Chapter 13

67.1K 7.5K 1.4K
                                    

Ruby menyantap banyak makanan di atas meja dengan lahap. Matanya tak henti menatap tajam dua orang gadis yang sempat membuat dirinya kesal tadi. Jika saja tidak ada Langit, ia pastikan sudah menjambak mereka berdua tanpa ampun.

Gadis itu kembali meneguk segelas wine di cangkirnya. Sebenarnya Ruby tak mengetahui jika air berwarna kuning mengkilat itu ada campuran alkohol. Ia hanya asal minum karena haus. Awalnya terasa aneh, tapi lama-kelamaan Ruby jadi menyukainya.

Andai jika Langit melihat ini, pasti cowok itu langsung marah lalu menyuruh sang adik agar memuntahkan minuman tersebut.

"Duh ... pusing."

Bagaimana tidak? Tiga botol wine jenis champagne, minuman yang mengandung sekitar 12% alkohol di dalamnya hampir  tandas oleh gadis itu.

Ruby memijit pelipisnya yang terasa pusing, perutnya pun sangat mual seakan ingin memuntahkan sesuatu. Karena sudah tak tahan, dengan langkah gontai ia mulai mencari toilet di tempat itu. Pandangan Ruby sedikit buram, ia merasa dunia tengah berputar-putar.

BRUKK!!

Ruby tak sengaja menabrak dada bidang seseorang. Hampir saja ia jatuh ke tanah kalau pinggangnya tidak di tahan oleh cowok itu.

"Sorry-sorry! Gue gak sengaja," ucap Ruby setengah teler.

Mata Ruby menyipit, ia mendekat menatap lebih intens sosok dihadapannya. "Lo ... kayak kenal," gumamnya dengan jari telunjuk yang terus berputar di depan wajah sang cowok.

Ruby menutup mulutnya dengan kedua tangan saat merasakan sesuatu ingin keluar dari tenggorokannya. Tiba-tiba ia di tarik ke suatu tempat tak terlalu jauh dari pesta.

Ternyata Ruby dibawa ke toilet wanita. Namun lebih kaget lagi saat lelaki itu ikut masuk dan menahan rambutnya dari belakang saat ia muntah di wastafel.

"Wlekk! Huh ... pusing," racaunya.

Ruby menatap pantulan cowok di belakangnya lewat cermin. Sepertinya ia pernah melihat orang ini di suatu tempat.

"Lo ... Damian kan?"

Ya, Ruby ingat. Orang ini lah yang diceritakan Vino di kantin semalam. Cowok yang berhasil menyaingi popularitas dan prestasi Alga di sekolah. Cowok yang suka membuang makanan pemberian orang lain tanpa perasaan.

"Lo tau?"

Ruby segera mengalihkan pandangan ketika tak sengaja bersiatatap dengan mata tajam lelaki itu. "Nebak aja," jawabnya.

"Kalau gak kuat minum, gak usah." Damian menunjukkan wajah tanpa ekspresi.

"Emang itu apaan?"

Terlihat cowok dibelakangnya menghela nafas, tanpa menjawab pertanyaannya Damian keluar dan meninggalkan Ruby sendirian.

***

Dengan gontai Ruby menelusuri pinggir kolam renang tempat orang-orang menikmati pesta. Ia berniat kembali ke tempat duduknya namun ternyata sudah ditempati oleh orang lain.

Ruby memutuskan mencari keberadaan Langit, berjalan gontai dengan tubuh yang sangat lemas. Namun ketika hendak berbalik arah, ia dihentikan oleh Ayra yang seakan menatapnya khawatir.

"Kamu kenapa?"

"Apaan sih?!" Ruby menghempaskan tangan Ayra yang dengan lancang menyentuh pundaknya. Ia menatap sinis seakan tak suka dengan keberadaan gadis itu.

Entah mengapa akhir-akhir ini perasaan Ara ikut mencampuri perasaanya, Ruby menyadari itu semua. Ruby sama sekali tak ada masalah dengan Ayra, ia tak pernah membenci gadis itu. Namun akhir-akhir ini perasaan tak suka muncul tanpa sebab, siapa lagi pelakunya jika bukan karena Ara?

Transmigrasi Gadis Gila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang