Juara

22 1 0
                                    

Wajahnya bersinar, senyumnya merekah, tubuhnya berdiri tegap tapi masih merendahkan hati. Zero juara. Bukan yang pertama, tapi peringkat dua. Begitupun, Zero tetap menjadi juara dihati kami semua. Khususnya aku. Hasil masakannya hanya kalah 5 poin dengan sang juara pertama, ayam panggang bumbu rujak Zero masih tertinggal dengan rendang daging sapi khas padang. Kami mencoba mendekati Zero setelah acara penerimaan hadiah selesai dan kamera yang menyorotnya perlahan hilang dari pandangan. Laki-laki itu menjadi bintang hari ini, jadi kami harus menunggu sebentar supaya dapat bicara dengannya.  

Setelah urusan Zero selesai dengan para juri, keluarganya, guru-guru, peserta lomba lain, panitia kegiatan, barulah giliran kami sang remaja berjiwa pancasila yang sabar mengantri mendapat giliran. Zero datang masih dengan mengenakan seragam chef, tapi sekarang terdapat lampiran selempang bewarna hitam pekat melingakari dada bidangnya, ukiran tulisan juara berwarna emas memberikan kesan sederhana yang elegan. Zero terlihat semakin tampan berlipat-lipat. Apalagi tangannya menggenggam erat trofi kejuaraan yang bersinar dan berkilau layaknya benda antik yang berharga, membuat Zero kelihatan lebih gagah dan berkarisma. 

Kami semua memberikan ucapan selamat, Zero membalas dengan keramahan yang mengindahkan. Dia mengatakan kalau semua pencapaian yang diraih juga berkat kerja sama dan dukungan dari kami, dia bahkan menyanggupi permintaan geng ribut untuk traktir makan-makan. Aku kagum sendirian melihat keseruan yang tersaji di depan mata. Zero dan teman-temannya terlalu kompak seolah jiwa mereka sudah menyatu, perpaduan sifat yang berbeda bukan menjadi halangan justru menambah poin kekuatan untuk saling melengkapi. Mereka bahkan berencana untuk naik gunung untuk mengibarkan kemenangan. Untuk hal ini aku tidak lagi terkejut, aku sudah mengenal hobi Zero dan teman-temannya yang senang dengan alam.

Tidak mau kalah dengan yang lain, kami turut foto bersama. Rio bergairah dalam hal ini, karena semakin banyak dokumentasi yang bisa dimasukkan dalam akun geng ribut, maka pengikut akan bertambah seiring berjalannya waktu. Dengan itu kesempatannya untuk mencari mangsa akan semakin terbuka, aku berharap teman Zero yang satu ini menemukan cinta sejati supaya berhenti memainkan banyak hati. 

Pertama-tama kami foto bersama Zero dengan meminta tolong seorang pria sebaya kami yang melintas dihadapan. Zero berada tepat ditengah sedangkan kami mengerubuninya dengan teratur membentuk barisan setengah huuruf U.  Selanjutnya Zero foto bersama teman-temannya, mereka menggunakan banyak gaya sesuai arahan Rio. Mulai dari gaya yang formal, kemudian masing-masing tangan membentuk simbol mantap, beralih semua mata berpura-pura memandang Zero, sampai pada menggotong Zero bersama-sama menjemput udara. Terakhir, yang paling spesial aku dan Zero foto bersama. Aku menyiapkan senyum paling manis supaya bisa mengiringi ketampanannya, kami harus menjadi pasangan serasi yang paling bahagia di dunia.

"Zer, selamat, ya. Aku senang."

"Terima kasih. Ini piala kita, Sha."

Aku tertawa mendengarnya. Zero meminta supaya aku turut menggenggamnya, jadi kami berdua foto dengan trofi kejuaraan ditengah-tengah. Seolah benda berharga ini juga menjadi bagian dari bukti kisah cinta kami yang saling mendukung satu sama lain.

Ketika kami hendak mendekati Rio untuk melihat hasil fotonya, tiba-tiba mama Zero datang tergopoh-gopoh dengan binar keceriaan yang terpatri jelas dimatanya. Aku masih menyimpan senyum.

"Zer, gimana tawarannya? Itu bagus, loh!"

Zero mengelus lengan mamanya meminta untuk bersabar sebentar, "Kan, Zero sudah bilang. Nanti kita bicarakan, ma."

"Iya. Tapi kesempatan bagus jangan di sia-siakan!"

"Mama sendiri yang bilang, kalau soal pendidikan Zero bisa pilih sendiri. Supaya belajarnya nyaman, iyakan?"

Mamanya mencubit gemas pipi Zero, membuat aku dan teman-teman lain juga turut gemas karena tidak mengerti arah pembicaraan mereka tapi tidak berani menyela. "Pokoknya kamu harus pikirin matang-matang."

ZERO [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang