Di celana piyama pendek nya pun sama, tapi tidak sebanyak yang ada di bajunya.

Sepertinya itu dari dari bangkai tikus yang ia lempar semalam. Karna noda tersebut sudah mengering. Dan bodohnya dia tidak menyadari.

Pandangan yang tadi menunduk kini terangkat, dia menatap Elvan yang juga sedang menatapnya.

Tapi, entah perasaannya atau memang nyata, tatapan Elvan terlihat tajam dan dingin. Berbeda dengan saat bertemu tadi di depan rumah. Walaupun datar tapi tetap ada kehangatan di matanya.

"Oh, ini. Semalam aku mainin cat di rumah Citra dan nggak sengaja keciprat mungkin. " Jelasnya berusaha terlihat sesantai mungkin.

Netra Elvan menelisik wajah gadis dihadapannya, kemudian mengangguk.

Silent and Alone ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang