Chapter 7

90.1K 8.4K 162
                                    

***

Tangan Ruby dipenuhi oleh ciki-cikian yang dibelikan Langit untuknya saat singgah di Alfamart tadi pagi, sebelum berangkat ke sekolah. Gadis berambut kuncir kuda itu berjalan santai sepanjang koridor sambil bersenandung riang.

"Gak bosen-bosen gue keliling di sekolah ini," ucapnya.

Ia baru saja kembali dari rooftop, melihat anak laki-laki bermain basket, dan kini saatnya kembali ke kelas. Mengingat bahwa dirinya tak mempunyai teman, Ruby memutuskan untuk mencarinya mulai sekarang, agar ia tak merasa jenuh dan kesepian lagi.

"Akhh...s-sakit!"

"Biarin, biar lo tau rasa!"

"Lo kan, yang ngadu ke bokap gue? Dasar jalang sialan!"

Satu tamparan lagi-lagi mendarat di pipi mulus gadis yang terduduk di lantai dengan baju kumal dan rambut acak-acakan seperti habis dijambak.

Langkah Ruby mendadak terhenti, menatap keributan tepat di depan matanya. "Bukannya itu dua biduan yang tadi pagi marahin gue? Wah, gak bisa dibiarin nih."

"Weh! Ngapain lo berdua?!" Ruby menarik Sonya agar menjauh dari gadis yang dibully-nya.

"Lo—" Sonya mendadak gagu melihat Ruby sedang melotot ke arahnya. "Lepasin gue!" pekiknya.

Ruby menghempaskan lengan Sonya dengan ekspresi jijik. "Siapa juga yang sengaja nyentuh lo? Kalo gak berperasaan udah gue banting lo ke lantai!"

"Ngapain lo ikut campur? Ini bukan urusan lo!" tegas Elva geram.

Ruby tak memfokuskan perhatiannya kepada mereka berdua. Ia membantu gadis yang menjadi bahan bullyan itu berdiri. "Lo gak papa?"

Yang ditanya langsung menggeleng sebagai jawaban.

Elva tentu saja tak membiarkan gadis sok pahlawan itu membantu korbannya. Ia menarik kasar Ruby dan membantingnya ke tembok. "Lo pikir setelah pertemanan kita putus, gue bakal biarin lo bisa berbuat sesuka lo? Gak!" sentak Elva.

"Lo pikir lo siapa ngatur-ngatur gue!" sahut Ruby nyolot.

Elva geram, tangannya terangkat ingin memukul gadis menyebalkan itu. Ruby sontak terpejam dan berteriak. Namun beberapa saat ditunggu, tamparan itu tak kunjung terasa membuat Ruby perlahan membuka matanya kembali.

Alga. Batinnya keget.

"Alga." Tak hanya Elva, yang lain saling menatap tak percaya.

Ruby sendiri bahkan kaget. Ini gak mimpi kan? Dia, nolongin gue? Batinnya terheran-heran.

Seorang Alga yang dikenal membenci gadis itu kini melindunginya, bukankah aneh?

Elva menurunkan tangannya perlahan. Menatap Ruby dan Alga secara bergantian.

"Sonya!" bentak seorang cowok tiba-tiba mengalihkan perhatian mereka.

"Bukannya lo udah janji, lo gak bakal bully Lyora lagi!" Ia menetralkan emosinya sebelum kembali berbicara dengan sang gadis, "Lo keterlaluan," desisnya beserta helaan nafas.

"Gavin, aku bisa jelasin! Dia—"

"Emang cewek kayak lo mau diapain juga gak bakal mau berubah. Karena apa? Karena itulah sifat asli lo." Cowok itu meninggalkan kerumunan dengan emosi yang menggebu.

Transmigrasi Gadis Gila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang