"Untukmu aku akan bertahan, sekuat apapun ujian yang menerpa."
***
Happy Reading semua!
***
Suara langkah kaki menggema disebuah gedung kosong itu. Siluet dari tubuh tinggi nan atletis membuat siapapun merasa tidak ingin mencari masalah dengannya.
"Mereka ada di dalam tuan," ujar Seorang pria dengan setelan hitam yang berjaga di depan sebuah pintu.
Laki-laki itu mengangguk. Wajah tampan nan rupawannya terlihat datar tanpa ekspresi.
Kakinya masuk ke dalam dan seketika beberapa orang di dalam terlihat menunduk menyapa.
Leon Skala Pradipta. Ia tersenyum tipis melihat pemandangan didepannya. Dua orang terlihat terikat dengan keadaan yang babak belur dengan wajah penuh darah.
"Sudah puas main-main dengan saya?" tanya Leon dengan nada dingin.
Leon tau betul siapa mereka.
Tatapan matanya tertuju pada Seorang laki-laki yang sudah terlihat sekarat. Dia orang yang hampir menabrak Sheila.
Satunya lagi menatap Leon dengan wajah takut. Dia adalah paparazi yang sudah membuat Sheila salah paham.
Leon mendekat ke mereka dan berjongkok. Tatapan tajamnya membuat Dua orang itu terintimidasi.
"Saya bahkan belum menyentuh kalian."
Leon tersenyum miring. Ia menyentuh tepat di nadi laki-laki yang sudah sekarat itu membuat mata yang semula terpejam itu terbuka.
Leon tidak perlu menggunakan senjata untuk mematikan lawan. Ia hapal beberapa titik vital seseorang. Hanya tinggal tekan saja, nyawa bisa melayang.
"Katakan," desis Leon sambil menekan jarinya. Ia tidak akan membiarkan orang yang hampir mencelakakan istrinya baik-baik saja.
"Siapa yang memerintahkan kalian!"
Argh
Leon menyeringai melihat wajah kesakitan itu.
"Saya hanya butuh waktu beberapa menit untuk menghilangkan nyawa kalian."
Salah satu tawanan itu meludah dengan cairan merah yang ikut keluar.
"Lo pikir gue bakal kasitau?!"
Leon menggeram, Ia menendang Dada Orang itu dengan sepatu pantofelnya membuat dia terbatuk-batuk.
"Jangan mengulur waktu," tekan Leon.
"Kita gak sebodoh itu! Gue tau dengan atau tanpa kita kasih tau, Lo bakal bunuh kita!" ucap orang satunya dengan nada kesal. Ia tau hidupnya tidak akan lama.
Leon terkekeh sarkas. Ia mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya.
"Mau main-main lagi rupanya," gumam Leon sambil menatap Pisau kecil di tangannya.
***
"Lo mau kemana?"
Sheila menatap Aneh seorang gadis yang sudah rapih dengan Koper di samping tubuhnya. Gadis itu adalah Tania.
"Gue? Mau diasingkan karena gak becus jaga Lo," ucap Tania sambil menghela nafas. Ia menepuk bahu Sheila pelan dan tersenyum kecil.
"Terimakasih karena Lo udah mau nampung gue, dan maaf karena gak bisa jagain Lo."
Tatapan mata Tania turun ke perut Sheila yang mulai membuncit.
"Kayaknya kalian harus ngomongin soal Homeschooling."
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE (End + Revisi)
Ficção AdolescenteLeon Skala Pradipta, seorang cowok yang memiliki segala definisi kata sempurna, dari paras, sikap dan otaknya harus mengalami suatu peristiwa yang merubah hidupnya. Sheila Zevanya Andromeda, seorang gadis keras kepala dan pembangkang namun cantik it...