Chapter 40

27.3K 2.6K 136
                                    

Ruby duduk di atas sofa sambil mengobati lukanya sendirian. Tak lupa memfotonya dan mengirim kepada Damian bermaksud caper berharap agar lelaki itu memperhatikan dirinya."Pasti dia khawatir sama gue," ucap Ruby menahan senyumnya yang ingin merekah.

Ruby meringis pelan ketika alkohol dingin menyentuh kulitnya yang terkelupas. Inilah mengapa ia tidak ingin keluar rumah, pasti hal-hal sial selalu menjumpainya.

"Ya ampun, sayang! Kamu kenapa?" Sang Bunda tiba-tiba datang dari dapur dan melihat Ruby yang sedang selonjoran di atas sofa.

"Ruby jatuh, Bunda," sahut Ruby.

"Astaga! Kenapa bisa?"

"Tadi pas sepedaan tiba-tiba ada orang mau nyebrang. Jadi Ruby refleks menghindar, bukannya dua-duanya selamat Ruby malah nabrak pohon."

"Haduh! Pasti sakit ya, nak? Mau ke rumah sakit aja gak? Takut infeksi," ajak Bunda namun segera Ruby tahan.

"Gak usah, gak usah! Lagian luka kecil kok. Ruby kan kuat." Ruby mengangkat kedua belah tangannya berusaha meyakinkan.

"Yasudah deh. Sini, Bunda bantu obatin lukanya."

Ruby memberikan kotak p3k di tangannya kepada Bunda. Wanita itupun dengan perlahan mengobati lututnya.

Saat kedua ibu dan anak itu masih berbincang, suara ramai dari arah pintu membuat perhatian mereka teralihkan.

"Loh, Abang? Kok udah pulang jam segini?" tanya Bunda kaget.

Ruby ikut menengok ke asal suara. Di sana terdapat Langit dan teman-temannya datang ramai-ramai keadaan keadaan masih memakai seragam sekolah.

Langit menghampiri Bunda dan Adiknya kemudian duduk di sofa.

"Halo, Tante yang cantik seperti bidadari. Lama ya, kita gak ketemu," sapa Eros tersenyum manis sambil menyalimi tangan wanita itu.

"Tante, sehat kan?" tanya Gavin ikut salim lalu duduk di samping Langit.

Sedangkan Alga, ia membungkuk hormat sambil tersenyum tipis kepada Bunda Ruby. Tak sengaja melirik ke samping hingga matanya tepat tertuju kepada seorang gadis yang sedang duduk di sana.

"Syukurlah, Tante sehat. Ini kenapa? Kok kalian jam segini udah pulang?" tanya Bunda lagi.

"Semua siswa di suruh pulang ke rumah karena tadi ada insiden, Tan. Kayaknya mungkin besok juga bakal diliburkan dulu," jawab Eros.

"Loh, insiden apa?" Bukan Bunda yang menyahut, melainkan Ruby yang sedang duduk di sampingnya.

"Oh, lo belum tau ya?"

"Lo pikir aja sendiri," sahut Ruby kesal.

"Ya, maaf. Basa-basi doang gue mah." Eros cengengesan sambil menyerahkan handphone miliknya kepada gadis itu.

Ruby mengambil benda pipih tersebut. Matanya melebar ketika melihat foto-foto mengerikan di layar. "Bentar, ini maksudnya apa?"

"Jadi, tadi waktu istirahat ada insiden pembunuhan di dalam toilet siswi. Bukan hanya satu orang, melainkan 3 orang korban ditemukan di tempat yang sama," jawab Gavin.

Transmigrasi Gadis Gila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang