4. Bertemu

12.9K 588 9
                                    


"Sepertimu yang ku cari, konon aku juga.. seperti yang kau cari"

.
.
.
.

Happy Reading!

*****

"Sumpah, satu hari sekolah di sana gue berasa mau mati anjir! Gak kuat!"

Kedua orang berbeda jenis kelamin terlihat tertawa mendengar ucapan Sheila yang sangat tidak difilter.

"Emang semengerikan itu, La?" tanya Susy dengan nada sedikit ngeri. Membayangkan Sheila yang hobi membuat ulah lalu tiba-tiba frustasi begini tidak bisa di perkirakan bagaimana keadaan disana.

"Ya lo pikir aja, dateng-dateng langsung di periksa seragam sama atributnya."

Sheila menumpukan kepala di atas meja sambil menghela nafas.

"Sabar ya, beb. Namanya juga penyesuaian," ucap Ardan sambil mengelus lembut rambut Sheila membuat Susy menggeleng pelan.

"Gue capek. Apalagi OSIS sialannya. Gila, disana diagungkan banget."

Susy dan Ardan saling tatap dan meringis pelan, Mereka sangat tahu jika dari dulu Sheila sangat membenci OSIS.

Penyebabnya ya simpel. OSIS adalah para murid tukang ngadu yang namanya sangat dibanggakan oleh guru maupun guru BK.

Jadi Setiap Sheila membuat ulah pasti mereka melaporkan ke guru dan berakhir Sheila dihukum.

Sangat menyebalkan! Padahal yang membuat ulah bukan hanya dirinya, namun Sheila merasa terus diawasi oleh mereka.

"Terus apalagi yang buat lo gak betah, La?" tanya Susy masih ingin tahu.

Sheila mengigit bibirnya, ia bingung apakah harus mengatakan tentang Gibran atau tidak pada mereka. Karena mereka dulu juga pernah dekat dengan Gibran.

Namun suara Ardan mengurungkan niat Sheila.

"Itu bukannya salah satu murid Bina bangsa?"

Sheila menoleh dan seketika matanya melebar sempurna melihat murid yang dimaksud itu.

Sialan! Itu OSIS inti. Sedang apa mereka disini? Sheila menepis pertanyaan bodohnya, tentu saja mereka bisa disini karena tempat ini adalah tempat umum.

"La, lo gapapa kalo mereka disini?" tanya Susy menatap Wajah Sheila prihatin.

"Ya gapapa kali, lagian kan ini udah jam pulang. Jadi murid bebas mau ngapain aja," celetuk Ardan yang mendapat senyuman senang dari Sheila.

"Thanks, Baby."

Ardan mengangguk sambil menggigit pipi bagian bawahnya dan menunduk membuat Susy menatapnya horor.

Kamvret! Mengapa Susy bisa betah berteman dengan orang prik macam mereka.

"Eh, tapi La. Mereka kok ganteng-ganteng banget yak?"

Sheila memutar bola mata malas, setiap orang pasti akan berkomentar seperti itu saat melihat mereka. Benar-benar menyebalkan.

"Ganteng doang sukanya hukum orang."

INEFFABLE (End + Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang