Warning!! Part ini 'mungkin' akan sedikit menguras kewarasan kalian
***
Sinar matahari menembus gorden mengenai wajah seorang gadis yang kini sedang tertidur lelap. Tubuhnya menggeliat dengan mulut yang menguap lebar. Ruby perlahan membuka matanya, dan yang ia lihat pertama kali adalah ruangan yang sangat asing baginya.
Ah! Tentu saja. Ia baru saja ingat sedang berada di mana, tentu saja di rumah sang pujaan hati.
Ruby segera bangkit dengan semangat menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya. "Mandinya ntar aja, deh. Gue gak mandi cantiknya gak mungkin luntur juga," ujarnya menatap pantulan diri di cermin.
Ruby keluar dari kamar menuju dapur kemudian ke arah ruang tamu mencari seseorang di rumah itu. Ternyata tak ada seorang pun yang ia temui pagi ini.
"Ini para pembantunya ke mana? Pada belum datang kali ya?" Gadis itu kembali berjalan ke teras rumah menikmati pemandangan yang luas nan indahnya halaman rumah Damian.
"Hoamm ... masih ngantuk nih gue. Tapi udah jam 10. Damian mana, ya? Masa jam segini masih tidur. Untungnya hari ini sekolah diliburkan karena kejadian kemarin," ujarnya.
Sebenarnya Ruby tidak ingin cepat-cepat pulang ke rumah, ia ingin tinggal di sini lebih lama karena ada Damian. Lagi pula Ruby sudah meminta izin untuk tinggal di rumah Lyora hari ini, jadi kedua orang tuanya pasti tidak akan cemas. "Sejak kapan gue pinter bohong, ya?" gumamnya kembali masuk ke dalam rumah.
Ruby memutuskan untuk naik menghampiri Damian di kamarnya. Siapa tau lelaki itu benar-benar masih tertidur, atau jangan-jangan ... ia ditinggalkan sendirian di rumah sebesar ini?
Setelah sampai di depan pintu, Ruby segera mengetuknya beberapa kali namun tak ada sahutan. "Damian!" panggilnya.
"Damian? Lo di dalam kan? Cepetan bangun! Gue takut di rumah lo sendirian," serunya lagi.
Lama tak mendapatkan jawaban. Ruby memutar kenop pintu yang ternyata tidak dikunci. Gadis itu lantas masuk dan langsung menemukan seseorang yang dicarinya sedang tertidur pulas di atas kasur seolah tak terganggu sama sekali dengan suara cemprengnya barusan.
"Ya ampun! Anak bujang bangunnya siang amat. Tapi mending sih, gue aja biasanya bangun jam 12." Ruby menekankan suaranya di akhir kalimat.
"Woy! Anak Udin, bangun gak lo!" Ruby menghampiri Damian dan duduk di sisi ranjang sambil menatap wajahnya yang sangat damai.
"Duh, kalo tidur aja kayak anak bayi. Jadi gak tega buat banguninnya." Ruby menepuk pelan pipi Damian sambil berbisik, "Bangun ...." Namun Damian benar-benar tak bangun dan masih terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Gadis Gila [END]
Teen FictionBELUM DIREVISI!! Bagaimana jadinya jika seorang gadis yang memiliki sifat bandel, bar-bar, suka membuat onar, dan sedikit tidak waras mengalami transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di dalam novel yang baru saja ia baca sebelum meninggal? Sudah ka...