Happy reading
---------------
"Hubungi aku kalo udah selesai. "
Qyura membalikkan tubuhnya kembali ketika akan keluar dari mobil.
"Iya. Tapi kayaknya aku pulang sama Bianca. "
Elvan memandang tajam gadisnya, "kalo gitu aku temenin. "
"Van, come on. Kita udah sepakat tadi. Udah yak, aku udah ditungguin. Kamu pulang aja. " Melas Qyura.
Dengan amat terpaksa Elvan mengiyakan, seharusnya memang ia tak menghalangi lagi karna mereka sudah membuat kesepakatan sebelumnya. Tapi tetap saja dia tak rela membiarkan gadisnya bermain bersama temannya.
"Telpon aku kalo ada apa-apa. " Pesannya.
Cup
Dia mengecup kening Qyura sebelum gadisnya tersebut keluar. Sudah menjadi rutinitas, gadisnya pun tak menolak atau protes.
Kaki Qyura memasuki pusat perbelanjaan ketika mobil yang dikendarai oleh Elvan sudah pergi.
Langkahnya sedikit cepat untuk segera sampai ketempat dimana Bianca menunggunya. Dia sedikit khawatir dengan keadaan Bianca yang menunggunya sendirian.
Bianca itu dari keluarga terpandang dan anak seorang pebisnis, yang sudah pasti menjadi incaran musuh-musuh yang tidak suka terhadap keluarganya.
Kalo Bianca bisa melindungi dirinya sendiri, Qyura tak perlu cemas. Tapi ini? Dia saja masih polos dan kekanak-kanakkan. Memudahkan bagi orang yang ingin menjahatinya.
Walaupun keluarganya selalu menempatkan puluhan bodyguar dari jauh maupun dekat, dan posisi dia yang berada di keramaian, itu tak menjamin keselamatannya.
Bruk
"Eh,,"
Terjangan pelukan tanpa aba-aba tersebut membuat Qyura mundur beberapa langkah. Beruntung dia masih bisa menyeimbangkan tubuhnya, kalo tidak, mereka pasti akan terjerembab di lantai dan menjadi tontonan yang memalukan.
"Bian!! Jangan gitu. " Peringat seseorang dibelakang Bianca.
"Hehe,, abisnya Bianca kangen sama Yura. " Balasnya dengan cengengesan.
"Iya, tapi kasian temen kamunya. Lain kali jangan gitu."
"Gak janji. " Dibalas dengan dengusan orang tersebut.
"Yura,, maaf. Bian nganggetin Yura. " Sedihnya.
Qyura yang tadi terdiam karna terkejut kini tersadar, dan membalas pelukan temannya.
"Gak papa kok. Tapi, lain kali gak boleh gitu. Gimana kalo tadi kita jatuh? Kan bahaya." Nasehatnya.
Bian tampak mengangguk dalam pelukan Qyura.
Ekhem
"Papah berisik! " Ketus Yura yang kini sudah melepaskan pelukannya dan memandang sinis orang dibelakangnya, Juandra-papahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent and Alone ( Tamat )
Teen Fiction"Pulang sekarang atau saya yang akan jemput kamu kesana !!!" Ucapnya dibalik telpon dengan suara rendah dan tenang. "Kenapa dia bisa tau gue nggak dirumah, fuck,,fuck,,fuck,,!!" Gerutunya pelan kepada orang di sebrang telpon. "Saya dengar, baby!!" U...