☣️BAB 19☣️

2.3K 137 7
                                    

♡[11/04/2022]♡

^Tuhan izinkan aku untuk menendang bok*ngnya sampai ke ujung semesta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^Tuhan izinkan aku untuk menendang bok*ngnya sampai ke ujung semesta.^
Satisfya Akira Kirana

Sesuai dengan pengumuman kemarin, bimble SBMPTN akan di mulai hari ini. Dengan kata lain, waktu pulang akan tertunda 2 jam lagi. Untungnya Fiya sudah menyiapkan bekal dari rumah agar sedikit menghemat uang jajan untuk membeli beberapa buku novel yang sudah lama ingin ia beli.

Tapi bukan berarti ia sudah melupakan apa yang dilakukan cowok resek itu pada buku kesayangannya, IMPOSSIBLE!

Di saat semua orang tengah mencari perbadokan, Fiya dengan santainya melahap bekalnya di kelas SOSHUM 1. Jujur, ia sedikit kesulitan karena makan dengan tangan kiri.

Satu per satu teman sekelas Fiya berdatangan membawa makanan yang mereka beli. Menyantapnya dengan lahap.

Sekedar info nih, kelas bimbingan tidak hanya teman sekelas tapi campuran, jadi nasip si Fiya yang tidak mendapat teman sebangku. Berasa jomblo.

Pelajaran di mulai saat Bu Ririn masuk kelas dengan membawa mapel Sejarah. Sudah tentu hari ini pasti akan banyak hal yang harus di catat, tapi apalah daya Fiya tidak bisa menulis dengan keadaannya saat ini.

Kalau di kelas Fiya mungkin akan minta bantuan dari Kiki dkk, sayang teman-temannya berada di kelas bimbingan yang berbeda.

"Permisi Bu Ririn, boleh saya masuk?" tanya seseorang yang kini tengah berdiri di ambang pintu.

"Loh, bukannya kamu anak SAINTEK? Kenapa ke SOSHUM, Bagas?" pertanyaan Bu Ririn berhasil membuat pandangan Fiya terangkat ke arah pintu.

'Ngapain tuh orang di sini?'

"Saya diminta Ayahnya Fiya buat menjaga putrinya," ujar Bagas yang memang sebuah kebenaran.

'Konslet nih orang!'

"Lagian SAINTEK 1 libur Bu, istrinya pak Jauhar lahiran," lanjutnya dengan percaya diri.

CCIEEEE ... ASEKK, ASEEKKK!!

Seru satu kelas membuat Fiya kebakaran jenggot. Bagaimana bisa cowok resek itu berdalih, pakai bawa nama Papanya lagi?

"Sudah, sudah!" relai Bu Ririn meski sempat ikut terbawa suasana, "Beneran di suruh Ayahnya Fiya atau cuma akal-akalan kamu Bagas?"

Bukannya suudzon tapi sebagai antisipasi, karena muridnya yang satu ini sangat pintar memanipulasi keadaan.

Melihat tatapan ragu itu, Bagas segera beranjak menuju meja guru sejarah yang memang sudah tidak asing di kalangan murid dengan sikapnya yang friendly.

Ia mengeluarkan smartphonenya.

Bu Ririn melihat dengan seksama sebelum mengambil keputusan, "Baiklah, kamu boleh duduk di samping Fiya, bantu dia menulis,"

'What?!'

Bagas berjalan dengan rasa bangga, meski itu ia tunjukkan dengan wajah super datar. Padahal di dalam hatinya ia tengah bersorak ria. Sedangkan Fiya, cewek itu tengah sibuk mengutuk Bagas dengan berbagai nama sejarawan.

Bagas tahu betul jika Fiya tidak akan menolak permintaan gurunya, selagi itu baik ia tidak akan membantah.

"Lo ngapain sih?!" gerutu Fiya dengan suara kecil, dari tatapan matanya sudah cukup membuktikan jika ia tidak menyukai kehadiran Bagas.

Tanpa permiri Bagas langsung duduk berdekatan dengan Fiya dan mengambil buku catatan milik cewek cerewet itu.

"Gue di suruh bokap lo, buat jagain lo," tegasnya.

"Balikin buku gue! Mending lo pergi deh!" usirnya secara terang-terang.

"Gue cuma ngejalanin A-M-A-N-A-H!" ujar Bagas sampai mengeja untuk cewek di sampingnya.

"Tapi_"

"Bagas, Fiya! Kalau kalian masih ribut, nanti Ibu kawinin kalian!"

"ASSEEEKKK ... CIUHH! NTAR ADA MAKANAN BANYAK!!"

Berbagai teriakan dan siulan memeriahkan pelajaran yang sempat tegang di SOSHUM 1. Sedangkan Bagas hanya diam dengan wajah datar dan tangan yang sibuk mengores tinta hitam di buku catatan, seakan tidak terjadi apa-apa.

Kali ini Fiya benar-benar menyesal telah mengenal iblis yang satu ini. Ingin rasanya ia menendang Bagas sampai ke ujung semesta.

¤¤¤¤

"Fiya, Papa minta maaf nggak bisa jemput kamu," ujar Papa Zean dalam panggilan telepon.

Fiya sendiri mengerti kondisi Zean saat ini. Pasti banyak yang harus ia lakukan sebagai pemilik perusahaan.

"Iya Pa, yang semangat ya! Fiya bakal naik angkot,"

"Nggak boleh! Jam segini mana ada angkot lewat," benar apa yang dikatakan Zean, Fiya sedari tadi berdiri didepan gerbang tidak ada satupun angkot lewat, mungkin faktor hari yang semakin sore.

"Terus Fiya_"

"Bareng gue!" ucap seseorang yang tiba-tiba hadir di samping Fiya dengan menaiki motor sport miliknya.

Fiya membungkam speaker smartphonenya, "Lo ngapain lagi, sih?!" ketusnya karena cowok resek itu terus mengikutinya.

"Pulang bareng gue!" tegasnya dengan suara berat yang khas.

"Ogah!"

"Ikut!"

"OGAHH!!"

"Ikut!!"

¤¤¤¤

LANJUT SCROLL GUYS ... MARI KITA LIHAT UJUNG DARI PERDEBATAN HARI INI. ATUW EMANG NGGK ADA UJUNG NYA?

BAGASKARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang