35. Cuma Gue Yang Boleh

1.9K 188 21
                                    






*** PUBLISH ULANG SEMENTARA ***




21+  









***

Memberi kejelasan untuk Tara?

Bagaimana caranya?

Satya sejak tadi melajukan mobilnya dengan kepala yang terus memutar perkataan Haura yang memintanya memberi kejelasan mengenai hubungannya dengan Tara namun jujur saja Satya bingung karena sampai detik ini ia saja belum tahu persis mengenai perasaannya untuk Tara.

Belum tahu persis bukan berarti ia tak memiliki perasaan apapun kepada Tara, terlebih ia dan Tara sudah begitu sering menghabiskan waktu berdua bahkan sampai bercinta.

Itu semua tak mungkin terjadi jika ia tak merasakan perasaan apapun kepada Tara namun hingga detik ini ia belum tahu persis nama perasaan yang ia rasakan itu dan ia takut terlalu cepat mengambil kesimpulan dengan mengatakan ia mencintai Tara.

Satya pernah mencintai Shiela dalam waktu yang tak sebentar, sehingga jika kali ini ia langsung menyimpulkan jika ia mencintai Tara, Satya takut melakukan kesalahan.

Kesalahan seperti apa?

Tentu ia takut salah menyimpulkan perasaannya, ia takut jika sekarang ia dengan implusif mengatakan ia mencintai Tara namun nyatanya di kemudian hari ternyata ia sadar jika ia tak mencintai wanita itu dan hanya merasa senasib dengan Tara, tentu itu akan menyakiti Tara, bukan?

Satya akhirnya menghentikan mobilnya di parkiran club malam yang biasa ia datangi.

Ya, club malam yang jaraknya tak terlalu jauh dari apartemen Tara.

Malam ini entah mengapa setelah cukup lama tak minum-minum Satya justru mengemudikan mobilnya ke sana, mungkin malam ini ia sedang ingin merayakan hari patah hatinya yang sesungguhnya karena pada akhirnya Shiela benar-benar bersanding dengan Kafka di pelaminan.

Begitu Satya masuk ke sana, suara bising dari dentuman musik yang sangat kerasa langsung menyapa telinganya.

Ia tiba-tiba tersenyum saat mengingat lagi jika ia memang sudah cukup lama tak pernah datang ke sana dan terakhir kali ia ke sana, itu justru menjadi hari di mana ia dan Tara mulai menjalin hubungan yang membuatnya sekarang kebingungan.

Ya, kali terakhir saat ia datang ke sana adalah hari di mana ia tanpa pikir panjang mencium Tara lalu saat ia mulai menyentuh tubuh wanita itu, Tara justru meminta untuk pindah namun akhirnya saat mereka sampai di apartemen Tara, tak ada yang terjadi di antara mereka selain tidur di atas tempat tidur yang sama tanpa melakukan apapun.

Jika diingat lagi, kejadian itu sungguh sangat menggelikan, karena saat ia dan Tara sampai di apartemen wanita itu, suasana menjadi canggung.

Senyum Satya tadi perlahan sirna saat tiba-tiba ia merasakan perasaan rindu.

Ya, ia harus mengakui jika ia merindukan waktu di mana ia sedang bersama Tara dan itu membuatnya semakin sedih karena setelah lebih dari sebulan pun, Tara masih tak mau memaafkannya dan semakin hari justru terasa kian menjauhinya.

Satya menghembuskan napas beratnya, lalu menggelengkan kepalanya dan berjalan lebih dalam memasuki club malam itu.

Suasana di sana tak seramai biasanya yang selalu terasa sesak karena terlalu banyak manusia di dalamnya sehingga mata Satya dengan mudah bisa menemukan sosok yang menjadi alasan utama rasa bingung yang ia rasakan.

Satya mengernyitkan dahinya, jujur ia tak suka melihat wanita itu berada di sana sendirian dengan banyaknya pria yang menatapnya dengan tatapan lapar, sehingga Satya dengan cepat berjalan menghampiri lalu duduk di kursi kosong yang bersebelahan dengan wanita itu.

TARA SATYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang