58. Cuma Temen, Kan?

1.2K 168 34
                                    



*** PUBLISH ULANG SEMENTARA ***



***

"Tara ...."

DEG

Ya, wanita yang berdiri di depan Aryan adalah Tara dan ia langsung menoleh dengan dadanya yang berdebar kencang saat mendengar suara yang sangat ia kenal itu.

Mata Tara melebar, bibirnya bergetar dan ia tak sanggup bersuara saat irisnya saling bertatapan dengan iris Satya yang sudah memerah terlapisi air mata.

"Tara," panggil Satya lagi yang langsung menarik Tara masuk ke dalam pelukannya.

Satya mendekap Tara dengan erat di saat Aryan, Azka dan beberapa orang lain menatap kearahnya dan Tara.

Tara tetap membeku ia masih mencerna semua yang terjadi di sana dan matanya seketika ikut terlapisi air mata saat mendengar bisikan super pelan dari Satya.

"Akhirnya ... akhirnya gue bisa lihat lo lagi, Tara ...."

"Lo bikin gue hampir gila. Gue takut lo kenapa-napa, Tara."

Tatapan mata Tara mulai bergetar, air matanya sudah hampir luruh namun ia dengan cepat bisa menguasai dirinya dan perlahan mendorong dada Satya.

Satya dibuat terkesiap, ia menatap Tara dengan tatapan sendunya dan terlihat begitu banyak hal yang ingin Satya ungkapkan namun Tara tiba-tiba langsung memalingkan wajahnya.

"A-aryan ... a-ku pulang," ujar Tara yang suaranya hampir tak bisa keluar.

Aryan terperanjat dan perlahan menganggukkan kepalanya di saat Tara dengan segera melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana.

"Tara," panggil Satya yang bersiap untuk mengekori Tara namun Aryan dengan cepat tersadar dan berdiri menghadangnya.

"Jangan kejar Tara," pinta Aryan namun Satya tak menggubrisnya, ia langsung mendorong Aryan ke samping lalu dengan langkah lebarnya berlari mengejar Tara.

"Tara tunggu," pinta Satya.

Tara tak menghiraukan panggilan itu, ia tetap melangkah dengan langkah yang kian lebar. Ia belum siap berjumpa dengan Satya apalagi dalam situasi seperti itu.

"Tara, please ...," ujar Satya yang langsung mengulurkan tangnnya dan berhasil kembali meraih tangan Tara.

Satya langsung menarik Tara dan ia kembali memeluk Tara tak peduli jika wanita itu akan menolaknya lagi.

"Tara, Please, jangan pergi lagi," bisik Satya dengan suara paraunya.

"Sampai kapan lo mau hindarin gue, Ra? Gue udah gak sanggup, gue gak mau lagi kehilangan lo," sambung Satya yang akhirnya berhasil membuat Tara menitikkan air matanya.

Tara awalnya hendak kembali mendorong Satya namun seteah mendengar bisikan Satya itu kekuatan di tangannya seakan hilang dan ia tak mampu mendorong Satya lagi.

Tara membiarkan Satya memeluknya namun ia tak membalas pelukan itu, ia hanya diam menahan tangisnya yang bisa berubah menjadi sangat parah dalam hitungan detik.

"Gue udah cari lo ke mana-mana, Ra, gue rasanya udah hampir gila dan gue sadar gue udah buat kesalahan besar, jadi tolong ... jangan hindarin gue lagi."

Satya juga sudah tak bisa menahan air matanya, ia menumpukan wajahnya di atas bahu Tara dan menumpahkan air matanya di sana.

Ia rasanya masih tak percaya bisa berjumpa dengan Tara di sana dan ia tak ingin kehilangan Tara untuk kedua kalinya.

Tara memejamkan matanya, ia masih membiarkan Satya memeluknya dan jujur rasa hangat dari pelukan Satya itu begitu ia rindukan.

"Tara."

TARA SATYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang