Happy Reading
__________
"Buka kuncinya El, aku harus masuk sekolah. " Ucapnya sabar menghadapi pria itu.Bel masuk beberapa menit lagi akan mendatang, dan pria itu hobby sekali mengurungnya. Mobil nya dikunci secara otomatis olehnya, jadi Qyura tidak bisa keluar. Tidak cukupkah perlakuannya sejak kemarin??
"Kamu temenin aku kerja aja yuk,, gak usah sekolah. Aku gak rela jauh dari kamu. "
Qyura menghirup napas dalam, tangannya menyugar kebelakang rambutnya yang terurai. Dia menatap pria di sampingnya itu, " Jangan gini El, kita punya aktivitas masing-masing. Gak bisa terus-terusan buat selalu bareng. "
Senyum kecut terpatri di bibir gadis itu, " Cukup kemarin kamu buat aku gak masuk sekolah. Aku gak mau dapet masalah menjelang kelulusan nanti. "
" Ayolah by, lagian gak sekolah pun gak akan ngerubah cinta aku ke kamu. Buat apa juga cape-cape sekolah, setelah kita nikah nanti tugas kamu nanti cukup disamping aku dan temenin aku. "
"Kalo jodoh gue nggap papa, tinggal ngabisin duit punya lo. Lah kalo nggak? Jadi apa gue nanti? " Tentu Qyura hanya bisa mengatakan itu di hatinya.
Berhubungan dengan orang berpendidikan yang memiliki pemikiran modern dan matang pasti akan membawa dampak bagus juga bagi pasangannya.
Tapi ternyata tidak semuanya, ketika orang berpendidikan mengenal cinta, mereka seakan lupa dengan gelar berpendidikan mereka. Buktinya Elvan.
Tangannya terangkat, mengelus rahang pria itu. Tatapan teduh dan senyum manis dia berikan. Membuat pria itu terpaku untuk beberapa saat dan memejamkan matanya menikmati perlakuan gadisnya.
"Gak boleh bicara seperti itu, walaupun aku nanti akan selalu dampingin kamu, tapi pendidikan itu penting. Gimana nanti aku mau ajarin anak-anak aku kalo akunya aja nggak tamat SMA? " Perkataan yang keluar dari mulut Qyura membuat Elvan membuka matanya kembali.
" Nanti mereka malu, masa ibunya nggak tamat SMA, sedangkan ayahnya seorang CEO dan berpendidikan tinggi. " Lanjutnya.
"No baby, mereka nggak akan malu. Mereka malah akan sangat bersyukur punya ibu sesempurna kamu. " Bantah nya, dia memegang tangan Qyura yang berada di rahangnya dan mengecupnya.
"Tetap saja, apalagi di keadaan modern kayak gini, pendidikan menjadi tolak ukur. Kamu mau aku di hujat orang gara-gara pendidikan kita yang berbeda jauh? Okey, mungkin bagi kamu nggak masalah. Tapi bagaimana dengan aku? Aku nggak akan sekuat itu nerima cercaan mereka. "
"Sekarang, buka kuncinya. Aku harus segera keluar. " Dan dengan berat hati Elvan menuruti perintah gadisnya.
Cup
"Okey. Ingat! Jangan dekat-dekat dengan pria manapun. "
Mata Qyura terpejam mendapat kecupan hangat di keningnya, berbanding terbalik dengan nada pria itu yang dingin dan datar.
Berhasil keluar dari mobil itu, langkahnya terayun memasuki area sekolah dengan senyum sedikit miring di bibirnya.
Kenapa nggak dari awal gue pake cara seperti itu.
Cara ampuh meluluhkan Elvan adalah membuat pria itu terhanyut dengan kelembutan yang diterimanya. Maka tak membutuhkan waktu lama untuk membuat pria itu menurut.
"Qyura!! "
Langkah gadis itu tertahan mendengar panggilan salah seorang guru yang bertugas piket bersama anak-anak OSIS di gerbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent and Alone ( Tamat )
Teen Fiction"Pulang sekarang atau saya yang akan jemput kamu kesana !!!" Ucapnya dibalik telpon dengan suara rendah dan tenang. "Kenapa dia bisa tau gue nggak dirumah, fuck,,fuck,,fuck,,!!" Gerutunya pelan kepada orang di sebrang telpon. "Saya dengar, baby!!" U...