36. Almost

10.4K 552 48
                                    

Happy Reading

________

Btw,, harusnya ini udah di upload pas idul fitri kemarin. Tapi yak udahlah yak, aku sedikit males soalnya. 1930 kata, read it casually.

______________


Ujung sepatu milik Qyura menendang-nendang pelan kerikil di bawahnya. Sekolah sudah bubar 25 menit yang lalu, namun jemputan nya belum datang.

"Tau gini, gue lebih bebas bawa kendaraan sendiri."

",,Kalo bisa. "

"Elvan kemana sih??! Kalo gak mau jemput setidaknya kasih kabar kek, bukan susah di hubungi gini. Giliran gue pulang sama yang lain, marah. "

Awan yang mulai mendung membuatnya gusar. Dia tak mau terjebak hujan di halte sekolah, sendirian lagi.

" Apa gue nunggu di cafe aja? Iya deh, daripada sendiri di sini. "

Tak jauh dari halte itu memang ada cafe yang banyak dikunjungi oleh teman-teman sekolahnya.

Kepala Qyura melihat kanan kiri sebelum menyebrang, dirasa tak ada kendaraan yang berlalu lalang, dia mulai berjalan.

"Qyura!! Qyura, lari!!"

Langkahnya terhenti mendengar teriakan itu, dia hendak menoleh keasal suara, namun bola matanya membulat melihat sebuah mobil hitam yang melaju kencang ke arahnya.

Otak nya terkoneksi langsung untuk segera lari dari tempatnya, tapi kakinya seakan sulit untuk digerakkan.

Teriakan dibelakangnya yang menyuruh untuk lari terdengar semakin keras, mobil pun semakin melaju ke arahnya. Qyura yang panik segera berlari ke bahu jalan, walaupun langkahnya terasa berat karna lututnya yang seakan lemas.

Brukk

"Qyura!!! "

Untuk sejenak dia merasakan terlempar, kedua matanya terpejam, siap untuk merasakan rasa sakit yang akan dirasanya.

Duk

Tubuhnya menghantam trotoar dan sedikit terguling setelah hantaman itu.

"aishhh siall!! "

Dengan keadaan sangat sadar, Qyura tak ada niatan untuk bangun ataupun membuka mata. Otaknya masih memproses terhadap apa yang dialaminya.

Sampai suara beberapa orang di sekelilingnya membuat dia menyingkirkan tangannya yang menutupi kedua mata.

" Qyura, astaga!! " Ucap salah seorang diantara kerumunan, Dia membantu Qyura supaya terduduk.

Beberapa orang melemparkan pertanyaan yang bersifat jauh dari pertanyaan rasa simpati tanpa melihat keadaan gadis itu. Lebih ke hanya menuntaskan rasa kepo.

"Saya nggak papa kok, " Ucap Qyura kepada orang-orang itu. Sebelah tangannya memegang pelipisnya, merasa risih dikerumuni oleh mereka.

" Sepertinya teman saya harus segera dibawa ke rumah sakit, sebaiknya bapak sama ibu kembali ke aktivitas masing-masing, terimakasih atas simpatinya. " Usir halus orang yang sejak tadi berada disamping Qyura, dia peka terhadap ketidaknyamanan gadis itu.

Tak membutuhkan waktu lama untuk orang-orang tersebut pergi, apalagi langit yang mulai sedikit turun air hujan.

" Terima kasih, Teo" Ucap Qyura ketika mereka tinggal berdua.

Silent and Alone ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang