☣️BAB 7☣️

3.7K 235 3
                                    

♡[03/03/2022]♡

Yok yokk jempol T-rex nya bergerak buat vote, nggak mau kan kalau Naa patahin aja, hehehe ...

Hayyyo jgn di scroll aja. Dibaca guyss ....

Kasih krisar kalau ada waktu dan mumpuni

^Jangan bangunkan kucing yang tidur, kalau lo nggak pingin dibantai habis!^
《Bathalyer Bagaskara Arganesa》

5 menit yang lalu ...

Pagi ini kelas 12 IPS 2 melakukan praktek berkebun atau bisa dibilang membantu bu Hesti membersihkan tamam di depan halaman SMABA.

Semua terlihat antusias, sampai terdengar suara deruan motor mendekati gerbang SMABA. Satpam mencoba menghentikan jalan sekelompok cowok badass dengan penampilan urak-urakan.

Mata elang Fiya mengamati identitas yang menempel di jaket mereka.

'Cobra,'

Panik, satu kata yang bisa dikatakan ketika melihat gerombolan cowok itu berhasil membobol gerbang SMABA secara paksa.

Semua murid berlari menjauh, kecuali bu Hesti yang belum menyadari kedatangan mala petaka itu.

"KELUAR LO GAS!!" teriak cowok jangkung dengan lantang. Dia Aksara Badarico Sanjaya, the leader of Cobra yang dikatakan si pengecut musuh bebuyutan Neurosion.

Bu Hesti selaku guru berdiri di garda terdepan untuk melindungi anak-anak muridnya. Meski jujur ia tengah ketakutan.

Namun sebelum itu, sosok anak muridnya yang tidak terduga akan tindakannya yang berdiri sebelum dirinya. Muridnya yang satu ini terkenal pendiam dan cukup bertahan di zona nyaman, tapi kini dirinya berdiri sebagai benteng.

Muridnya itu adalah Fiya.

"Banci lo!!" makinya tanpa ada rasa takut di matanya, "Beraninya sama cewek!!"

"Minggir atau gue buat lo nyesel!!" ancam Rico lalu berpikir sejenak, bagaimana kalau ia mengacau? Pasti satpam sekolah ini akan keluar. Satpam yang ia maksud adalah Bagas dan atek-ateknya.

PLAKK!!

Satu tamparan keras berhasil membuatnya jatuh tersungkur. Padahal ia hanya ingin melindung guru serta teman-temannya. Sungguh memalukan!

"Dasar amatiran!" maki Rico, sosok yang selalu membenci Neurosion dan semua yang terikat dengannya.

Dengan tampilannya yang bisa dibilang urak urakan, ia memimpin satu pasukannya untuk menyerbu Neurosion. Jangan pernah tertipu dengan wajahnya, meski tampan tapi perilakunya tidak jauh berbeda dengan binatang.

Suara tawa kemenangan para anggota Cobra sangat mengganggu alat pendengarannya.

"Kamu jangan kurang ajar! Atau saya lapor polisi!" ancam bu Hesti, sayangnya hal itu tidak akan berpengaruh bagi biadap seperti Rico.

"Slow bu, kita nggak jahat kok. Kita ini murid yang baik," ujar Rico.

Sebelum tangan kotor Rico menyentuh Bu Hesti, seseorang dengan sigap menghadang laju tangan Rico. Dari balik kepalan tangan itu terlihat tatapan tajam tengah memandang dirinya.

"DIAA?!" kejut Aril.

Tubuhnya berdirik tegak, tatapannya yang tajam sanggup mengintimidasi siapa saja yang berani membangunkan singa tertidur. Rambut yang selalu terikat kini terurai diterpa angin sepoi-sepoi.

Dalam sekejap ia memutar tubuh Rico hingga melayang dan jatuh ke tanah, membuat bulu kuduk seketika berdiri.

"LEMAH!!" pekik Fiya menatap Rico yang kini mengerang kesakitan di bawah kakinya.

Pandangannya beralih pada anggota Cobra yang masih mempunyai nyali untuk melawannya. Sedangkan Rico hanya pasrah saat kaki Fiya meminjakkan diri tepat di dadanya.

Dari kejahuan The Fife Inner of Neurosion dibuat tercengang dengan perbuatan Fiya yang sangat mengejutkan.

Dhani mengankat sudut bibirnya sembari berdacak, Faul dan Arya siap kebakaran jenggot, Aril sibuk dengan lamunannya, sepertinya samudra memorinya tengah di aduk.

Sedangkan sang Leader hanya menyandarkan tubuhnya dibawah pohon rindang sembari melipat tangannya di dada.

"Menarik," gumam Bagas sembari tersenyum sinis.

¤¤¤¤

"Anjjjiiirrr ... lo hebat banget Fiya!!" girang Lia, saat sobat karibnya ini berhasil mengusir musuh bebuyutan SMABA.

"Gue nggak nyangka, sahabat gue yang pendiam ini ganas banget, macak polos lo!" sanjung Bila, sedangkan Fiya hanya bisa tersenyum sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Hmm, 2 in." sahut Kiki membuat Fiya ingin menonyor indah kepalanya itu.

"Terima kasih ya Fiya." tutur Bu Hesti pada keberanian muridnya ini.

"Sama-sama bu," balasnya dengan seyuman, meski ia sedikit menahan emosinya yang hampir meluap.

Lion datang mendekat pada Fiya. Ia memberi ikat rambut yang jatuh saat Fiya tertampar oleh Rico.

"Thanks," sahut Fiya menerima ikat rambut miliknya.

"Lihat belakang lo!" bisik Lion dan langsung di turuti olehnya.

Saat Fiya mengalihkan pandangan, ia langsung berhadapan dengan tajamnya tatapan Bagas. Entah mengapa firasat Fiya mengatakan bila sebentar lagi hidupnya tidak akan tenang.

Perlahan ia menurunkan pandangannya dan mengikat kembali rambutnya yang terurai. Meski suasana terasa senang, tapi jujur, Fiya merasa ingin meninggalkan tempat ini.

¤¤¤¤

HADUHHH BAHAYA BAHAYA BAHAYAA!!! CEWEK KALAU UDH NGAMUK ITU SEREM BANGET.

SAMPEK SEGITUNYA YAA

BTW DHANI BARU DI CHAPTER INI SENYUM, TAPI APA LANGKAH BAGAS SELANJUTNYA.

KALAU DI LIHAT DIA KYK BERPIKIR DARI SUDUT PANDANG YG LAIN

HMMM, KYK NYA HARUS LANJUT KALAU NGGAK MAU OTAK BERPIKIR KERAS.

LANJUTTTT ...

BAGASKARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang