☣️BAB 58☣️

1.2K 71 3
                                    

♡[06/06/2K22]♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♡[06/06/2K22]♡

^Setiap tindakan pasti sudah direncanakan.^
Satisfya Akira Kirana》


4 jam yang lalu ...

"Gimana gue bisa keluar?" pertanyaan itu terus mengiang di pikiran Fiya. Berjalan mondar-mandir sembari menunggu bola lampu menyala.

Sampai akhirnya pintu terbuka dan menampakkan sosok yang membuatnya mengerutkan dahi emosi, "Lo ngapain? Belum puas lhiat gue dihukum sama Papa?!" sindirnya keras.

Cowok berbadan tegap dengan pesonanya yang khas itu hanya bisa tersenyum saat melihat adiknya marah.

"Galak banget adek gue," tegur Satriya sembari mencubit hidung Fiya gemas.

"Apaan sih?! Sok manis!" sindirnya lagi.

"Iya, iya, maaf." balas Satriya seraya berjalan ke arah meja belajar adiknya. Dari sorot matanya ia sepertinya tengah mencari sesuatu.

"Nggak!" tolak Fiya sok jual mahal.

"Lo mau keluar, kan?" tanya Satriya yang masih sibuk mencari sesuatu.

"KEPO!" sarkas Fiya mulai geram saat Satriya mengacak-ngacak meja belajarnya, "Cari apaan sih? Nggak sopan banget!"

"Sewot bener deh! Lagi pms ya?" tanya balik Satriya lalu kembali menatap adiknya setelah menemukan bendanya.

"Ck! Abang kan cuma bisa kayak emak-emak yang suka ngaduh!" cibirnya tak henti-henti meluapkan rasa kekesalannya.

Satriya tidak lagi bicara, hanya saja tangannya mulai mendekat dan memasang sesuatu yang ia temukan tadi dimana tempatnya dulu berada.

"Ini ..." kejut Fiya melihat apa yang dipasangkan Satriya di telinganya.

"Gue tahu lo ambil entuh barang tanpa sepengetahuan Papa. Dan ..." Satriya memberi jeda untuk menunjukkan sesuatu yang selama ini ia rampas dari adiknya.

"Itu kan_"

"Punya lo," sambar Satriya sembari menunjukkan koper hitam berlambang burung emas terbakar. "Seharusnya gue nggak ngehalangi jalan lo, tapi gue takut_"

"Nggak usah drama!" sindir Fiya lalu berlari ke pelukan kakaknya yang hangat, "Thanks,"

Satriya mencium dahi adiknya lalu mengusap puncak kepalanya sampai rambut Fiya berantakan, "Abang!!"

Ia terkekeh geli melihat ekspresi adiknya yang selalu cute saat marah.

"Hehehe ... hati-hati ya, ntar gue nyusul." ujar Satriya sembari melepas pelukannya.

"Tapi Papa ..." ujar Fiya sedikit ragu bila Zean akan menghalanginya untuk keluar.

"Papa biar jadi urusan gue, dan ..." Satriya merogo saku celanya, "Buat lo, siapa tahu berguna."

Fiya mengambil benda itu tanpa ada rasa ragu. Tiba-tiba sorot matanya berubah dan sialnya Satriya tidak menyadari hal itu sejak awal karena minim cahaya.

"The best Manipulator, dasar Queen of Badass! Ternyata lo udah siapin segalanya." ujar Satriya saat Fiya berjalan keluar kamar sembari membawa tas hitam yang ada di dalam koper  itu.

Fiya sendiri langsung beranjak menuruni tangga, meski jauh tapi ia masih bisa mendengar perkataan kakakanya yang memang sebuah kenyataan.

Langkahnya terhenti ketika melihat pria setengah baya tengah berdiri tegap di depan sebuah pajangan yang di tutupi kain hitam. Pajangan itu terus ditutupi kain hitam sebagai lambang rasa kekecewaan akibat kehilangan.

Perlahan Fiya mulai mendekat, tangannya saling berpegangan tanpa kegugupan darinya, "Pa ..." panggil Fiya dengan suara lirih.

Suasana mendadak mencengang ketika tidak ada jawaban dari sosok yang sangat Fiya sayangi itu. Namun sebelum kakinya beranjak pergi ia mendengar.

"Maafkan Papa, Fiya. Maafkan Papa."

Mata Fiya disambut dengan tatapan teduh Zean dengan air mata yang tak henti menetes. Hatinya terasa tersayat ketika melihat ha l itu. Tanpa ragu ia langsung mendekap putri kesayangannya dalam pelukan hangat.

"Papa nggak perlu minta maaf,"

Zean melepas pelukannya lalu mengusap air matanya agar tidak terlihat lemah di hadapan putrinya.

"Fiya benar, Fiya bukan Putri. Fiya singanya Papa. Singa keluarga Akbar dan Satisfya. Dulu Papa selalu khawatir akan orang-orang yang mengincar Fiya." ujar Zean lalu memeluk putrinya kembali sekaligus membisikkan sesuatu yang semakin membuat api semangatnya berkobar.

"Tolong ... balaskan dendam Papa, Mama dan Kakak kamu!" tegasnya sembari melepas pelukan.

Sebelum pergi, Zean memberikan semua kunci kendaraan yang ia sita bertahun-tahun yang lalu.

Fiya berbalik meninggalkan Ayahnya yang kini kembali menatap bingkai hitam itu. Di atas sudah ada Satriya yang mengerti apa yang akan dilakukan Zean dengan bingkai itu.

Satriya tampak tersenyum teduh bermaksud menyalurkan semangat untuk Ayahnya.

Dengan satu tarikan, Zean mencabut kain yang menutupi foto keluarga besarnya. Inilah foto yang menjadi bukti jati diri keluarga Akbar. Keluarganya bukan keluarga biasa.

Seyumnya terukir kala mengingat putri kecilnya itu telah tumbuh dewasa.

'Mama, Putri. Lihat dia sudah dewasa.'

Di tempat lain, kini Fiya tengah membuka mantel yang ditumpuki debu tebal melapisi mobil sport gradasi hitam maroon yang terparkir di bagasi. Sudah lama benda ini tidak terjama olehnya.

Mobil keluar memulai perjalanan. Menerjang derasnya hujan membuat pandangan siapa pun menjadi buram. Tapi untungnya mata Fiya masih tajam untuk melihat bayangan orang dari balik tirai hujan.

Cowok itu berdiri di tenah jalan yang sepi pengendara. Di kakinya terbujur seseorang dengan luka parah atau memang sudah meninggal. Tangannya memegang katana yang berlumur cairan merah pekat.

Sepertinya cowok itu selesai membantai seseorang sampai wajahnya tidak dikenali atau bisa dibilang hancur. Bahkan bola matanya tergantung di luar.

Silau lampu mobil Fiya memancing kedatangan cowok dengan aura menyeramkan, terlebih lagi pakaiannya basah oleh darah dan sepertinya itu bukan darah miliknya.

Katana itu ia gunakan untuk mengetuk jendela mobil hitam maroon itu. Bukannya tancap gas, Fiya malah dengan santainya membukakan pintu mobilnya. Seperti tidak ada rasa takut di matanya.

"Mayatnya?" tanya Fiya sebelum cowok itu masuk.

"Want to add more victims," balasnya dengan aura memyeramkan. (Mau tambah korban lagi)

¤¤¤¤

HADUHH ADUH ... APA LAGI NIHH???

SATU KELUARGA PUNYA DENDAM? APA BENER NIH FIYA BAKAL ... ADUHH ...

BTW SEBENARNYA FIYA ITU SIAPA SIH? TRS TADI KELUARGA AKBAR BUKAN KELUARGA BIASA?

SIAPA YANG COBA PAPA ZEAN HINDARIN DARI FIYA? DI KALIMAT TERAKHIR SIAPA COWOK YG FIYA TEMUIN LAGI BANTAI ORANG ITU????

BANYAK PERNYATAAN YG BELUM TERJAWAB DAN ITU HRS BERSAMBUNG DULU.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA GUYSSSS ...

LANJUT BESOK ...

BAGASKARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang