PUBLISH ULANG UNTUK YANG KEDUA KALINYA
MOHON MAAF KALAU NOTIFNYA MENGGANGGU
***
"Kenalin, ini Shiela ... calon istriku."
Wanita itu, Tara, ia terkesiap kaget dengan mata yang menatap tak percaya Kafka yang baru saja memperkenalkan seorang wanita kepadanya dan jauh lebih terkejut saat isi kepalanya mulai mencerna perkataan Kafka barusan.
Calon istri, kata itu terus berulang di dalam kepala Tara dan ia seketika ingin menangis.
Jika yang berada di samping Kafka kini adalah calon istri pria itu, lalu selama ini Kafka menganggapnya apa?
Bukankah mereka memiliki hubungan spesial selama beberapa tahun bahkan belasan tahun terakhir ini?
Bukankah ia wanita yang berharga dalam hidup Kafka?
Tara masih tak bisa mencerna semuanya sampai sapaan wanita itu menyapa telinganya.
"Hai, Tara ... salam kenal ya, Kafka banyak cerita soal kamu ke aku," ujar wanita yang tadi Kafka sebut dengan nama Shiela itu. Wanita itu tersenyum hangat, berbeda dengan Tara yang benar-benar tak bisa mengontrol raut wajah juga perasaannya.
Mungkin suara itu tak terdengar, namun Tara merasakan ada yang hancur di dalam hatinya dan kini mungkin sudah berubah menjadi ratusan atau bahkan ribuan keeping yang tak akan bisa disusun kembali.
Hatinya hancur.
Ternyata pria yang sangat ia cintai itu justru memiliki wanita lain yang bahkan belum pernah Tara kenal sebelumnya. Tara kini merasa hidupnya seperti lelucon, ia mencintai Kafka dan merasa Kafka juga memiliki perasaan yang sama kepadanya namun apa-apaan ini?
Mengapa Kafka tiba-tiba saja datang dengan memperkenalkan wanita ini tanpa memberi peringatan terlebih dahulu untuknya? Tidakkah Kafka tahu jika ini sangat menyakitkan?
"Tara, maaf aku baru bisa kenalin Shiela ke kamu ... dua tahun terakhir Shiela tinggal di Australia, baru pulang kemarin dan kita udah sama-sama sejak lima tahun lalu."
Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah satu-satunya pribahasa yang sepertinya paling cocok untuk menggambarkan kondisi yang Tara alami sekarang.
Lima tahun.
Lima tahun sudah Kafka menjalin hubungan dengan Shiela, namun tak pernah sekali pun pria itu membahasnya di depan Tara.
Apa Kafka memang sengaja untuk membuat Tara terlihat seperti orang bodoh?
"Aku banyak ceritain soal kamu ke Shiela karena kamu adik yang paling aku sayang," sambung Kafka lagi yang entah tak sadar atau pura-pura tak sadar jika Tara kini tak baik-baik saja.
Adik, ya, selama ini Kafka hanya menganggap Tara sebagai adik yang sangat ia sayangi. Namun Tara justru menginvestasikan hatinya untuk pria yang sudah ia kenal sejak mereka masih sama-sama remaja itu.
Tara salah mengartikan semua perhatian dan kasih sayang Kafka, ia ternyata tak lebih dari seorang adik saja untuk Kafka, sedangkan bagi Tara, Kafka adalah segalanya. Kafka hidup dan dunianya yang membuat Tara tetap berdiri untuk menghadapi perihnya skenario yang Tuhan beri untuknya.
"Akhir minggu ini, aku sama Shiela mau lamaran ... mungkin dalam tiga bulan ke depan kita bakal melangsungkan pernikahan."
Tara lagi-lagi dibuat terkejut, ia bahkan masih kesulitan mencerna perkataan Kafka sebelumnya dan kini pria itu justru menambah beban pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TARA SATYA
Roman d'amour***PUBLISH ULANG SEMENTARA*** ***ABAIKAN TYPO, BELUM REVISI*** Selama ini Tara hidup dengan mempercayai jika ia wanita spesial bagi Kafka, sosok yang sejak remaja mengisi hari-harinya dan membuatnya percaya jika di dunia ini masih ada banyak hal bai...