19. Tidak Menolak

1.7K 201 26
                                    


*** PUBLISH ULANG SEMENTARA ***





21+







***

"Tara, lo beneran gak mau gue apa-ap—Aw!"

"Kok gue dicubit sih?!"

Satya langsung menatap sengit Tara yang baru saja memberikan cubitan yang begitu terasa menyakitkan di samping perutnya.

Ia baru saja hendak kembali bersuara untuk kembali memprotes Tara, namun wanita itu mendahuluinya.

"Lo pengen banget ngapa-ngapain gue, ya?" tanya Tara dengan matanya yang menatap Satya tajam.

Padahal pria itu sendiri yang mengatakan tak akan melakukan apa pun jika bukan ia yang meminta namun kini Satya justru terkesan memaksanya untuk meminta pria itu melakukan hal yang tidak-tidak.

"Kalau lo yang pengen ngapa-ngapain gue, kenapa harus gue yang minta!" ujar Tara lagi yang bicara dengan nada kesalnya, namun apa yang ia katakan berhasil membuat Satya menunjukkan tatapan yang berbeda.

Tara seketika ingin menghantamkan kepalanya sendiri ke tembok, ia sepertinya salah bicara dan Satya mungkin menganggapnya serius.

"Emang boleh gue ngapa-ngapin lo?"

Ya, dugaan Tara tepat dan kini ia bisa melihat mata Satya yang menatapnya dengan binar penuh harap.

"G-gak boleh!" sahut Tara dengan agak gugup dan ia dengan cepat membaringkan tubuhnya dengan posisi memunggungi Satya.

Tanpa sadar binar di mata Satya seketika meredup, entah sebenarnya apa yang ia harapkan bahkan ia sendiri pun tak tahu mengapa ia menaruh begitu banyak harapan pada wanita di sampingnya itu.

Satya akhirnya ikut berbaring, ia menatap langit-langit kamar itu, lalu melirik Tara yang masih memunggunginya dan ia seketika menghembuskan napas kasar.

"Tara, jangan munggungin gue!" ujar Satya. Ia tak suka dipunggungi seperti ini.

Tara bergeming, ia mengabaikan perkataan Satya itu padahal ia sendiri belum kembali tidur.

"Tara!" panggil Satya dengan nada kesalnya namun Tara tetap mengabaikannya sehingga Satya mulai kesal dan tiba-tiba saja ia memiliki ide jahil yang membuat sudut bibirnya tertarik.

"Satya!" pekik Tara yang langsung berusaha berbalik, namun tertahan oleh tangan Satya yang ada di pinggangnya.

"Sat! Geli!" pekik Tara lagi yang berusaha untuk tidak tertawa namun gagal karena Satya terus menggelitiki pinggangnya.

"Satyaaa ...." Tara mulai merengek, masih dengan terus berusaha berbalik untuk menghadap Satya sampai akhirnya ia berhasil dan langsung disuguhi pemandangan di mana Satya menunjukkan senyumnya yang begitu menyebalkan.

"Apaan sih!" bentak Tara yang berusaha untuk terdengar segalak mungkin tapi itu justru membuat Satya tersenyum dan kembali melancarkan serangannya.

Tara kini tak tinggal diam, ia membalas Satya dengan melakukan hal yang sama sehingga keduanya kini saling menggelitiki dan sama-sama tertawa sampai kondisi tempat tidur itu jadi sangat berantakan.

"Sat, udah ... capek," pinta Tara di tengah tawanya karena ia sepenuhnya kalah oleh Satya yang bahkan kini sudah kembali dalam posisi duduk.

Satya pun akhirnya berhenti, lalu kembali merebahkan badannya di samping Tara, membuat wanita itu perlahan mengubah posisinya menjadi menghadap Satya namun dengan matanya yang terpejam.

TARA SATYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang