63. tersangka

7.8K 352 29
                                    

Menjelang sore, Elvan yang sudah selesai mengadakan pertemuan dengan klien keluar dari restoran. Di ikuti oleh Roni yang menemani nya tentu saja.

" Oh Mr. Elvan, kebetulan sekali kita bertemu disini. " Seruan itu sukses menghentikan langkah Elvan yang akan masuk kedalam mobil.

" Sebelum nya saya ragu jika ini anda, ternyata benar. Beberapa bulan menghilang, anda kembali dengan penampilan yang cukup mengejutkan. " Kekeh nya.

" Ada perlu apa Mr. Arav. Jika tidak penting kami harus pergi karena masih ada urusan lain. " Ucap Roni menyela.

" Tidak begitu penting, hanya ingin mengucapkan terimakasih karena berkat kemunduran perusahaan kalian. Perusahaan ku maju pesat. " Kekeh nya dengan angkuh.

Elvan berdecak, mengabaikan pria itu dan berbalik badan.

" Kehilangan perempuan ternyata membuat Anda semenderita ini. "

" Apa maksud mu? " Tanya Elvan dengan nada datar saat gadis nya di singgung.

Dia rasa, yang tahu hilangnya Qyura hanya keluarga dan teman-temannya. Bagaimana pria ini tahu.

" Tidak bermaksud apa-apa, hanya mengatakan fakta. Aku tidak menyangka jika kehilangan wanita cukup membuat mu terpuruk. "

" Bagaiaman kau tahu? Kau pelaku nya? " Tuding Elvan mendorong bahu pria itu ke samping mobil.

" Etss, slow dude. Aku tahu karena orang-orang mu sangat mencolok mencari keberadaan gadis itu. " Kekeh nya.

"Katakan, dimana gadis ku!!! " Tekan Elvan emosi.

" Tuan. " Seru Roni berusaha menghentikan Elvan yang tampak emosi.

" Kau yang menyembunyikan nya kan? " Tekan nya dengan mata melotot dan tangan yang mencekik leher pria itu.

" Apa maksud mu? Aku tidak tahu menahu. " Decak Arav dengan tatapan jengah.

" KATAKAN!! " emosi Elvan semakin memuncak, beberapa pengunjung menatap tertarik kesana.

" Tuan. Sudah, jangan membuat keributan. " Tahan Roni menarik pria itu.

Arav tampak tenang dan membiarkan Elvan yang mencengkram kemeja nya hingga hampir mencekik nya.

" Sialan. Saya tidak akan segan menghabisimu jika benar kamu ada sangkut paut nya. " Tekan Elvan dengan ancaman, kemudian dia melepas kasar cengkraman nya dan masuk ke dalam mobil.

" Saya minta maaf. " Ucap Roni kemudian buru buru masuk kedalam mobil itu.

Arav mendengus dan mengusap kasar kemeja nya yang berantakan, dia menatap kepergian mobil itu yang kini menjauh.

" Cari tahu, apakah Arav ada sangkut paut nya. Tidak mungkin dia tau begitu saja. " Ucap Elvan dengan rahang mengeras dan tatapan tajam nya.

" Baik tuan. " Balas Roni patuh.

Saat akan memasuki ruangan nya, pintu itu sudah lebih dulu terbuka. Memperlihat kan pria patuh baya yang kini tersenyum kecil menatap nya.

" Ngapain paosh kesini? "

" Salah jika papah ingin melihat keadaan mu ? " Tanya pria itu dengan sarkas. Dia kembali berbalik dan duduk di sofa yang ada di ruangan itu.

” papah akan kembali  ke Amerika. "

" Tumben ngasih tau? " Balas Elvan acuh.

" Hanya ingin melihat jika kamu sudah benar-benar kembali ke perusahaan. "

" Fokuslah dulu untuk kembali memajukan perusahaan. Jangan terlalu memikirkan kepergian gadis itu, dia pasti baik-baik saja. "

" Pencarian yang kamu lakukan juga akan sia-sia, dia tidak akan mau bertemu kamu jika pun sudah di temukan. "

Dari balik meja kerjanya, Elvan menatap tajam pria yang merupakan ayah nya itu.

" Jika saat itu papah tidak membantunya keluar, semua ini tidak akan terjadi. "

" Jangan melemparkan kesalahan, semua ini terjadi karena ulah kamu sendiri. " Tutur pria itu tenang.

" Ingat, sekeras apapun kamu mencari Qyura sekarang. Dia tidak akan mau kembali, dia sudah memilih jalan nya. " Ucap Pria paruh baya itu dengan senyum kecil yang tak terlihat oleh putra nya itu.

" Papah tau sesuatu? " Tanya Elvan menghentikan langkah Rajendra yang sudah berbalik.

Tanpa menjawab, pria itu kembali melangkah dan meninggalkan ruangan putra nya itu.

Elvan terdiam. Dari awal, rasa curiga nya tak pernah lepas dari papah nya itu. Pria itu pasti tau sesuatu namun hanya bungkam.

" Arhghh sialan!! Kemana sebenarnya. " Teriak nya frustasi, mengusap kasar rambut panjang nya.

Semua penjuru kota sudah dia cari, bahkan dia menyuruh orang nya untuk memeriksa penerbangan ataupun statasiun. Memastikan nama gadis nya terdaftar atau tidak. Namun hasil nya nihil.

" Ara. " Gumam nya dengan lirih, dia memejamkan matanya membayangkan wajah gadis nya yang begitu melekat di ingatan nya.

Sejak hilang nya Qyura pola makan Elvan langsung berantakan  pria itu hanya makan satu atau dua suap, setelah itu selesai. Membuat tubuh tegap nya itu menyusut.

ditambah konsumsi alkohol yang sering di lakukan nya mengacaukan kesehatan tubuh nya. Tidak ada yang berani menegur dengan keras. Roni hanya mampu mencegah, namun dia tidak bisa berbuat lebih. Mengingat tuan nya yang keras kepala dan juga mudah marah jika keinginan nya di usik.

Seperti sekarang ini, malam kedua dia masuk kantor dia memilih kembali menginap di kantor. Pakaian dan keperluan lain nya memang ada di sana, mengingat jika pria itu punya kamar pribadi. Jadi tidak perlu repot.

Jika pulang ke mansion, jarak nya cukup jauh dan dia tidak ingin lelah dengan itu. Dan jika kembali ke apartemen, yang ada dirinya akan gila karena selalu merasa kan kehadiran Qyura di samping nya. Nyatanya hanya halusinasi nya saja.

Elvan meneguk vodka dengan pelan dari gelas yang di pegang nya. Tatapan nya menatao luruh ke layar gedung yang memperlihatkan Kerkap kerlip bangunan di luar sana.

" Kita belum sempat liburan bersama. " Gumam nya dengan pelan.

" Jika nanti kamu pulang, aku akan membawamu liburan mengelilingi berbagai negara baby. " Lirih nya.

" Pasti akan terasa menyenangkan. " Kekeh nya dengan pelan

" Kembalilah. "

" Aku tidak bisa jika kamu pergi seperti ini. "

" Aku membutuhkan mu baby. "

Elvan meminum habis vodka di dalam gelas itu, kemudian memejamkan matanya.

" Aku akan menuruti semua keinginan mu. Kamu ingin kuliah? Aku akan mengijinkan nya, asal kamu disamping ku. "

Elvan yang teroejsm langsung duduk menegak saat menyadari ucapan nya.

" Kuliah ? " Gumam nya.

Gadis nya ingin sekali kuliah. Satu minggu lagi perkuliahan akan di buka kembali setelah libur semester. Mahasiswa baru ataupun lama akan masuk. Elvan yakin Qyura pasti daftar.

Dia mengeluarkan handphone nya dengan cepat dan menghubungi nomor Roni.

" Halo? "

" Iya tuan. Butuh bantuan apa? "

"Kau sudah mengecek kampus-kampus disini? " Tanya nya.

" Kampus? Untuk apa ? " Tanya Roni tak mengerti.

" Mencari keberadaan gadis ku tentu saja!!. " Sentak nya.

" Oh itu, belum tuan. Kami tidak sampai mengecek kampus karena kemungkinan nya kecil. "

" Lagipula nona belum waktunya masuk kampus. " Lanjut pria itu.

" Sekarang, cari kampus negeri maupun swasta yang menerima gadis ku. " Titah Elvan tegas.

" Iya tuan. " Balas Roni dengan suara melemah.

" Besok siang aku ingin dapat datanya. " Putus Elvan dan mematikan sepihak panggilan itu.


Silent and Alone ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang