Elvan sampai di bandara Haneda Internasional Tokyo saat hari sudah menjelang pagi. Setelah 7 jam lebih mengudara, dia langsung menyuruh sopir yang sudah di siapkan oleh Roni untuk menuju kediaman yang selalu di pakai papahnya jika sedang perjalanan bisnis di negara itu.
Kesabaran pria itu sepertinya benar-benar sedang di uji, jarak dari bandara ke tempat papahnya cukup memakan waktu. Kepalanya sudah berisik memikirkan hal yang akan dilakukan kepada gadisnya.
Jika gadisnya tidak mau dibawa pulang ke Indonesia, dia bersumpah akan menyeretnya ke negara lain. Supaya gadisnya itu bergantung dengan dirinya.
Belum sepenuhnya mobil yang dinaikin nya terparkir, Elvan sudah turun dari sana. Langkah lebarnya memasuki bangunan rumah di hadapannya yang dijaga oleh dua orang pria berbadan tegap di pintu masuk. Mereka menunduk hormat yang di abaikan oleh Elvan.
Tatapan nya begitu tajam, rahang mengeras dan aura yang begitu suram.
" Where is my papa? " Tanyanya kepada pelayan yang kaget dengan kehadiran nya.
" Master is in the back garden. " Jawabnya dengan menunduk hormat.
Tanpa bertanya letak tempat itu, Elvan kembali melangkahkan kakinya.
Di pintu masuk taman, dapat dilihat lelaki paruh baya itu sedang duduk santai dengan ipad di genggaman nya. Di belakangnya berdiri dua pelayan yang siap melayani permintaan nya.
" Pah!! " Panggilnya dengan cukup keras, menghampiri pria paruh baya itu yang menatap santai kedatangannya.
" Hai. " Sapa nya menyambut kedatangan Elvan.
" Dimana Qyura? " Tanya Elvan to the point.
" Qyura? " Ulang Pria paruh baya itu dengan alis terangkat.
" Iya. Dimana gadisku??!! Papah yang bawa dia dari mansion. Papah ngapain ikut campur urusan Elvan?! " Ucapnya dengan nada sedikit tinggi.
" Calm dude. " Dia mengibaskan tangannya, menyuruh pelayan yang ada di sana untuk pergi dan membiarkan mereka berbicara berdua.
" Cepet! Dimana papah sembunyiin dia?! " Ucap Elvan tak sabaran.
Kesabarannya sudah di ubun-ubun dan hampir menguap.
" Papah tidak tau, kenapa tanya papah ?? " Acuhnya.
" Jangan bohong!! Papah yang bawa dia dari mansion. "
" Hm, papah memang membawanya, tapi kami berpisah setelah itu. "
" Bohong!! Aku liat sendiri dari CCTV kalo papah bawa Qyura hingga naik pesawat. "
" Terserah jika tidak percaya. " Ketus Pria paruh baya itu.
" Lagian kamu ngapain masih cari dia? Urus wanita yang mengandung bayi kamu itu. "
" Dia bukan anak aku pah!! "
" Bagaimana bisa kamu tau kalo itu bukan anak kamu?! Kalian sudah melakukan having sex beberapa kali. Masih mau nyela?? " Sentak papahnya Elvan.
Elvan mengusap kasar wajahnya, dia kesini untuk mencari wanitanya, bukan untuk berdebat dengan papahnya.
" Itu bukan salah Elvan. Dari awal aku udah suruh Giana buat minum obat setelah kita selesai. Tapi dia gak nurut. Berarti itu salah dia. " Bantah nya tak terima.
" Ternyata kamu bisa sebrengsek ini Elvan. Papah gak habis pikir, Qyura gak pantas buat kamu. Dia terlalu baik dan akan sial jika bersama kamu. "Cecarnya.
" Aku gak peduli omong kosong papah. Sekarang kasih tau aku, dimana dia!! "
" Cari sendiri. Kalo pun ketemu, dia gak akan sudi sama kamu. " Acuh pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent and Alone ( Tamat )
Teen Fiction"Pulang sekarang atau saya yang akan jemput kamu kesana !!!" Ucapnya dibalik telpon dengan suara rendah dan tenang. "Kenapa dia bisa tau gue nggak dirumah, fuck,,fuck,,fuck,,!!" Gerutunya pelan kepada orang di sebrang telpon. "Saya dengar, baby!!" U...