*** PUBLISH ULANG SEMENTARA ***
***
[Satya]
[Sat, lo ke mana?]
[Kenapa dari kemarin gue gak bisa hubungin lo?]
[Kalau lo udah nyalain HP dan baca pesan ini, tolong hubungin gue]
[Ada hal penting yang mau gue bicarain]
Tara menghembuskan napas beratnya, ia masih terduduk lemas di atas kloset kamar mandinya. Wajahnya terlihat sangat gelisah dan hal itu disebabkan oleh benda putih panjang yang berada di tangan kirinya di saat tangan kanannya menggenggam ponselnya yang masih menunjukkan chat roomnya dengan Satya.
Testpack.
Ya, tangan kiri Tara menggenggam sebuah testpack yang baru saja ia gunakan dan dua garis merah tercetak jelas di alat tersebut.
Tara hamil dan kini ia tengah berusaha menghubungi Satya yang sejak kemarin sore tiba-tiba tak bisa ia hubungi baik melalui pesan maupun panggilan telepon.
Tara menggigit bagian dalam bibir bawahnya dengan erat, ia cemas setengah mati dan kini benar-benar tak tahu harus melakukan apa.
Kemarin Tara tersadar tepat saat dokter datang untuk memeriksanya dan atas saran dokter tersebut pagi ini ia melakukan tes menggunakan testpack yang hasilnya sungguh di luar dugaannya.
Setelah tak berjumpa selama hampir setengah tahun dengan Satya dan tak pernah melakukan hubungan intim sampai ia kembali berjumpa dengan Satya, kini ia mengandung dan entah apa yang kini ia rasakan.
Tara takut namun di sisi lain ia percaya hal ini tak akan menjadi pengganggu dalam hubungannya dengan Satya mengingat pria itu mengatakan akan segera menikahinya.
"Semoga sebentar lagi Satya nyalain handphone-nya," gumam Tara pelan yang kemudian menunduk menatap perut datarnya.
Tara terdiam cukup lama dengan pikirannya yang tak tenang sampai akhirnya ia mengangkat wajahnya dan menarik napas dalam-dalam.
"Tenang, Tara ... semua pasti baik-baik aja," gumam Tara lagi mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri walau itu tak memberi banyak perubahan.
Ia tetap khawatir, gelisah dan takut.
"Gue harus ke rumah sakit ...."
***
[Satya, lo ke mana?]
[Lo gak apa-apa, kan?]
[Tolong segera kabarin gue, Satya]
[Gue khawatir karena udah seminggu ini lo gak ada kabar.]
Ya, seminggu telah berlalu sejak hari di mana Tara melakukan tes kehamilan dan hingga detik ini ia tak bisa menghubungi Satya.
Kondisi Tara tampak tak baik-baik saja, selain karena terlalu gelisah memikirkan Satya, Tara juga mengalami morning sickness yang cukup parah.
Wajah Tara pucat bahkan sangat pucat tapi ia tak bisa berhenti kerja sekarang karena ia ingin segera menyelesaikan tugasnya dan pergi ke Jakarta untuk mencari tahu apa yang terjadi kepada Satya sehingga pria itu tiba-tiba saja menghilang tanpa kabar seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TARA SATYA
Romance***PUBLISH ULANG SEMENTARA*** ***ABAIKAN TYPO, BELUM REVISI*** Selama ini Tara hidup dengan mempercayai jika ia wanita spesial bagi Kafka, sosok yang sejak remaja mengisi hari-harinya dan membuatnya percaya jika di dunia ini masih ada banyak hal bai...