Spanduk sebesar lebih dari 3 meter menjemput pandangan mata kami, warnanya berlatar biru dongker kemudian dibeberapa sisi terdapat perpaduan antara warna biru mudah dan kuning cerah, tulisan "Lomba Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional 2023" terpampang jelas dengan ukuran font yang cukup memanjakan mata. Aku tersenyum secerah cuaca hari ini, mentari bersinar mengisi cahaya bumi untuk mendampingi kegiatan final hari ini supaya berjalan dengan lancar. Iya, Zero masuk 5 besar. Hari ini aku, teman-temanku dan teman-teman Zero datang berombongan untuk memberi semangat sampai titik habis perjuangan Zero. Hari terakhir kegiatan lomba, semua peserta yang masuk 5 besar diperbolehkan membawa dukungan sebanyak-banyaknya, sebagai bentuk dorongan semangat karena sudah bertahan sampai dititik yang banyak orang menginginkannya tapi tidak seluruhnya bisa beruntung.
Kali ini Smk Raga Jaya yang menjadi tuan rumah, aku terpesona begitu melewati gerbang dan mendapati gedung sekolah berbentuk huruf L yang kalau aku tidak salah hitung ada 8 lantai, di depannya terbentang lapangan rumput yang menjadi tempat berlangsungnya sebagian perlombaan lalu separuhnya terisi bazar penjual makanan dan oleh-oleh yang bersekat-sekat. Aku baru tau, kalau ternyata bukan lomba masak saja yang diadakan. Rupanya perlombaan yang Zero ikut sertakan adalah pertandingan mencapai prestasi menoreh karya sebagai upaya keberhasilan pendidikan. Untunglah acara berlangsung di Smk Raga Jaya sehingga Zero tidak harus keluar kota karena jaraknya masih bisa ditempuh walaupun memakan waktu sampai 2 jam.
Dua hari tanpa Zero, rasanya celengan rindu sudah penuh. Pulang sekolah kami langsung buru-buru berangkat, teman-teman Zero mengendarai motor agak mengebut supaya kami tidak terlambat dan sampai setengah jam lebih cepat, untungnya final lomba memasak mendapat jadwal sore sehabis ashar untuk mencukupi padatnya kegiatan. Aku mengitari pandangan ke seluruh penjuru untuk menemukannya, dari sekian banyaknya orang hanya satu yang aku cari-cari untuk menumpahkan biang rindu. Mataku langsung bersinar begitu mendapati seorang pria tampan berseragam chef menghampiri kami, penampilannya semakin berwibawa dan mampu menarik keingananku untuk mendekapnya dengan erat, sayangnya waktu dan situasi tidak mendukung.
"Halo chef ganteng!" sapaku dengan lirikan manis, membuat senyum Zero merekah lebar.
Neisha dan Dame berlagak sok ingin muntah mendapati perlakuanku yang tiba-tiba seperti cewek genit butuh perhatian, sedang Firza, Dewa, Roby, Max, Loe, dan Rio tidak terlalu meribetkan dan tetap santai. Biasalah, perempuan selalu senang kasih respon yang agak berlebihan untuk menghidupkan suasana.
"Sha, i miss you."
Aku tersipu malu, sekarang giliran teman-teman Zero yang meledek secara bergilir. Rupanya mereka juga bisa memberi respon meriah, dugaanku satu detik lalu salah.
"Asha doang yang dirindu?"
"Brengsek. Gak rindu geng ribut?"
"Bawang lupa kulitnya!"
"Sok manis, biasa juga tawar."
"Lebay, aduh!"
Aku dan Zero tertawa senang, pertemuan ini cukup memecahkan celengan rindu.
"Kalian sudah sampai dari tadi?"
"Barusan. Sekitar 10 menit." balas Roby si gondrong mewakili.
"Lombanya satu jam lagi, kalian langsung ke tempatnya saja."
"Dimana?"
"Di aula, lantai 5 ruang paling ujung. Nanti kalian masuk ke gedung dari sebelah sana, ada yang arahin." tunjuk Zero pada gedung bagian kiri yang terpampang dua pintu lebar seolah memang menunjukkan bahwa itu memang tempat masuk.
"Tidak di lapangan, Zer?" selaku.
"Ada final fashion show, hasil jahitan para desainer peserta lomba juga. Waktunya bentrok sama lomba masak, jadi dibagi."

KAMU SEDANG MEMBACA
ZERO [Completed]
Fiksi RemajaAsha: "Aku mencintai sahabatku sendiri. Seharusnya tidak begini, karena hatinya bukan untukku." Zero: "Ela, pacarku. Mereka memperkosanya. Mereka merenggut kecerian, keberanian, dan kewarasan jiwanya." Luka adalah bagian dari perjalanan hidup. Kehad...