Chapter 29

37.4K 3.7K 1.1K
                                    

Wajah Edward tertoleh ke samping saat Ruby memukul wajahnya cukup kuat.

"Dasar cowok mesum! Bisa-bisanya lo berbuat mesum ke orang yang salah. Gue Ruby, bukan Senja!" sahut Ruby meskipun sempat terkejut mendengar nama yang keluar dari mulut lelaki itu.

Ia melirik name tag yang dipakai olehnya. Ruby pun sontak melotot. "Lo ... lo siapanya Damian?" tanya Ruby kaget.

Edward melihat gadis dalam kungkungannya itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia tak menjawab sama sekali. Terlihat dari wajahnya seperti orang yang sedang berpikir keras, entah apa yang sedang Edward pikirkan saat ini.

Lelaki itu perlahan memundurkan langkahnya membuat Ruby terlihat semakin heran saat menyadari sifat Edward yang berubah tak seagresif tadi. Padahal terlihat dari tatapannya setiap melihat Ruby seperti menyimpan kebencian, namun sekarang ... Edward terlihat seperti tengah kebingungan.

Tak menyia-nyiakan kesempatan, Ruby langsung berjalan ke arah pintu berniat untuk kabur. Tepat ia membuka pintu, Ruby pun dibuat kaget dengan keberadaan seseorang yang sedang berdiri di depannya dengan wajah datar.

Ruby ingin marah karena ada yang menghalangi jalannya. Namun kata-kata yang ingin Ruby lontarkan harus ia telan kembali saat mengetahui ternyata orang tersebut adalah Damian, lelaki yang ia sukai.

Entah mau senang ataupun khawatir saat melihat lelaki itu ada dihadapannya sekarang, Ruby teringat kembali dengan Edward yang ada di dalam toilet. Jika Damian melihat lelaki itu keluar di tempat yang sama dengannya, pasti sudah akan ada kesalahpahaman di antara mereka.

"D-damian? Kenapa lo bisa ada di sini?" tanya Ruby agak gugup.

Pandangan cowok itu tak terlihat menatap kearah Ruby. Melainkan kepada sosok yang berdiri di belakang gadis itu.

"Entahlah. Kenapa gue harus ada di sini?" sahut Damian, wajahnya terlihat masam.

Ruby menoleh ke arah pandangan Damian. Berapa terkejutnya ia mendapati Edward yang tengah berdiri satu inci di belakangnya. Alhasil wajah Ruby menabrak dada lelaki itu dan sedikit oleng.

"Aduh!" Ruby melenguh pelan merasakan dahi mulusnya terbentur oleh benda yang keras.

Gadis itu seketika panik melihat keberadaan Edward yang dari tadi ternyata sudah berdiri di belakangnya. Ia takut Damian berpikir yang tidak-tidak dengan mereka. "Gue sama dia gak ngapa-ngapain kok. Kita bahkan gak kenal! Dia aja yang dorong gue dan nyerobot masuk tadi," ucap Ruby berusaha menjelaskan.

"Oh, ya? Kok lo gitu sih, Sayang? Bukannya kita tadi habis-" Ucapan Edward terpotong saat Ruby tiba-tiba menutup mulut lelaki itu.

Cowok gila! Batin Ruby kesal. Rasanya ia ingin menenggelamkan Edward ke lautan agar tak melihat wajahnya lagi.

Tiba-tiba Damian menarik tangannya, Ruby yang melihat itu sempat tersentak namun berusaha menyembunyikan wajah terkejutnya.

Ketika Damian itu ingin membawanya pergi, tangan Ruby yang satunya di cekal oleh Edward membuat langkah mereka terhenti, kedua lelaki itupun saling menatap tajam. Ruby yang berada di tengah-tengah justru heran sekaligus penasaran. Ada apa dengan kedua orang ini sebenarnya?

"Kalian ngapain, sih?! Gue buru-buru banget mau pergi." Ruby berusaha melepaskan cengkraman mereka dari tangannya.

"Gue mau ngomong," ucap Damian.

"Gue juga ada urusan sama dia," sahut Edward cepat.

"Urusan gue lebih penting," kata Damian masih dengan erat memegang tangan Ruby dan menariknya semakin dekat.

Transmigrasi Gadis Gila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang