*** PUBLISH ULANG SEMENTARA ***
***
"Hujannya udah kecil ... kita balik sekarang ya?"
Satya mengelus lembut lengan Tara, mereka masih di ruang VIP restoran tadi dengan makanan yang tersisa sedikit lagi dan kebetulan di luar sana hujan pun sudah lebih kecil daripada sebelumnya.
Tara hanya menganggukkan kepalanya sebagai respon, lalu ikut bangkit dan berjalan dengan membiarkan Satya menggandeng tangannya.
Satya dengan cepat membukakan pintu mobil saat mereka sampai di halaman depan restoran itu, lalu setelah memastikan Tara duduk dengan nyaman ia pun langsung berlari mengitari mobil milik Tara itu.
Satya masuk dan langsung duduk di balik kemudi dengan mata yang terus menatap Tara, ia masih takut jika Tara akan kembali gelisah seperti sebelumnya.
"Kalau lo mau gue berhentiin lagi mobilnya, kasih tahu gue ya?" ujar Satya setelah memasang sabuk pengamannya dan sebelah tangannya terangkat untuk mengelus lembut puncak kepala Tara.
Tara lagi-lagi hanya menganggukkan kepalanya dan tadi selama mereka makan seraya menunggu hujan reda pun Tara tak banyak bicara, benar-benar berbeda dengan Tara yang biasanya Satya lihat.
Satya dengan cepat melajukan lagi mobil Tara, hujan yang sudah lebih kecil membuatnya lebih leluasa mengemudi tanpa terus menerus menolehkan kepalanya ke arah Tara, namun ketika mereka berada di lampu merah terakhir sebelum sampai ke apartemen Tara, hujan kembali turun dengan derasnya.
"Gak apa-apa, sedikit lagi kita sampai," ujar Satya dengan tangan kirinya yang lagi-lagi terangkat untuk mengusap kepala Tara.
Satya langsung mengemudikan mobil Tara menuju basemen, ia memarkirkan mobil Tara di sana lalu mengajak Tara keluar dari mobil.
"Lo nanti langsung istirahat ya," ujar Satya begitu pintu lift terbuka.
Satya dengan cepat menekan tombol lantai hunian Tara, dan saat akhirnya lift sampai di sana, ia hanya diam di dalam lift itu.
"Gue lihatin lo dari sini ya," ujar Satya seraya menunjukkan senyumannya.
Ya, ia hanya mengantar Tara sampai sana dan berniat pulang dengan menggunakan taksi.
Tara yang sudah berdiri di depan pintu lift terdiam, ia tak kunjung pergi sehingga Satya juga terus menahan tombol untuk membuka pintu lift tersebut dan ia dibuat terkejut saat sebelah tangan Tara terulur meraih ujung jas yang ia kenakan.
"B-boleh temenin gue dulu?" tanya Tara dengan suara pelannya dan kepalanya seketika menunduk.
Satya masih terdiam sampai akhirnya ia meraih tangan Tara yang masih memegang ujung jasnya dan membuat Tara kembali mengangkat kepalanya.
"Ayo ... gue temenin lo sampai hujannya reda ya?" ujar Satya yang kembali menunjukkan senyuman hangatnya dan membuat Tara kembali menganggukkan kepalanya.
Satya kembali berjalan dengan menggenggam tangan Tara, mereka langsng masuk ke unit hunian Tara dan berakhir dengan berbaring di atas tempat tidur.
Untuk ketiga kalinya Tara membiarkan Satya memeluknya di atas tempat tidur dan ia sendiri juga membenamkan wajahnya di dada Satya.
Kamar itu terasa sangat sunyi, baik Satya dan Tara sama-sama tak ada yang bersuara. Satya yang tangannya melingkari punggung Tara sesekali mengusap lembut punggung wanita itu dan tanpa benar-benar sadar ia juga beberapa kali memberikan kecupan di puncak kepala Tara.
KAMU SEDANG MEMBACA
TARA SATYA
Romance***PUBLISH ULANG SEMENTARA*** ***ABAIKAN TYPO, BELUM REVISI*** Selama ini Tara hidup dengan mempercayai jika ia wanita spesial bagi Kafka, sosok yang sejak remaja mengisi hari-harinya dan membuatnya percaya jika di dunia ini masih ada banyak hal bai...