_o0o_
Waktu terus berjalan, siang silih berganti malam. Matahari yang tadinya menyinari bumi sudah menyelesaikan tugasnya hari ini, digantikan oleh cahaya bulan dan bintang yang bertaburan di langit gelap.
Ruby, gadis dengan rambut di kuncir kuda itu keluar dari dalam Alfamart sambil menjinjing plastik belanjaan berisikan berbagai macam ciki-cikian dan minuman bersoda.
Ia bergegas pulang saat merasakan hawa di luar semakin dingin. Tempat Alfamart itu tak terlalu jauh dari rumahnya, karena itu Ruby memutuskan untuk jalan kaki meskipun Langit sudah menawarkannya untuk diantar.
Ruby mempercepat langkahnya saat mulai merasakan angin malam sampai menembus sweater tebal yang ia pakai. Karena musim penghujan, suhu di tempat itu pun semakin rendah.
"Gue lupa bawa payung lagi," gumamnya saat merasakan rintik-rintik air mulai turun.
Hari semakin gelap saat awan hitam menutupi cahaya bintang dan bulan. Ia mengusap lehernya yang tertempa oleh angin. Ruby seketika merinding berada di jalan itu sendirian, hanya ada penerangan beberapa bola lampu, ditambah lagi mulai tak ada kendaraan yang lewat.
Langkahnya memberat mendengar suara remang-remang seolah
sedang menjerit. Ruby mencengkram kuat plastik belanjaannya dengan was-was, memperhatikan sekitar takut sesuatu yang menyeramkan muncul."Argghh!!"
Ruby mengintip sebuah gang sempit, tempat gelap dari sana suara itu berasal. Ia berjalan semakin mendekat, suara pukulan dan sobekan dapat didengarnya semakin jelas didengarnya.
PRANKK!!
Suara pecahan kaca membuat alis Ruby bertaut, mulai tak yakin jika suara-suara aneh yang ia dengar berasal dari makhluk halus seperti dipikirannya.
Ia takut, namun juga penasaran. Ruby memberanikan diri masuk lebih dalam, suara-suara itupun juga semakin jelas kedengarannya.
Ruby menutup mulut syok, matanya berkaca-kaca dengan seluruh tubuh yang bergetar hebat.
Sebuah kepala menggelinding dengan cepat dan berhenti tepat di depan kakinya. Darah segar tercium pekat. Ruby luruh ke tanah saat tak kuat menyangga tubuhnya sendiri.
Derapan kaki diserati rintikan hujan membuat suasana semakin mencengkram. Ruby seakan berada di dalam film-film bergenre psikopat.
Tiba-tiba sosok berjubah hitam berdiri di hadapannya. Menendang kepala itu jauh seolah sengaja menyingkirkan agar Ruby tak ketakutan lagi.
"Gue janji nggak bakalan bilang ke siapa-siapa. Tapi, please ... jangan bunuh gue juga, ya?" ucap Ruby dengan suara bergetar. Ia menyatukan kedua telapak tangannya memohon.
Bukannya menjawab, lelaki itu malah menyeringai. "Orang-orang yang pernah ganggu kegiatan gue, biasanya gak akan pernah selamat." Suara berat agak serak yang menjadi ciri khasnya terdengar tenang, meskipun terdapat sebuah ancaman di dalamnya.
Ruby menelan ludah kasar. Apakah ia akan mati sekarang?
Ruby memejamkan matanya kala tangan pria itu terangkat ingin menyentuh wajahnya. Namun ia tak merasakan apapun dan dengan berani kembali mengintip.
"Aww!! Sakit bego!" Ruby tak sengaja mengumpat kala merasakan lehernya seakan di tarik oleh seutas tali.
"Dari mana lo dapet kalung ini."
"Hah??" Ruby menatap benda yang melingkar di lehernya sedang di genggam oleh pria itu. Ia menggeleng cepat. "G-gue gak tau. Sumpah!"
"Aww! Jangan di tarik sembarangan, ntar kalau kepala gue juga copot gimana?" Mata Ruby mulai berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Gadis Gila [END]
Teen FictionBELUM DIREVISI!! Bagaimana jadinya jika seorang gadis yang memiliki sifat bandel, bar-bar, suka membuat onar, dan sedikit tidak waras mengalami transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di dalam novel yang baru saja ia baca sebelum meninggal? Sudah ka...