☣BAB 16☣️

2.3K 148 2
                                    

♡[08/04/2022]♡

^Sakit ini biar aku saja yang rasakan, karena tidak akan ada satu orang pun yang akan mengerti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^Sakit ini biar aku saja yang rasakan, karena tidak akan ada satu orang pun yang akan mengerti.^
Satisfya Akira Kirana

Sepulang sekolah Fiya berjalan sendiri melewati lorong menuju gerbang sekolah. Sesekali air matanya jatuh disela langkah kakinya.

Entah berapa lama Fiya menangis sembari memeluk buku kesayangannya, sampai membuat matanya bengkak dan hidungnya turut memerah.

Langkahnya terhenti ketika melihat Bagas tengah berdiri di samping motor tepat di depan gerbang. Sekarang jangan ada rasa takut untuk orang jahat itu.

Ia melanjutkan perjalanan meski harus menundukkan kepala, agar cowok jahat itu tidak melihat kondisinya saat ini.

"Maaf," kata itu terdengar jelas saat Fiya berpapasan dengan Bagas.

Fiya berhenti bukan karena keinginannya, tapi Bagas tengah mengunci tangannya.

"Tolong lepasin!" pinta Fiya dengan suara serak khas orang menangis.

Bagas menarik tangan Fiya hingga kembali menjadi pusat perhatian. Ia melihat wajah pucat cewek itu yang semakin menyayat hatinya. Ia benci air mata itu terus mengalir di pipi Fiya.

"Lo kenapa sih? Nangis? Cengeng banget!" ketus Bagas, padahal bukan itu yang ingin ia katakan.

"Gue udah baik mau minta maaf, tapi lo masih nangis cuma gara-gara buku. Kekanak-kanakkan banget lo! Kalau lo mau, gue bisa beliin lo banyak buku kayak gitu!"

"BAGASS!!!" teriak Fiya, hingga mengejutkan Bagas.

Fiya menarik tangannya hingga terlepas dari cengkeraman Bagas, meski itu melukai pergelangan tangannya.

Matanya menatap tajam ke arah Bagas, "Emang orang kayak lo, sampai kapan pun nggak akan pernah PAHAM!!" pekik Fiya meneteskan air mata yang sedari tadi ia tahan.

Tolong, kata-kata kasar itu sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan hatinya.

Namun Bagas hanya diam, ia tidak ingin berkomentar lagi. Sudah cukup ia membuat cewek itu menangis. Bagas bingung harus mengatakan apa, seolah kata-kata tadi terucap tanpa sadar. Kini ia tidak hanya menyesal tapi juga muak dengan dirinya yang sekarang.

'Damn!'

¤¤¤¤

"Gimana, lo udah minta maaf?" tanya Aril yang melihat kedatangan Bagas.

Bagas tidak menanggapi ucapan Aril dan langsung melepas seragam sekolahnya lalu menuju area latihan di markas besar.

"Iya," jawabnya singkat sembari memaikan katana miliknya.

Karena Bagas tahu jika sikapnya tadi malah memperkeru suasana. Untuk menghilangkan pikiran mengenai cewek itu, Bagas menyibukkan diri dengan latihan.

Awalnya ia ingin bertanding dengan Dhani atau Faul, tapi entah kemana dua dungong itu pergi. Di arena latihan hanya ada Aril yang sibuk menginterogasi dirinya dan Arya dengan camilan yang pasti ambil di kulkas.

Omong-omong masalah Fiya, Bagas tiba-tiba teringat pada setiap kata yang cewek itu lontarkan padanya, hal itu membuatnya panasaran.

"Ar," panggil Bagas pada Arya yang sibuk dengan cemilannya. Kadang ia dibuat bingung dengan porsi makan Arya yang tidak membuatnya jadi gemuk.

"Lo tadi sempet ngomong masalah buku Fiya," lanjutnya.

"Hm, buku itu pemberian dari Mamanya. Dia bilang gitu pas gue ngajak bareng." jelas Arya dengan mulut yang penuh camilan.

"Gue Faham," sahut Faul ikut nimbrung, bahkan Dhani juga datang secara misterius dan langsung mengambil camilan dari Arya.

"Eh, eh cemil_"

"Bagi bah," potong Dhani.

"Pasti buku itu berharga banget buat dia," sambung Faul ikut memakan camilan yang Dhani rebut dari Arya.

"Tapi pasti ada alasan lain," tebak Bagas.

"Ho oh, soalnya_"

"GAWATT!!" potong Aril terlihat panik.

¤¤¤¤

Malam yang gelap tak membuatnya takut untuk latihan fisik atau bisa dibilang pelampiasan. Keringat terus berjatuhan tatkala ia memaksakan tubuhnya untuk meninju dan menedang. Entah terbuat dari apa tubuhnya itu.

Padahal hujan telah membasahi sekujur tubuhnya, bahkan kepalan tangan itu mengeluarkan cairan merah kental.

Biasanya cewek sakit hati, ia akan menangis di malam hari agar tidak ada yang mendengarnya.

Sangat berdeda dengan Fiya yang melampiaskan keluh kesahnya kepada alat latihan hingga pingsan atau yang lebih buruk.

BYURR!!

Suara pecahan air akibat tubuh Fiya yang tak sadarkan diri.

¤¤¤¤
WADUHHH JARANG NIH CEWEK KAYAK FIYA. YOK YOK TERUS PANTENGIN BIAR NGGAK KETINGGALAN.
HAYOO YG BELUM VOTE DISEGERAKAN DN DI ANJURKAN LANJUT BIAR NGGAK PENASARAN.
LANJUT SCROLL..

BAGASKARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang