Puluhan kendaraan yang memadati jalanan raya kini sudah tertinggal, Qyura memelankan laju motornya ketika sudah memasuki sebuah perkampungan dengan plang 'selamat datang'.
Kiri kanan jalanan yang di lewati nya merupakan pohon-pohon dan rumput liar. Tidak ada gedung tinggi ataupun perumahan.
Setelah melewati plang tadi, 500 meter kemudian dia mulai melihat rumah warga yang lampunya sudah menyala namun tak ada seorang lain yang keluar. Semakin dalam rumah warga semakin terlihat.
Dibalik helm nya, gadis itu menghela nafas lega saat sudah melewati jalanan tanpa rumah sebelumnya.
Berbelok sedikit dari jalanan, dia memasuki pekarangan rumah orang dan masuk ke jalan kecil sampingnya. Tampaklah bangunan rumah sederhana yang terbuat dari tembok namun belum di cat, dibalik rumah sebelumnya.
Qyura segera mematikan motornya karna deruman nya terlalu keras di suasana sepi itu, kemudian membuka helm yang di pakainya. Dia meregangkan jari-jari tangannya yang terasa sangat pegal dan lumayan kebas karna berjam-jam membawa motor.
" Akhirnya nyampe juga. " gumamnya dalam hati.
" Nyari siapa ?? " Suara itu berhasil membuat Qyura tersentak kaget, dia menolehkan kepalanya ke belakang, kemudian tersenyum lebar.
" Paman,, " Panggilnya, dengan segera dia turun dari motor dan menghampiri orang yang di panggilnya paman itu yang berdiri di pintu dapur nya.
" Loh,, Kila?? Kamu Kila kan ?? " Ucapnya,
" Iya Ini Kila, paman apa kabar? " Ucapnya membenarkan dan mengulurkan tangannya ke hadapan pria itu untuk salam.
" Paman baik, kamu kesini sama siapa ?? Abang kamu ?? " Tanyanya.
Gadis itu menggeleng pelan, " Aku sendiri, abang masih kuliah. " Jawabnya.
" Sendiri?? Astaga!! Bahaya itu,, mana udah malem, kenapa gak ada yang ngasih tau paman kalo kamu mau kesini?? "
Qyura terkekeh pelan, " Aku nggak ngehubungin siapapun buat kesini, ini terbilang mendadak. "
" Nekat banget kamu, yaudah sekarang masuk kedalem yuk. Kamu pasti capek. "Ajaknya.
" Makasih paman, tapi aku mau nginep di rumah nenek aja. Kangen sama nenek soalnya. " Kekeh Qyura di akhir.
Hanya alasan, dia tak enak hati jika tinggal bersama pamannya, takut merepotkan bibi nya. Dia memiliki 3 orang anak yang masih kecil-kecil, takutnya mengganggu, apalagi kondisinya sudah malam, mereka pasti sudah beristirahat.
" Yaudah, ayo paman antar, " Ajaknya.
Qyura tak membantah dan membiarkan, padahal tak perlu di antar pun dia tidak apa, karena rumah neneknya di depan mata mereka. Rumah paman dan neneknya itu bersebelahan namun rumah pamannya membelakangi.
" Nek?? Udah tidur belum?? Buka dulu pintu nya. " Panggil paman nya.
Menunggu pintu rumah itu di buka, Qyura membuka sepatu yang membalut kakinya.
" Aya naon nandi? " Ucap Neneknya yang sudah membuka pintu.
Nandi, nama pamannya, dan nenek Qyura menggunakan bahasa Sunda, bahasa yang merupakan bahasa daerah nya.
" Ini Nek, ada Kila ke sini. " Beritahu nya.
" Kila. Siapa? " Tanyanya.
" Kila cucu Nenek, nih. "
Qyura menampakkan wajahnya saat pamannya itu bergeser.
" Yaampun Cu, kamu kesini? Sama siapa? Masuk dulu masuk, " Ucapnya dan menarik tangan Qyura ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent and Alone ( Tamat )
Fiksi Remaja"Pulang sekarang atau saya yang akan jemput kamu kesana !!!" Ucapnya dibalik telpon dengan suara rendah dan tenang. "Kenapa dia bisa tau gue nggak dirumah, fuck,,fuck,,fuck,,!!" Gerutunya pelan kepada orang di sebrang telpon. "Saya dengar, baby!!" U...