Chapter 10

80.7K 7.9K 176
                                    

_o0o_

Mata Ruby menyipit kala cahaya menyilaukan masuk ke panca inderanya. Gadis itu mengucek matanya beberapa kali namun semua yang dilihatnya hanyalah warna putih. Ruby bertanya-tanya, seingatnya tadi ia sedang tertidur di kamar, kenapa tiba-tiba ada di tempat asing ini?

"Ha-hah? Gue di mana?" Ruby terkejut mendengar suaranya yang menggema. Ia pun segera berdiri dan menatap sekeliling penuh kebingungan.

Ruangan putih hampa yang tak berujung. Ruby merasa bahwa ia sedang tidak berada di dunia nyata. Berati, dimana dia?

"Ruby."

Suara lembut yang familiar memanggil namanya. Ruby menoleh ke kanan dan ke kiri, bahkan berputar 360° namun tidak menemukan satupun orang di sana selain dirinya.

"Ruby."

Tiba-tiba seseorang dari belakang menyentuh pundaknya. Ruby berbalik memegang dadanya kaget. Sosok perempuan berjubah putih dengan wajah pucat semakin membuat jantung Ruby berdegup kencang. Ia mengumpat dalam hati saat melihat gadis yang ia ketahui adalah Ara, sedang berdiri di belakangnya dengan wajah tak berdosa.

"Lo—" Ruby hampir saja mengeluarkan sumpah serapah. "Kenapa gue bisa ada di sini?" tanyanya sedikit kesal.

"Maaf, gue terpaksa harus bawa lo ke sini biar kita bisa lebih lama ngomongnya."

"Bisa ngomong 'maaf' juga lo," sindir Ruby namun Ara sama sekali tak tersinggung.

Gadis dengan wajah yang mirip persis dengannya itu malah terkekeh. "Gue cuma ngasih tau ini sekali seumur hidup lo, jadi simak dan jangan potong ucapan gue," ucap Ara wajahnya seketika berubah serius.

"Kenapa sih? Kayaknya penting banget," tanya Ruby semakin penasaran.

"Novel yang dikasih ibu lo, itu bukan buku biasa."

"Maksud lo buku usang itu?" Ruby melirik ke samping, mengingat-ingat benda apa yang dimaksud oleh Ara.

"Mungkin lo bakal nganggap itu buku usang. Tapi asal lo tau! Karena lo ... alur cerita yang udah di susun rapi sesuai takdir berubah. Hal yang seharusnya gak boleh lo lakuin .... " Ara membuang nafas kasar.

"Gue tau ibu lo terpaksa ngasih buku itu supaya lo bisa tetap hidup dan dia pun tenang karena tau lo baik-baik aja tanpa dia. Tapi, waktu yang dikasih ibu lo salah. Seharusnya lo gak muncul di pertengahan konflik Ruby!"

"Maksud lo, jadi salah gue gitu?!" Kali ini nada bicara sedikit nyolot terdengar.

"Gue gak nyalahin lo, karena lo gak tau! Gue cuma ingin meminta pertanggung jawaban karena ini sudah terlanjur terjadi. Lo harus nerima konsekuensi kalau misalkan masalah-masalah yang akan datang nanti bikin lo terbebani. Siap-siap aja," ucapnya seakan menakut-nakuti.

"Jadi maksud lo, ibu gue udah tau ini semua bakal terjadi ke gue?" tanya Ruby yang mendapat anggukan.

"Wahh, tega banget! Meskipun di sini banyak cogan impian gue, tapi ... lo bilang gue harus ikut terima konsekuensi? Meskipun gue gak ikut campur sama masalahnya?"

"Bagaimanapun tanpa sadar nanti lo bakal ikut campur Ruby. Sekuat apapun lo berusaha buat sembunyi, takdir lo gak bisa dihindari," jawab Ara.

Transmigrasi Gadis Gila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang