Chapter 50

23.9K 2.2K 184
                                    

"Kita berakhir bahkan sebelum memulainya."

~Damian~

***

"Ruby, gimana keadaan kamu?"

"Aku udah gak papa kok, Yah," sahutnya memberikan senyum simpul.

Bunda meletakkan secangkir susu di depannya sambil menatap khawatir. "Bunda beneran takut kamu kenapa-kenapa. Jangan pernah makan sembarangan lagi, ya? Kalau ada yang ngasih kamu makanan atau sesuatu, cek dulu."

"Iya, Bunda. Aku tau, aku ceroboh."

"Langit! Kamu harus jagain adek kamu. Jangan sampai kejadian seperti kemarin terulang kembali. Ayah gak bakal segan menyalahkan kamu kalau kamu gak becus jagain Ruby," kata pria itu terdengar tegas.

"Iya, Langit paham," sahut Langit tanpa mengalihkan pandangannya ke arah sepotong roti yang belum tersentuh di atas piring.

Langit melirik tajam gadis licik di sampingnya. Entah bagaimana caranya ia harus menemukan Ruby yang asli. Pasti ada cara tersembunyi. Jika jiwa Senja bisa masuk ke raga milik gadis itu, lalu bagaimana caranya agar Ruby bisa kembali?

Senja menatap balik ke arah Langit. Seringai tipis tercetak di bibirnya. Ia benar-benar tak percaya, setelah sekian lama terkurung di dalam kalung itu akhirnya ia bisa keluar meskipun harus merebut kehidupan orang lain. Sekarang yang paling penting adalah menemukan pria yang sudah membunuh ia di kehidupan pertamanya, kemudian membalaskan dendam yang selama ini terpendam dalam.

Ini adalah kehidupan keempatnya. Di sini ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk mencari bedebah yang sudah membuat dirinya sengsara di kehidupan pertama.

"Sampai ujian akhir kelulusan Abang selesai, Bunda bakal pindahin kamu ke sekolah lain tanpa penolakan!" ucap Bunda.

Ya, kedua orang tuanya sudah tau kasus yang terjadi di sekolah kemarin. Polisi lagi-lagi menyimpulkan bahwa itu adalah kasus bunuh diri karena beberapa bukti, seperti pisau yang ditemukan di TKP yang terdapat sidik jari korban seorang.

Diketahui korban sengaja menusuk diri sendiri lalu menjatuhkan dirinya dengan sengaja. Kasus ini akan segera ditutup atas perintah direktur sekolah demi menjaga nama baiknya. Meskipun secara logika, seharusnya mereka juga harus diselidiki karena kejadian ini sudah terulang beberapa kali.

***

Axel membereskan berkas-berkas di atas mejanya dengan teliti. Dengan seorang gadis yang asik melipat kedua tangan di bawah dada sambil memperhatikannya.

Hanya ada mereka berdua di dalam ruangan pribadi milik pamannya yang memiliki jabatan sebagai guru di sekolah itu. Axel sering meminjam ruangan pribadi pamannya untuk mendiskusikan atau mengerjakan hal serius di sana.

Seperti sekarang. Axel dibuat semakin cemas atas kecelakaan yang menimpa Elva. Dengan mudahnya polisi menyatakan itu adalah kasus bunuh diri hanya karena tak terdapat barang bukti.

Cctv juga selalu di pasang di atas rooftop, namun anehnya benda itu kembali rusak seperti ada yang sengaja meretasnya.

Senja bersandar di kursi sambil melirik sosok laki-laki di hadapannya. Ia memiringkan kepala dengan alis bertaut. "Kenapa lo ngajak gue ke sini?" Meskipun tidak tau siapa lelaki ber-name tag Axelio Arvano Dewantara itu, Senja bisa menebak, ia dan pemilik tubuh ini memiliki hubungan yang cukup akrab lewat cara santainya saat berbicara.

Transmigrasi Gadis Gila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang