Chapter 8

83K 8.3K 189
                                    

Gadis berwajah baby face dengan rambut coklat bergelombang dibiarkan tergerai duduk manis di sebuah meja yang diisi oleh lima cowok pentolan sekolah. Seperti biasa, dengan malu-malu ia melahap makanannya di depan para mostwanted itu.

Bagaikan seorang putri yang dikawal oleh lima orang pangeran. Banyak yang mencibir dan iri. Andaikan mereka bisa bertukar hidup dengan gadis itu meskipun cuma sehari.

Ayra Brichia Ameira, di sekolah siapa yang tidak kenal dengan gadis lugu itu? Semua orang tau dengan musuh bebuyutan seorang Ara alias Ruby, gadis yang menjadi rivalnya untuk mendapatkan Alga.

"Neng Ayra sakitnya lama banget. Maaf ya, gak sempet ikut nengokin kemaren." Vino menempelkan kedua telapak tangannya sebagai permohonan maaf.

Ayra tersenyum simpul. "Gak papa kok. Aku justru makasih. Kamu kan, yang nitipin buah-buahan buat aku?"

"Hehe ... iya. Sama-sama cantik." Vino membalas senyum itu tak kalah manis.

"Al!" Eros menyenggol lengan Alga yang sejak tadi terlihat cuek tak seperti biasanya ketika bersama Ayra.

"Hmm." Alga sekilas melirik ke arah Eros dengan ekspresi tak acuh.

"Kak," panggil Ayra membuat Alga menoleh. "Kakak juga sibuk kemaren?" tanya gadis itu.

Pasalnya hanya Eros dan Gavin saja yang menjenguknya kemarin saat ia sakit. Itupun mereka hanya memberikan buah tangan kemudian langsung pergi.

"Sibuk apanya? Orang dia misuh-misuh gak jelas di kamar. Udah gue ajakin, terus katanya 'males'," jawab Eros terlewat jujur.

Ayra menatap sedikit kecewa lelaki di sampingnya. Entah mengapa Alga tiba-tiba terlihat dingin, tak seperti di saat lelaki itu membelanya ketika ia dibully.

"Gue bingung sebenernya hubungan kalian itu apa sih?" tanya Gavin yang sejak dulu merasa ambigu dengan status mereka.

Satu meja menatap kearah lelaki itu. Tiba-tiba saja hening saat mereka mendengar pertanyaan Gavin yang mungkin terlalu sulit dijawab bagi Ayra maupun Alga sendiri.

Gavin mengangkat satu alisnya bingung. "Kok gak dijawab?"

"Bener juga sih kata Gavin. Cewek itu butuh kepastian, iya gak? Nah sekarang, lo nganggap Ayra itu apa di hidup lo?" Vino ikut menimpali.

"K-kayaknya Alga gak mau bahas itu di sini." Ayra semakin canggung dibuat mereka.

"Eh ... bukannya itu Ruby?" Eros tiba-tiba menyeletuk. Menunjuk seorang cewek yang baru saja masuk ke kantin.

Semua mata sontak menoleh ke arah yang ditunjuk olehnya. Memperhatikan seorang gadis yang baru saja memasuki kantin. Ia berjalan dengan lesu, seperti orang yang tak bertenaga.

"Ruby?" Ayra mengerutkan keningnya. "Ara?" gumamnya pelan. Tapi mengapa ... gadis itu terlihat sangat berbeda?

"Maksud kalian Ara?"

"Syut! Jangan panggil dia Ara lagi, ntar ngamuk orangnya," bisik Vino.

Ruby berjalan ke arah meja mereka dengan pandangan kosong.

"Kak .... " Ayra memegang lengan Alga takut saat melihat Ruby mulai mendekat. Mengingat apa yang dilakukan oleh gadis itu terakhir kali membuat ia sedikit trauma.

Transmigrasi Gadis Gila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang