Chapter 20

56.6K 5.9K 655
                                    

Lonceng istirahat berbunyi, seorang gadis yang bersandar pada kursi dengan buku menutupi wajahnya menggeliat sambil menguap lebar, mengucek matanya dengan keadaan setelah sadar. Ruby menatap sekeliling perpustakaan, mulai berdatangan para siswa yang hendak mengembalikan buku di sana.

Masih dengan wajah bantal Ruby keluar dari sana. Sampai ke depan pintu, ia meregangkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum pergi ke kantin untuk mengisi tong di dalam perutnya.

"Hoamm ... padahal masih ngantuk banget. Seharusnya gue tidur di uks aja tadi." Ruby menggaruk kepalanya dengan wajah malas.

"Weh, Ruby!" Terdengar seseorang memanggil namanya membuat Ruby celingak-celinguk mencari asal suara.

"Sini!" panggil Eros yang sedang duduk di salah satu meja bersama circle-nya.

"Kenapa lo?" tanya Vino melihat Ruby datang dengan sempoyongan.

"Cinta gue habis ditolak, sakit hati gue," sahut Ruby terduduk lemas di kursi.

Mereka menatap satu sama lain dengan bingung.

"Al, lo apain lagi nih anak?" tanya Eros.

"Heh! Siapa yang bilang gue suka sama temen lo? Ogah!" sarkas Ruby saat mendengar perkataan lelaki itu.

"Loh, terus kalo bukan Alga, siapa?" Gavin mengerutkan kening bingung sekaligus penasaran.

"Ada lah. Kepo banget jadi orang. Tapi gue gak bakal nyerah!" Ruby mengepalkan kedua tangannya di depan dada memberi semangat pada diri sendiri.

Alga memperhatikan Ruby dengan tatapan yang sulit diartikan. Apa Ruby sudah menyukai orang lain? Ada perasaan tak terima di hatinya. Alga tak suka Ruby yang sekarang, ia ingin Ruby yang dulu.

"Kamu beneran gak suka sama Alga lagi?" tanya Ayra yang mendengar percakapan mereka.

"Iya," sahut Ruby singkat padat dan jelas. Ia terlalu malas berbicara dengan nenek lampir itu, takut jika Ayra berbuat macam-macam dengannya lagi.

"Lo habis bolos? Gue samperin di kelas lo gak ada," ujar Langit memotong pembicaraan.

Ruby menepuk dahinya pelan, sungguh ... ia lupa akan perjanjiannya dengan Langit. "G-gue gak bolos kok!" elak Ruby cepat.

"Kata temen satu kelas lo tadi lo sakit. Pas di cari ke uks kok gak ada?" timpal Vino memanasi keadaan.

"Itu, tadi gue beneran ke uks kok, tanya aja Lyora yang kena jadwal ngurus uks. Terus ... mungkin pas kalian datang gue pergi ke toilet saat itu."

"Lo sakit apa?" Langit tiba-tiba berdiri dari tempatnya  mendatangi sang adik.

Ketika cowok itu ingin menyentuh jidatnya, Ruby terlebih dahulu menjauh. Ia menggeleng, apa ia harus jujur saja?

"Kenapa? Lo bohongin gue?" tuduh Langit.

"Sebenarnya gue gak sakit demam atau semacamnya. Gue ke uks buat ngobatin luka," jawab Ruby pada akhirnya.

"Lo habis jatuh?" Ekspresi Langit nampak cemas.

"Emm ... iya."

Transmigrasi Gadis Gila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang