PROLOG

141K 14.2K 401
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Seorang gadis melangkah dengan cepat tanpa alas kaki, menginjak tanah berkerikil yang menggores telapak kakinya.

Mendengar amukan warga semakin membuat ia panik bukan kepalang. Sambil menjinjing plastik hitam berisi buah-buahan hasil curiannya pagi ini, Ruby berlari kencang untuk mencari tempat persembunyian sementara.

Belokan demi belokan dari gang sempit itu membuat ia lebih mudah untuk menyelamatkan diri. Setelah menengok kebelakang memastikan jika tak ada lagi yang mengejar, Ruby memperlambat langkahnya dengan napas tak beraturan.

"Cepet banget larinya tuh anak."

Ruby menutup mulutnya, segera bersembunyi dibalik tembok dan mengintip beberapa orang yang sedang mencari keberadaannya.

"Awas saja kalau ketemu! Ibu-bapak tau? Gara-gara anak itu, mangga saya hampir habis dia curi! Padahal kalau mau minta sewajarnya pasti saya kasih kok," ucap salah satu dari mereka.

"Iya, Pak. Kemaren aja nih ya, kacang saya rusak, kayak habis diacak-acak gitu. Saya yakin, yang rusak juga pasti ulah anak pengemis itu!" sahut ibu-ibu yang ikut mengejar.

"Pokoknya kalau ketemu, kita langsung bawa dia ke rumah pak RT!" Mendengar itu masing-masing dari mereka mengangguk setuju.

Dibalik tembok, Ruby mengintip segerombolan warga yang mulai menjauh dari tempatnya berada. Cewek dengan pakaian usang itu menghela nafasnya lega dan terduduk dengan lemas di tanah.

"Hah... dasar tukang fitnah! Padahal kan gue ngambil cuma dikit, sisanya kan bukan gue yang ambil. Terus kacang? Kacang apa coba? Dikira gue makan kacang gitu? Gue kan alergi kacang. Meskipun gitu buat apa gue acak-acak kebun tuh emak-emak. Dikira gue binatang tak berbulu kali ya? Monyet gue," omelnya kesal.

Ruby membuka plastik hitam yang berisi buah mangga yang terlihat segar, ia segera memakannya ditempat itu juga sambil bergumam, "Sekarang gue harus gimana? Kalau ketangkep pasti gue dilaporin ke pak RT. Jangan sampai deh, bisa diusir dari kampung kalau gini."

"Woy!"

Ruby tersentak saat mendengar suara menyerupai bisikan di telinganya. Gadis kumuh itu menoleh dan memukul seorang lelaki disampingnya. "Lo? Sejak kapan ada di sini?"

"Gua gak sengaja lewat tadi. Lu ngapain di sini?"

"Biasa," jawab Ruby yang mendapatkan anggukan paham.

"Wih, apaan tuh?"

Cowok berkaus hitam tersebut melirik kantong plastik hitam yang dipegang oleh Ruby. Namun dengan cepat Ruby langsung menyembunyikan buah mangga curiannya itu ke belakang punggung. "Bukan apa-apa kok."

"Wah... lu nyuri lagi? Tobat lu, ntar tangan  lu di potong pas di neraka."

Ruby melotot. "Jahat banget omongan lo! Bukannya didoain yang baik-baik," sahut Ruby kesal.

Transmigrasi Gadis Gila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang