☣️BAB 49☣️

1.3K 80 2
                                    

Happy Reading♡[27/05/2K22]♡

^Bisakah merubah alur yang sudah terlanjur?^
Satisfya Akira Kirana



Senja berganti malam. Kini Fiya tengah duduk di balkon sembari memandangi indahnya sinar rembulan. Tak lupa ia membawa bingkai foto untuk ia ajak bicara mengenai kesehariannya.

Jika ia mengalami krisis perasaan ada beberapa hal yang biasa ia lakukan. Satu mood makan menghilang, kedua malas mandi dan yang terakhir tidur tidak akan nyenak. Semua itu terjadi akibat dari kondisi hatinya yang tidak Baik-baik saja.

"Ngapain?" tanya seseorang yang membuat jantung Fiya melompat dari tempatnya.

"Setan!!" makinya melihat senyum Satriya yang menjengkelkan.

"Muka ganteng gini dipanggil setan, sakit mata lo!!" cibir Satriya tidak terima.

"Kepala plontos aja dibanggain," gumam Fiya yang sedikit terdengar oleh telinga Satriya.

"Apaan?" sinis Satriya pada Fiya yang memasang muka polos bin bego di hadapannya.

"Punya telinga dipakai, jangan cuma digantung aja jadi hiasan," sinis balik Fiya.

"Lah Abang ngapain kemari? Nggak pakek permisi lagi," lanjutnya.

"Salah siapa pintu kamar ke buka?" balas Satriya, emang ya kakak modelan Satriya gini paling bisa membalikkan keadaan.

"Lo tadi ke makan Mama sama Putri ya?" tebak Satriya setelah beberapa saat hening.

Untuk masalah ini Fiya tidak terlalu ambil pusing, karena Satriya memang tipikal kakak yang peka terhadap keadaannya.

Pulang basah kuyup dengan noda tanah di sekujur tubuh, sudah bisa ditebak ia pulang dari makam.

"Lo cerita apa sama Mama?" tanya Satriya sembari mengusap puncak kepala Fiya, "Jangan bilang lo ngadu kalau gue habis bentak lo?" tudingnya.

"Ya kalik gue kagak ada kerjaan aja!!" ketus Fiya dibalas jitakan indah dari Satriya.

"Hahaha ... iya, iya, gue percaya. Lagian lo ke makam cuma pas hati lo bimbang, kan?" tebak Satriya. "Gue sama Papa minta maaf karena nggak selalu ada buat lo," tuturnya sembari memeluk pundak Fiya, seakan-akan menyalurkan kekuatan.

"Nggak papa, lagian kakak sibuk tugas negara dan Papa mencari nafkah, bahkan sampai mau terima kehadiran Fiya_" penjelasan Fiya terpotong.

"Hhsssttt ..." jari Satriya menempel di bibir ramun adiknya, "Ngomong apaan sih, lo? Sampai kapan pun lo adek gue dan kita anaknya Papa Zean," jelasnya memancing air mata Fiya keluar.

"Iya, Bang,"

Satriya mengusap halus aliran air mata yang melintasi pipi Fiya, "Udah, jangan nangis. Katanya Fiya itu pemberani," candanya menirukan gaya Fiya bicara.

Belum lama kehangatan antara kakak beradik ini bermula, tiba-tiba Satriya merasakan getaran dari smartphonenya. Panggilan menyatakan bila sang merah putih memanggilnya.

Melihat itu, Fiya hanya tersenyum bangga dan tidak ada rasa sedih di wajahnya, "Udah pergi sono! Merah putih memanggil!!" ujarnya sebagai penyemangat.

Satriya mengusap puncak kepala adiknya hingga rambut yang semula rapi menjadi acak-acakan, "Bisa aja adek gue," gemasnya.

"Gue pergi dulu, di rumah aja sama my wife," teriak Satriya sembari berjalan keluar.

"Mual gue denganya, BUCIN!!" makinya.

Senyuman manis mulai pudar ketika Fiya melihat notifikasi pesan masuk. Nomor asing itu kembali meneror dirinya dengan sebuah data yang mungkin akan menjadi pemecah keraguan di hati.

Inilah hal yang Fiya takutkan bila memiliki sebuah hubungan dengan Neurosion. Memang awalnya sangat menguntungkan, tapi lama kelamaan makin mencekik dirinya secara perlahan. Kini ia harus menentang arusnya sendiri.

¤¤¤¤

HAI HAI HAI BESTIEE ...

NAA UDH UPP NIH, MAAF AGAK KEMALAMAN, SOALNYA MASIH ADA KEGIATAN.

SATU KATA BUAT CHAPTER INI!!!! NAA MAKSA HEHEHE ... CANDA!!

KALI INI READER NAA KASIH GILA-GILANYA BANG SATRIYA.

TENANG BESOK MASIH ADA YG LAINNYA.

OH IYA, BTW PENASARAN NGGAK SIAPA YG TEROR FIYA?

APA KALIAN UDAH PUNYA TERSANGKA DAN DUGAAN??

SAYANG HARUS NUNGGU BESOK.

SALAM HANGAT DARI NAA♡♡♡

LANJUT BESOKKKKK ....

BAGASKARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang