☣️BAB 5☣️

4.2K 267 3
                                    

♡[24/02/2K22]♡

Haduhh .. Naa heran deh, pembaca kok makin nggak ada gini yaa ..

Apa Naa kurang promosi ya? Hmm. Bingung juga kalay gini hehehe ...

^Kesederhanaan tidak membuat seseorang menjadi hina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^Kesederhanaan tidak membuat seseorang menjadi hina.^
《Satisfya Akira Kirana》

SMA EXPRO BHAYANGKARA terasa sepi semenjak bel pulang berbunyi 30 menit yang lalu. Namun Fiya akan pulang jika parkiran sudah sepi. Alasannya sederhana, ia tidak terlalu menyukai keramaian.

Terlebih lagi kendaraannya motor tenaga manusia (Ontel) tidak menimbulkan suara bising. Walaupun terkadang terhalang dengan berbagai berbagai masalah yang tersumbat.

Satu kebiasaan Fiya yang patut menjadi contoh baik, ia pantang menaiki sepedanya sebelum sampai di depan gerbang. Menurutnya, itu adalah satu norma kesopanan, meski kendaraannya tidak menimbulkan suara bising.

Sesampainya di depan gerbang, Fiya melihat bochil menyebrang asal-asalan. Dengan kecepatan 5G ia berlari dan memeluk anak kecil itu, hingga tersungkur ke tepi jalan.

"Kamu nggak papa, dek?" tanya Fiya pada anak yang kini tengah menangis sembari memeluk erat tubuhnya.

Fiya mengusap air mata yang keluar dari matanya, "Udah, udah, jangan nangis ya," lanjutnya.

"Hikss ... tapi, tapi, tangan kak-kakk?" tanyanya sembari menangis tersengguk-sengguk.

"Hei, kakak nggak papa, kok." hibur Fiya padahal ia merasa tangannya kembali sakit akibat cederanya tempo hari.

Tak berselang lama, seorang wanita setengah baya merangkul anak kecil itu seraya menanyakan keadaannya.

"Makasih ya, Nak," ucap ibu itu.

"Iya bu, sama-sama. Kalau begitu saya permisi." pamit Fiya sembari beranjak pergi.

Setelah itu, Fiya mengambil sepedanya yang sempat jatuh dramatis akibat panik. Untuk sesaat ia merasa bila ada yang tengah mengawasi dirinya.

'Mungkin cuma perasaan doang,' gumam Fiya saat melihat keadaan sekitar.

¤¤¤¤¤

Setelah berkilo-kilo meter Fiya menggayuh sepeda. Akhirnya ia sampai di sebuah rumah kecil dan amat sederhana.

Kedatangannya di sambut hangat oleh dua gadis lucu dan seorang ibu rumah tangga. Keakraban mereka saja sudah cukup menjadi bukti nyata sebuah keluarga kecil yang bahagia.

Senyuman serta kehangatannya begitu terpancar. Sama sekali tidak ada kehidupan keras, mungkin hanya keterbatasan ekonominya sahaja.

Bagaimana cewek sederhana dan polos itu sanggup bertahan di dunia kekerasan? Itulah yang dipikirkannya.

"Lo dimana?"

"Markas,"

¤¤¤¤¤

HAYYOOO ... KALIAN YG BELUM PENCET VOTE LANGSUNG YOKK

BIAR NAA MAKIN SEMANGAT NIHHH ..

BTW UDH ADA YANG NDUGA SIAPA YANG BUNTUTI FIYA?

HEHEHE ... LANJUT SCROOLL ...

BAGASKARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang