*** PUBLISH ULANG SEMENTARA ***
***
Berjalan berdua dengan sebelah tangan yang saling menggenggam di saat satu tangan lainnya sama-sama tengah memegang es krim menjadi pengisi kegiatan jalan malam Tara dan Satya yang kini tengah berjalan kembali menuju apartemen Satya.
Satya sesekali menoleh untuk menatap Tara dan setiap kali ia menatap wanita di sampingnya tersebut, Satya tak bisa menahan diri untuk tak tersenyum.
Senyum itu bukan senyum jahil yang biasa ia tunjukkan, melainkan senyum lega karena setelah beberapa jam akhirnya Tara tak lagi terlihat sedih seperti sebelumnya.
"Ada yang mau dibeli lagi, gak?" tanya Satya yang membuat Tara mengalihkan fokusnya dari jalanan dan menoleh sehingga mereka kini saling bertatapan.
Langkah kaki keduanya sudah terhenti bertepatan dengan sebelah tangan Satya yang memegang es krim terulur mendekati wajah Tara lalu Tara merasakan usapan lembut di sudut bibirnya.
"Jangan belepotan gitu dong, gue jadi pengen bersihin langsung pakai bibir gue," ujar Satya yang langsung Tara hadiahi lirikan tajamnya.
"Sembarangan banget ngomongnya. Malu didenger orang lain," keluh Tara yang justru membuat Satya terkekeh.
"Kalau lagi di luar gini malu ya, tapi kalau lagi berdua gak ada malu-malunya tuh."
Ejekan Satya itu berhasil membuat dirinya ditinggal begitu saja oleh Tara yang langsung melepas tautan tangan mereka namun sebelum benar-bener pergi, Satya sempat melihat wajah Tara yang mulai bersemu kemerahan.
"Tara."
"Jangan deket-deket! Gue gak kenal sama orang mesum kayak lo."
Satya kembali terkekeh ia menuruti perkataan Tara dengan tak mendekati wanita itu dan memilih berjalan beberapa langkah di belakang Tara.
Satya terus mengekori Tara seraya memakan es krimnya sampai akhirnya es krimnya habis dan ia tiba-tiba saja mengeluarkan ponselnya dari saku celana pendek yang ia kenakan.
"Tara," panggil Satya lagi yang kali ini berhasil membuat Tara menghentikan langkah kakinya. "Lihat sini dong," sambung Satya sehingga Tara pun berbalik dan dibuat terkejut saat melihat Satya berdiri di belakang sana seraya mengangkat ponsel seakan tengah membidikkan kamera belakang ponsel itu ke arahnya.
Tara sama sekali tak salah terlebih beberapa detik setelahnya Satya langsung tersenyum lebar seraya menatap layar ponselnya.
"Lo foto gue ya?" tanya Tara seraya berjalan mendekati Satya dan ia dibuat mencebikkan bibirnya saat melihat foto buram yang Satya ambil itu.
"Hapus, jelek fotonya burem kayak gitu," pinta Tara namun Satya dengan cepat mematikan layar ponselnya dan memasukkan lagi benda pipih itu ke dalam sakunya.
"Fotonya burem juga lo tetep kelihatan cantik," ujar Satya yang langsung menunjukkan senyum yang terlihat menyebalkan di mata Tara.
Tara baru saja hendak mendebat Satya saat pria di depannya itu tiba-tiba saja kembali merangkul bahunya.
"Yuk pulang ah, banyak nyamuk nanti kaki gue digigitin nyamuk."
"Salah sendiri ngapain pakai celana pendek," ujar Tara saat Satya mulai mengajaknya untuk kembali berjalan.
Satya menoleh lalu tersenyum dan memberikan kecupan di sisi kepala Tara seraya mengatakan, "Iya, iya, gue yang salah."
Tara tak lagi mengatakan apa pun, ia akhirnya hanya diam dengan kaki yang terus melangkah mengikuti langkah kaki Satya sampai akhirnya mereka sampai di gedung apartemen Satya dan kini tengah menunggu lift untuk naik ke lantai hunian pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TARA SATYA
Romance***PUBLISH ULANG SEMENTARA*** ***ABAIKAN TYPO, BELUM REVISI*** Selama ini Tara hidup dengan mempercayai jika ia wanita spesial bagi Kafka, sosok yang sejak remaja mengisi hari-harinya dan membuatnya percaya jika di dunia ini masih ada banyak hal bai...