" Sebelum kita pergi, aku mau kasih seuatu untuk Elvan. Apa boleh? " Tanya gadis yang kini bersandar di dada pria yang memeluk nya dari samping.
Tidak mendapatkan jawaban apapun dan merasakan usapan di kepalanya berhenti, dia kembali membuka suara.
" Untuk yang terakhir kali, aku juga tidak akan menemuinya dengan terang-terangan. "
" Mas. " Panggil nya saat pria itu pergi meninggalkan nya tanpa sepatah kata apapun.
Qyura menghela nafas pelan, dia ikut bangun dari sofa dan menyusul pria itu yang seperti nya marah.
Salah nya juga, setelah berbulan bersembunyi dari orang-orang Elvan. Sekarang dirinya ingin menemuinya tanpa di minta. Anggap saja tindakan nya itu bodoh.
Gadis dengan rambut sebahu berwarna coklat itu masuk ke dalam kamar yang tadi di masuki pria itu. Tatapan nya mengedar menelusuri ruangan itu yang kosong sampai tatapan nya terhenti di balkon.
" Kalo mas gak ijinin, aku gak akan ngebantah. " Gumam Qyura berdiri disamping pria yang kini memainkan handphone nya.
" Tadinya, aku hanya ingin menyampai kan pesan supaya Elvan menghentikan pencarian nya dan menegaskan jika kita selesai. " Lanjut nya.
" Bersiaplah, mas temani. Kita pergi sekarang. " Balas pria itu akhirnya buka suara.
" Mas serius? "
Netra tajam pria pria itu menatap Qyura dengan tatapan tak terbaca.
" Hanya 5 menit waktu kamu menemui nya. "
" Itu lebih dari cukup, terimakasih. " Gumam Qyura melemparkan senyum tipis nya.
Tubuhnya berdandar di pembatas balkon saat pria itu membawa tubuhnya untuk di peluk. Tangan nya terangkat dan membalas pelukan pria itu, mengusap punggung tegap dan kekar nya dengan pelan.
" Terimakasih karena telah menolong ku. " Gumam Qyura mendongakkan kepalanya menatap wajah pria itu.
" Hmm. Lupakan itu. Sekarang kamu hanya perlu mengingat jika kamu sudah menjadi milik mas. "
"Ya, i'm yours. " Balas Qyura.
Tangan gadis itu meremas pelan kemeja yang dikenakan pria itu saat sebuah ciuman dalam mendarat di bibir nya. Matanya terpejam merasakan lumatan lembut dan memabukkan yang di Terima nya.
" Mphh. " Lengkuhan pelan keluar ketika pria itu membelit kan lidah mereka dan menghisap nya.
Setelah beberapa menit yang panjang, barulah ciuman itu terlepas saat Qyura merasakan nafas nya yang sesak.
" Manis. "
Qyura merasa merinding mendengar suara serak dalam di susul oleh kecupan ringan di bibir nya itu.
" Ayo, kita pergi sekarang. "
Qyura memakai kacamata hitam nya, kemudian memakai topi di kepalanya.
" Dia sedang ada pertemuan di sini.Ingat, waktu kamu hanya 5 menit. " Tegas pria itu.
Qyura menarik nafas pelan, dia mengangguk mengerti. Netranya menatap suasana restoran di depan nya yang cukup ramai di hari menjelang sore itu.
Meninggalkan mobil hitam yang dinaiki nya, kaki nya yang di balut sepatu putih melangkah memasuki restoran itu dengan tenang. Dari balik kacamata nya, matanya mengedar menatap sekitar itu untuk mencari pria yang menjadi tujuan nya datang kesana.
Tatapan nya jatuh ke meja pojok yang dimana terdapat pria yang kini sudah berdiri dan berjabat tangan dengan rekan nya. Sepertinya mereka sudah selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent and Alone ( Tamat )
Teen Fiction"Pulang sekarang atau saya yang akan jemput kamu kesana !!!" Ucapnya dibalik telpon dengan suara rendah dan tenang. "Kenapa dia bisa tau gue nggak dirumah, fuck,,fuck,,fuck,,!!" Gerutunya pelan kepada orang di sebrang telpon. "Saya dengar, baby!!" U...