22. plan

16.4K 796 10
                                    

Happy Reading

##########


Mobil sport hitam tersebut keluar dari area apart, membelah jalanan malam yang tidak terlalu ramai.

"Besok aku mulai ada pelajaran tambahan, jadi bakal pulang telat. " Beritahu Qyura.

Elvan yang sedang menyetir menganggukkan kepala, "selesai jam berapa? "

"Sekitar jam 5 sore, mungkin. "

"Aku usahain jemput. Karna besok aku ada beberapa rapat di tempat yang berbeda. Kemungkinan akan memakan waktu. Tapi aku usahain. "

Menjadi kekasih dari orang yang sudah mapan memang enak. Ingin apapun selalu dibelikan, tidak banyak pertengkaran, karna pasti ada yang mengalah.

Hanya saja, resikonya harus siap ditinggalkan karna pekerjaan sehingga jarang bertemu.

Qyura memiringkan posisi duduknya ke arah Elvan.

"Sebaiknya kamu selesain dulu pekerjaan kamu. Untuk besok jangan jemput aku, aku juga pengen bawa motor. " Ucapnya hati-hati.

Semakin kesini Elvan semakin protektif kepadanya, dia selalu membatasi Qyura membawa motor. Paling kalo sembunyi-sembunyi baru bisa.

Alasannya tak jauh dari, dia takut gadisnya tersebut kenapa-napa di jalan.

Kesal tentu, tapi dia mengerti kekhawatiran pria tersebut, dan memilih mengalah.

"Nope. Kamu tau, aku takut kamu kenapa-napa." Melihat gadis di sampingnya.

"Janji nggak akan kenapa-napa. " Ucap Qyura.

Kepala Elvan menggeleng, menolak permintaan gadisnya.

"Nanti kamu kecapean kalo harus jemput aku. Aku gak mau ngerepotin kamu, selama ini aku udah terlalu banyak bikin kamu repot. "

Elvan menepikan mobilnya di pinggir jalan yang hanya ada beberapa kendaraan yang lewat, dia mengahadap gadisnya dan menggenggam kedua tangannya.

"Listen, kamu itu prioritas aku. Sudah seharusnya aku melakukan itu."

Ucapan sederhana, namun mampu menghadirkan beribu kupu-kupu di perut Qyura, serta kehangatan yang menjalar di hati dan rona merah yang timbul di permukaan pipinya.

"I know, tapi kamu juga harus jaga kesehatan kamu. Kalo kamu sakit, siapa yang bakal jaga aku? Atau aku cari cowok lain aja? " Godanya di akhir.

Elvan membawa kedua tangan Qyura dan mengecupnya.

"Jangan harap. Bukannya ngejaga, orang itu akan mati lebih dulu. " Seringai nya.

Mulut Qyura terkatup rapat, ucapan Elvan terdengar candaan dan ancaman. Dan mampu membuatnya merinding.

"Ahaha, yakali mati duluan. " Diiringi tawa kakunya.

"Jadi, besok kamu gak perlu jemput aku okey? " Dengan senyum manisnya.

"Okey, untuk besok aku gak jemput kamu. "

Mendengar itu Qyura menggigit bibir bawahnya, menahan senyum yang akan terbit.

Dia menatap Elvan yang masih mengecupi punggung tangannya.

"Tapi kamu dijemput sopir. " Lanjutnya.

Qyura mendatarkan ekspresinya.

"Sama aja boong. Aku kan pengen bawa motor. " Rengeknnya.

Aneh, disaat cewe lain ingin pulang pergi menggunakan mobil, gadisnya malah memilih ingin menggunkan motor yang tentunya harus merasakan sengatan panas matahari.

Silent and Alone ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang